8 Oktober 2012

‘YESUS SANG PENYELAMAT’


Catatan Kuliah Semester III - Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, 2010
Mata Kuliah : Kristologi 
Oleh: Fr. Ignasius Fernatyanan
Dosen Pembimbing : Pst. Drs. Julius Salettia, Pr

Sebuah studi Kristologis tentang gelar yang dialamatkan kepada Yesus Kristus

Pendahuluan
Gelar Yesus yang ingin dijelaskan di sini adalah ‘Penyelamat’ manusia, seperti yang diungkapkan dalam Kitab Suci. St. Darmawijaya mengatakan bahwa: “Tidak ada gelar Yesus yang lebih berharga dari gelar ini” karena itulah tugas utama yang menjadi kesimpulan akhir dari keberadaan Yesus di dunia ini. Yesus memang datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa yang membuat manusia tidak layak bertemu dengan Tuhan sendiri. Karena itu, misi utama-Nya yang sebenarnya adalah hendak mengantarkan kembali manusia ke hadapan Allah yang adalah Kudus adanya.
Gelar Yesus ini paling sering diungkapkan dalam sejarah Kekristenan. Orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah pembawa keselamatan yang diberikan Allah Bapa. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai perbuatan yang dituliskan dalam Injil, kabar baik. Perbuatan-perbuatan Yesus itulah yang mendorong orang-orang untuk menyebut-Nya sebagai sang Penyelamat, karena perbuatan-perbuatan-Nya adalah perbuatan yang menyelamatkan orang banyak.
Dalam menjalankan misi-Nya, Yesus melakukan perbuatan-perbuatan yang dikehendaki oleh Allah. Ini diperkuat lagi dengan perkataan-Nya sendiri bahwa Ia melakukan kehendak Bapa di surga. Ia menunjukan dengan jelas hal itu kepada manusia ketika tergantung di kayu salib. Tergantungnya Yesus di kayu salib bukana karena alasan lain melainkan ingin menunjukkan kepada manusia bahwa Ia hendak menyelamatkan manusia dari dosa dan terlebih karena ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa itu. Dengan demikian, peristiwa itu harus dipandang sebagai suatu peristiwa keselamatan bagi manusia dan berharap manusia menjadi sadar akan segala pengajaran dan perbuatan Yesus sewaktu masih hidup di dunia.
Saya tertarik dengan gelar Yesus ini karena saya yakin bahwa Yesus itu adalah Penyelamat bagi semua orang. Perbuatan-Nya dalam menyembuhkan orang-orang seperti yang dikisahkan dalam Kitab Suci telah memberi makna tersendiri bagi saya untuk mencari tahu tentang perbuatan-Nya itu. Karena itu, mari kita lihat bagaimanakah dua kata itu dalam Kitab Suci beserta maknanya pada teks itu dengan melihat pula bagaimanakah makna yang tersembunyi di balik gelar itu sendiri. Ada tiga hal utama yang hendak dibahas dalam karya ilmiah ini, yakni melihat teks-teks yang berbicara tentang gelar itu dan menemukan makna dari gelar itu sesuai dengan konteksnya masing-masing serta menemukan bagaimana gelar itu diwujud-nyatakan dalam kehidupan manusia. Juga makna gelar itu secara umum.

1.    Teks yang secara langsung menyentil gelar ini

No
PerjanjianLama
Perjanjian Baru
1
Hakim-hakim 3:9
Lukas 2:30
2
Hakim-hakim :15
Lukas  3:6
3
II Samuel 22:2
Kisah Para Rasul7:35
4
I Tawarikh 16:35

5
Mazmur 18:3
6
Mazmur 18:47
7
Mazmur 27:9
8
Mazmur 79:9
9
Mazmur 85:5
10
Mazmur 144:2












2.    Makna gelar Penyelamat dalam Konteksnya masing-masing
2.1 Perjanjian Lama
            Perjanjian Lama merupakan kitab yang berceritera tentang kisah sebelum kelahiran Yesus di dunia ini, meskipunsebenarnya Yesus telah ada jauh sebelumnya. Dalam Perjanjian Lama, banyak dikisahkan tentang tokoh-tokoh yang memiliki karakter, tugas dan pekerjaan yang mirip dengan Yesus, misalnya: Daud. Daud adalah seorang raja yang juga memerintah atas bangsa Israel. Ia banyak menyelamatkan bangsa Israel dari musuh-musuhnya. Perbuatannya itu dilakukan karena Allah berkenan padanya dan berpihak kepadanya. Pada bagian ini, akan disentil mengenai gelar Penyelamat yang sangat berhubungan dengan Daud sendiri, juga berhubungan dengan tokoh-tokoh yang lain. 

·      Hakim-hakim[1]
3:9 Lalu berserulah orang Israel kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan seorang penyelamat bagi orang Israel, yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb.
Situasi yang terjadi saat itu adalah orang Israel berbuat jahat terhadap Allah dengan menyembah allah lain. Karena itu, Allah menjadi murkah terhadap mereka dan menjual mereka kepada Kusyan-Risyatai,raja Aram-Mesopotamia dan orang Israel menjadi takluk di bawah raja itu selama delapan tahun. Melaluli cara itu, orang Israel pun jerah dan kembali kepada TUHAN dengan berseru kepada-Nya dan memohon pertolongan. Dalam kondisi seperti itu, TUHAN mengutus seorang penyelamat, yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb.
Di sini, Otniel berperan sebagai penyelamat bagi orang Israel. Penyelamat yang dimaksudkan adalah membebaskan orang Israel dari cengkeraman raja Kusyan-Risyatai dengan berperang melawan raja itu dan orang Israel pun bebas. Penyelamat di sini dilihat sebagai pahlawan dalam peperangan. 

·      Hakim-hakim
3:15 Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat yakni Ehud, anak Gera, orang Benyamin, seorang yang kidal. Dengan perantaraannya orang Israel biasa mengirimkan upeti kepada Eglon, raja Moab.
            Gelar ini muncul dalam teks ini karena orang Israel takluk di bawah Eglon, raja Moab yang memerintah atas orang Israel sendiri. Makna penyelamat dalam teks ini persis sama seperti yang diungkapkan dalam teks di atas. Ehud, anak Gera, orang Benyamin itu diberi gelar penyelamat karena ia membebaskan orang Israel dari tangan Eglon, raja Moab itu. Karena itu, penyelamat di sini berarti juga sebagai pahlawan bagi orang Israel dengan membunuh raja itu agar orang Israel menjadi selamat. 

·      II Samuel[2]
22:2Ia berkata: "Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamat-ku,
            Gelar penyelamat yang ditemukan dalam ayat ini sebenarnya ditujukkan kepada Allah. Gelar ini diserukan oleh Daud[3] kepada Allah karena Allah telah membebaskannya dari cengkeraman Saul dan semua musuhnya. Penulis kitab Samuel menjelaskan bahwa Allah telah menyelamatkan Daud dari kekerasan yang datang dari musuh-musuhnya sehingga Daud memberi gelar kepada Allah sebagai Penyelamat dan juga gelar-gelar lain seperti, benteng, perisai, gunung batu, dan sebagainya. Dalam konteks ini, gelar ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa Allah telah melindungi Daud dan tetap menjaga Daud dalam hal peperangan. Jadi, gelar penyelamat di sini lebih bernada politik. 

·      I Tawarikh[4]
16:35 Dan katakanlah: "Selamatkanlah kami, ya TUHAN Allah, Penyelamat kami, dan kumpulkanlah dan lepaskanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian kepada-Mu."
            Inilah rasa syukur yang disampaikan bangsa Israel kepada Allah. Dalam pengungkapan rasa syukur ini, terdapat seruan kepada Allah yang mengatakan bahwa Allah adalah Penyelamat bagi mereka. Sebelum teks ini, ada sebagian teks yang bercerita tentang kekalahan orang Filistin oleh raja Daud. Mungkin saja penyelamat yang dimaksudkan dalam sepenggal teks ini lebih dimaksudkan pada kemenengan bangsa Israel atas orang Filistin yang mereka anggap sebagai perbuatan Allah. Dengan kata lain, bangsa Israel menganggap bahwa kemenangan mereka atas bangsa Filistin adalah bantuan Tuhan sendiri. Karena itu, mereka menyebut Allah sebagai penyelamat mereka. Dengan demikian, gelar penyelamat di sini lebih mengarah pada penyelamat yang politik. Artinya, Allah telah menolong bangsa Israel dengan mengalahkan orang Filistin. Jadi, Allah menjadi Penyelamat mereka.

·      Mazmur
18:3 Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamat-ku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!
            Teks ini adalah pengulangan dari teks pada kitab II Samuel di atas. Penulis Mazmur sebenarnya hanya mengulangi apa yang telah dituliskan oleh penulis kitab II Samuel di atas. Ini adalah nyanyian Daud yang tujukan kepada TUHAN setelah Daud mengalami kemenangan atas musuh-musuhnya dan juga setelah Daud bebas dari cengkeraman Saul. Jadi, makna kata penyelamat di sini sama saja dengan makna penyelamat pada teks II Samuel yang telah diuraikan di atas. Bahwa TUHAN telah melindungi Daud dari musuh-musuhnya dan dari cengkeraman Saul sehingga Daud menyebut TUHAN sebagai penyelamatnya. Jadi, penyelamat di sini adalah penyelamat yang politis.

·      Mazmur
18:47 TUHAN hidup! Terpujilah gunung batuku, dan mulialah Allah Penyelamat-ku,
            Makna gelar penyelamat pada teks ini sama juga dengan makna gelar penyelamat yang ada dia atas karena teks ini masih menjadi bagian dari teks di atas. Di mana, semuanya merupakan bagian dari nyanyian syukur Daud kepada TUHAN. Karena itu, maknanya sama saja dengan makna yang di atas. TUHAN adalah Penyelamat bagi Daun dan bangsa Israel. Jadi TUHAN dipandang sebagai penyelamat yang politis. 

·      Mazmur
27:9 Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamat-ku!
            Ini merupakan nyanyian pujian yang ditujukan kepada TUHAN yang dilantunkan oleh Daud. Teks ini jelas karena sebelumnya pengarang Mazmur memberi keterangan bahwa yang dikutip pada bagian ini adalah atas nama Daud sendiri. Karena itu, semua yang ada pada bagian ini merupakan buah dari Daud sendiri. Daud menyebut TUHAN sebagai penyelamatnya karena memang ia merasakan perlindungan TUHAN teradap dirinya dalam peperangan melawan musuh-musuhnya. Pada kitab Samuel, banyak dikisahkan bahwa Daud dimenangkan dalam peprangan sehingga ia menyebut TUHAN sebagai penyelamatnya sendiri dan penyelamat atas bangsa Israel yang ia pimpin. Hal ini sangat sejalan dengan yang dituliskan pada kitab Samuel itu. Karena itu, gelar penyelamat yang ada pada teks ini sebenarnya menunjuk pada penyelamat yang politis pula. 

·      Mazmur
79:9 Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
            Teks ini berisikan sebuah seruan yang dilontarkan secara langsung oleh Asaf sekaligus sebagai permohonan.  Dalam permohonan ini, Asaf melihat Allah sebagai penyelamatnya. Maksud Asaf di sini adalah agar Allah mengampuni dosa-dosanya. Karena itu, ia menyebut Allah sebgai penyelamat yang rohaniah. 

·      Mazmur
85:5 Pulihkanlah kami, ya Allah penyelamat kami, dan tiadakanlah sakit hati-Mu kepada kami.
Teks ini termasuk dalam mazmur bani Korah. Sang pemazmur meminta kepada TUHAN untuk memulihkan bangsanya dan kemudian melanjutkan dengan menyebut TUHAN sebagai penyelamat mereka. Di sini, sang pemazmur tidak menyebut gelar penyelamat itu dengan jelas, apakah ia melihat TUHAN sebagai penyelamat yang politis atau penyelamat dalam konteks lain. Tetapi jika kita berpijak pada satu kesatuan mazmur itu, pada teks-teks sesudahnya, pemazmur berseru kepada TUHAN untuk tidak murka atas mereka, bani Korah (83:6). Pemazmur juga menyerukan kepada TUHAN agar menghidupkan mereka kembali sehingga mereka bersukacita kepada TUHAN. Dengan demkian, kita dapat memberi suatu pemahaman bahwa gelar penyelamat yang mereka sematkan kepada TUHAN adalah dalam hal kesejahteraan hidup mereka. Untuk itu, relasi mereka dengan TUHAN harus dipulihkan terlebih dahulu. Dengan beitu, gelar penyelamat di sini lebih menunjuk pada TUHAN yang mensejahterakan. 

·      Mazmur
144:2 yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamat-ku, perisaiku dan tempat aku berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku!
            Gelar penyelamat yang dipakai pada ayat ini lagi-lagi hendak menunjukkan bahwa TUHAN adalah penyelamat yang politis. Bagian teks ini termasuk seruan pujian Daud kepada TUHAN yang telah menolongnya dari musuh-musuhnya.

2.2    Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru tidak disebut secara langsung gelar itu. Tetapi ada ungkapan yang dengan jelas memaksudkan gelar itu sendiri. Misalnya, Simeon dan Yohanes Pembaptis yang melihat Yesus sebagai Penyelamat yang tentunya sesuai dengan konteks pemikiran mereka masing-masing. Istilah keselamatan yang diungkapkan itulah yang kemudian diteruskan dalam kehidupan Kekristenan. Bahwa Yesus diimani sebagai yang membawa keselamatan dan pada akhirnya Ia dilihat sebagai Penyelamat umat manusia. Lebih jelasnya, dapat dirinci sebagai berikut:

·      Lukas [5]
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu.
            Secara eksplisit Simeon meyebut Yesus sebagai Penyelamat yang datang dari Allah sendiri, yakni Yesus. Karena itu, Simeon rela untuk duduk dan menunggu kedatangan Penyelamat sampai matanya dapat melihat secara langsung Penyelamat itu. 

·      Lukas 
3:6 dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.
            Yohanes Pembaptis juga secara eksplisit menyebutkan Yesus sebagai Penyelamat bagi umat manusia. Yohanes menyerukan bahwa semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan sendiri, dan keselamatan itu adalah Yesus. Dengan demikian, Yesus dimaksudkan sebagai Penyelamat bagi semua orang. Dan Penyelamat itu akan dilihat oleh semua orang. 

·      Kisah Para Rasul[6]
7:35 Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? -- Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu.
            Meskipun gelar ini ada dalam Kisah Para Rasul, namun berisikan tulisan dari Perjanjian Lama. Di mana, Musa dilihat sebagai penyelamat bagi bangsa Israel. Jadi makna penyelamat di sini adalah sebagai penyelamat yang politis. Karena ia menyelamatkan bangsa Israel dari kekuasaan Firaun.

3.    Makna sentilan gelar Penyelamat
Yesus disebut sebagai Penyelamat karena memang Ia adalah pokok dari keselamatan itu sendiri, sama seperti yang diucapkan oleh Simeon ketika Yesus dipersembahkan di Bait Allah. (Lukas 2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-M).Simeon secara tidak langsung menyebut Yesus sebagai Penyelamat yang diutus oleh Allah kepada dunia. Demikian pula ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Yohanes melihat Yesus sebagai orang yang membawa keselamatan dari Allah dan itu disampaikan kepada orang banyak yang datang kepadanya (Lukas 3:6 dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan). Dengan begitu, banyak tokoh dalam Kitab Suci yang telah menyebut TUHAN sebagai Penyelamat umat manusia.
Mulai dari Perjanjian Lama sampai pada Perjanjian Baru, semuanya melihat TUHAN sebagai Penyelamat mereka. Memang ada pula gelar-gelar lain yang diberikan kepada TUHAN namun saat ini penulis hanya memaparkan tentang gelar Penyelamat yang merupakan inti dari pewahyuan TUHAN sendiri. Dalam Perjanjian Lama, Allah lebih kentara disebut sebagai Penyelamat yang membela bangsa Israel dalam sepak terjang peperangan. Begitulah maksud Allah mewahyukan diri kepada bangsa Israel. Karena kedegilan hati mereka maka Allah kerap kali menyerahkan bangsa Israel kepada bangsa-bangsa lain agar mereka percaya kepada Allah setelah mereka lepas dari tangan bangsa yang menguasai mereka. Bahwa yang menyelamatkan mereka dari tangan bangsa lain itu adalah Allah sendiri, TUHAN mereka. Dalam ketidak berdayaan bangsa Isreal, maka mereka menyerukan pertolongan dari TUHAN dan permohonan mereka didengarkan oleh TUHAN dan gelar peyelamat pun diberikan kepada TUHAN.
Pun dalam perjanjian Baru, bangsa Yahudi yang adalah turunan dari bangsa Isreal tetap belum mempercayai akan kehadiran TUHAN bagi mereka sebagai Penyelamat mereka. Karena itu, Yohanes Pembaptis pun menyerukan pertobatan di sungai Yordan agar berbalik kepada Allah. Juga ia menyerukan akan hadirnya Yesus sebagai pembawa keselamatan sejati bagi umat manusia. Orang yang mampu melihat Yesus sebagai Peyelamat adalah Simeon, ketika Yesus dibawa ke Bait Allah. Sebenarnya, penulis Injil Lukas hendak memperkenalkan kepada pebacanya bahwa Yesus adalah penyelamat dengan meletakkan kedua teks itu pada bagian awal Injilnya. Namun, yang terjadi adalah tidak semua orang yang Yesus jumpai dalam karyadan hidup-Nya belum mengenal siapa Yesus yang sebenarnya. Banyak yang menentang Yesus dan banyak pula yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan guru mereka.
Kehadiran Yesus itu sebenarnya adalah waujud dari Allah sendiri kepada umat-Nya. Yesus diutus oleh Allah untuk membawa keselamatan kepada umat pilihan-Nya sendiri. Namun, tanggapan yang diperoleh adalah penolakkan sekaligus sebagai penerimaan. Penolakkan itu berujung pada sengsaranya Yesus di kayu salib, yang sekaligus merupakan suatu tindakanpenyelamatan bagi manusia.
Gelar Penyelamat yang ada pada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru keduanya memiliki makna yang sama. Sama-sama merupakan maksud dan kehendak Allah dan pada akhirnya ditunjukkan langsung Penyelamat itu dalam Perjanjian Baru dalam Yesus Kristus. Dan Penyelamat itu sendiri ditujukan kepada manusia dan membebaskan manusia dari belenggu dosa.
Dalam injil, Yesus mengandalkan iman sebagai jalan untuk memperoleh keselamatan, hal ini berbeda dengan Yohanes Pembaptis yang mengandalkan baptisan. Bahwa dengan iman akan Yesus, maka manusia akan percaya juga kepada Bapa dan Roh Kudus akan menyertai orang itu. Di sinilah makna yang ada di balik penyelamatan itu. Yesus tampil sebagai Penyelamat dan mewartakan kerajaan Allah kepada manusia dengan maksud itu. Karena itu, iman akan Yesus Kristus tidaklah sia-sia, melainkan akan memperoleh keselamatan yang datang dari pada Allah sendiri.
           


[1]Buku   Hakim-hakim  berisi kisah-kisah dari suatu zaman dalam sejarah Israel  sebelum bangsa itu menjadi suatu kerajaan. Itulah zaman antara  pendudukan Kanaan dan berdirinya kerajaan Israel. Kisah-kisah  tersebut adalah mengenai hal-hal yang dilakukan oleh  pahlawan-pahlawan bangsa. Mereka lazimnya disebut hakim, tetapi  kebanyakan dari mereka sebenarnya adalah pemimpin-pemimpin militer,  dan bukan hakim menurut arti yang biasa. Salah seorang dari para  pahlawan itu, yang sangat terkenal, ialah Simson. Kisahnya  terdapat dalam pasal 13--16.
Ajaran utama dari buku ini ialah bahwa hanya dengan setia kepada Tuhan, umat Israel dapat bertahan terus; tetapi bila mereka meninggalkan Tuhan, mereka selalu mendapat kesukaran besar. Namun dalam masa yang demikian pun Allah selalu bersedia menolong umat-Nya apabila mereka bertobat dari dosa-dosa mereka dan beribadat kepada Allah.
[2]Buku   I Samuel  adalah sambungan dari Buku II Samuel.  Buku ini memuat sejarah pemerintahan Raja Daud, mula-mula  atas Yehuda di sebelah selatan Palestina (pasal 1-4), kemudian  atas seluruh negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal 5-24).  Dalam buku ini diceritakan dengan jelas dan menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya. Ia harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik di dalam maupun  di luar negeri. Daud digambarkan sebagai orang yang sangat  beriman, taat dan setia kepada Allah, juga sebagai orang yang  mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia digambarkan juga  sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan yang tidak segan  melakukan dosa-dosa besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya  dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya  oleh Natan, nabi Allah, Daud mengakui dosa-dosanya itu dan dengan  rela menerima hukuman dari Allah.
[3]Raja Israel yang kedua yang mempersatukan seluruh bangsa dan membuat kota Yerusalem menjadi ibukotanya di mana tabut perjanjian Tuhan ditempatkan (2Sam. 5-6). Kepada anaknya (bdk. anak Daud) dijanjikan Tuhan takhta yang kokoh dan kekal (2Sam. 7).
[4]Buku I dan II Tawarikh  sebagian besar berisi kejadian-kejadian yang telah  diceritakan dalam buku Samuel dan buku Raja-raja. Tetapi di dalam  buku Tawarikh kejadian-kejadian itu diceritakan dari segi  pandangan lain.
[5]Buku Kabar Baik oleh  Lukas mengemukakan Yesus sebagai Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah untuk Israel dan untuk seluruh umat manusia. Dalam bukunya ini Lukas menulis bahwa Yesus telah diberi tugas oleh Roh Tuhan untuk menyiarkan Kabar Baik dari Allah kepada orang miskin. Kabar Baik ini penuh dengan perhatian terhadap orang-orang dengan berbagai-bagai kebutuhan. Nampak pula suatu nada sukacita dalam buku  Lukas ini, terutama pada pasal-pasal pertama mengenai kedatangan Yesus, kemudian pada bagian penutupnya juga mengenai terangkatnya Yesus naik ke surga. Kisah tentang tumbuhnya dan tersebarnya agama Kristen setelah Yesus naik ke surga diceritakan juga oleh penulis buku ini di dalam buku  Kisah Rasul-rasul.
[6]Kisah Rasul-rasul  adalah lanjutan buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas.  Tujuan utama   Kisah Rasul-rasul  ini ialah menguraikan mengenai bagaimana pengikut-pengikut  Yesus -- dengan pimpinan Roh Allah -- menyebarkan Kabar Baik  tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan  sampai ke ujung bumi" (1:8). Buku ini adalah cerita tentang  pergerakan Kristen yang dimulai di antara orang Yahudi lalu  meluas menjadi suatu agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini  merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang  Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif terhadap kerajaan  Roma, tetapi bahwa agama Kristen merupakan penyempurnaan agama  Yahudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar