17 Februari 2015

Kristus Bukan untuk Disangsikan Manusia


Injil di hari kemarin menampilkan kesangsian orang-orang Farisi akan Yesus. Hari ini, dalam nada-nada yang sama, para murid Yesus, yang hidup denganNya, yang menyaksikan dengan mata dan telinga segala sesuatu yang dilakukanNya, pun memiliki sifat yang sama seperti orang-orang Yahudi. Atas kesangsian para murid itu Yesus menegur mereka.

Bahwasanya kamu punya mata tetapi sulit untuk melihat dan bahwasanya kamu punya telinga tetapi sulit untuk mendengar. Padahal yang dibuat oleh ALLAH terhadap manusia dan hidupnya sangatlah sempurna. Apa yang dibalas oleh manusia kepada ALLAH atas semua kebaikanNya? Jawaban yang paling sering didengar adalah kejahatan, yaitu melawan ALLAH dengan pikiran dan tindakannya yang keliru.

Saudara-saudaraku, kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Penyelamat kita satu-satunya. Wahyu ALLAH menjadi sempurna, utuh dan tak terbagi-bagi di dalam diriNya. Dialah Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia supaya semua orang yang hidup, hidup serupa denganNya. Dia pulalah yang mempersatukan kita dengan Bapa dan Roh Kudus supaya kita beroleh keselamatan kekal. Maka menyangsikan Kristus adalah ‘malapetaka’ bahkan kebinasaan bagi kita sendiri. Sebaliknya, mengakui Kristus sebagai Tuhan dan Penyelamat adalah modal kekudusan kita.

Kepada Gereja, Kristus menyerahkan tugas untuk menghimpun semua umat ALLAH yang tercerai-berai. Maka marilah kita menimba kekuatan dari Kristus sendiri dengan tidak menyangsikanNya melalui pikiran dan perbuaatan kita, supaya keselamatan menjadi milik semua orang. Sang pemazmur dengan bagus melukiskan: “Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan!” Kekudusan kita sebagai anggota Gereja, Tubuh Kristus, selalu menyangkut seluruh pikiran dan perbuatan dalam diri kita. Inilah jawaban kita untuk tidak menyangsikan Kristus dan berdamai dengan ALLAH.

Saldoku untukmu, Fr. IEF (Mengasihi Allah Tritunggal Mahakudus, Mengasihi Gereja Katolik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar