Catatan Kuliah Semester III - Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, 2010
Mata Kuliah : Kristologi
Oleh: Fr. Ignasius Fernatyanan
Dosen Pembimbing : Pst. Drs. Julius Salettia, Pr
…Sebuah
studi Kristologis tentang gelar yang dialamatkan kepada Yesus Kristus…
Pendahuluan
Gelar Yesus yang ingin dijelaskan di sini
adalah ‘Penyelamat’ manusia, seperti yang diungkapkan dalam Kitab Suci. St.
Darmawijaya mengatakan bahwa: “Tidak ada gelar Yesus yang lebih berharga dari
gelar ini” karena itulah tugas utama yang menjadi kesimpulan akhir dari
keberadaan Yesus di dunia ini. Yesus memang datang untuk menyelamatkan manusia
dari dosa yang membuat manusia tidak layak bertemu dengan Tuhan sendiri. Karena
itu, misi utama-Nya yang sebenarnya adalah hendak mengantarkan kembali manusia
ke hadapan Allah yang adalah Kudus adanya.
Gelar Yesus ini paling sering diungkapkan dalam sejarah
Kekristenan. Orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah pembawa keselamatan yang
diberikan Allah Bapa. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai perbuatan yang
dituliskan dalam Injil, kabar baik. Perbuatan-perbuatan Yesus itulah yang
mendorong orang-orang untuk menyebut-Nya sebagai sang Penyelamat, karena perbuatan-perbuatan-Nya
adalah perbuatan yang menyelamatkan orang banyak.
Dalam menjalankan misi-Nya, Yesus melakukan perbuatan-perbuatan
yang dikehendaki oleh Allah. Ini diperkuat lagi dengan perkataan-Nya sendiri
bahwa Ia melakukan kehendak Bapa di surga. Ia menunjukan dengan jelas hal itu
kepada manusia ketika tergantung di kayu salib. Tergantungnya Yesus di kayu
salib bukana karena alasan lain melainkan ingin menunjukkan kepada manusia
bahwa Ia hendak menyelamatkan manusia dari dosa dan terlebih karena
ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa itu. Dengan demikian, peristiwa itu harus
dipandang sebagai suatu peristiwa keselamatan bagi manusia dan berharap manusia
menjadi sadar akan segala pengajaran dan perbuatan Yesus sewaktu masih hidup di
dunia.
Saya tertarik dengan gelar Yesus ini karena saya yakin
bahwa Yesus itu adalah Penyelamat bagi semua orang. Perbuatan-Nya dalam
menyembuhkan orang-orang seperti yang dikisahkan dalam Kitab Suci telah memberi
makna tersendiri bagi saya untuk mencari tahu tentang perbuatan-Nya itu. Karena
itu, mari kita lihat bagaimanakah dua kata itu dalam Kitab Suci beserta
maknanya pada teks itu dengan melihat pula bagaimanakah makna yang tersembunyi
di balik gelar itu sendiri. Ada tiga hal utama yang hendak dibahas dalam karya
ilmiah ini, yakni melihat teks-teks yang berbicara tentang gelar itu dan
menemukan makna dari gelar itu sesuai dengan konteksnya masing-masing serta
menemukan bagaimana gelar itu diwujud-nyatakan dalam kehidupan manusia. Juga
makna gelar itu secara umum.
1.
Teks
yang secara langsung menyentil gelar ini
No
|
PerjanjianLama
|
Perjanjian Baru
|
1
|
Hakim-hakim
3:9
|
Lukas
2:30
|
2
|
Hakim-hakim :15
|
Lukas 3:6
|
3
|
II Samuel 22:2
|
Kisah Para Rasul7:35
|
4
|
I Tawarikh 16:35
|
|
5
|
Mazmur 18:3
|
|
6
|
Mazmur 18:47
|
|
7
|
Mazmur 27:9
|
|
8
|
Mazmur 79:9
|
|
9
|
Mazmur 85:5
|
|
10
|
Mazmur 144:2
|
2. Makna gelar Penyelamat dalam Konteksnya masing-masing
2.1 Perjanjian Lama
Perjanjian
Lama merupakan kitab yang berceritera tentang kisah sebelum kelahiran Yesus di
dunia ini, meskipunsebenarnya Yesus telah ada jauh sebelumnya. Dalam Perjanjian
Lama, banyak dikisahkan tentang tokoh-tokoh yang memiliki karakter, tugas dan
pekerjaan yang mirip dengan Yesus, misalnya: Daud. Daud adalah seorang raja
yang juga memerintah atas bangsa Israel. Ia banyak menyelamatkan bangsa Israel
dari musuh-musuhnya. Perbuatannya itu dilakukan karena Allah berkenan padanya
dan berpihak kepadanya. Pada bagian ini, akan disentil mengenai gelar
Penyelamat yang sangat berhubungan dengan Daud sendiri, juga berhubungan dengan
tokoh-tokoh yang lain.
·
Hakim-hakim[1]
3:9 Lalu
berserulah orang Israel kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan seorang penyelamat
bagi orang Israel, yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb.
Situasi yang
terjadi saat itu adalah orang Israel berbuat jahat terhadap Allah dengan
menyembah allah lain. Karena itu, Allah menjadi murkah terhadap mereka dan
menjual mereka kepada Kusyan-Risyatai,raja Aram-Mesopotamia dan orang Israel
menjadi takluk di bawah raja itu selama delapan tahun. Melaluli cara itu, orang
Israel pun jerah dan kembali kepada TUHAN dengan berseru kepada-Nya dan memohon
pertolongan. Dalam kondisi seperti itu, TUHAN mengutus seorang penyelamat,
yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb.
Di sini, Otniel
berperan sebagai penyelamat bagi orang Israel. Penyelamat yang dimaksudkan
adalah membebaskan orang Israel dari cengkeraman raja Kusyan-Risyatai dengan
berperang melawan raja itu dan orang Israel pun bebas. Penyelamat di sini
dilihat sebagai pahlawan dalam peperangan.
·
Hakim-hakim
3:15 Lalu
orang Israel berseru kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan bagi mereka seorang
penyelamat yakni Ehud, anak Gera, orang Benyamin, seorang yang kidal.
Dengan perantaraannya orang Israel biasa mengirimkan upeti kepada Eglon, raja
Moab.
Gelar ini muncul dalam
teks ini karena orang Israel takluk di bawah Eglon, raja Moab yang memerintah
atas orang Israel sendiri. Makna penyelamat dalam teks ini persis sama seperti
yang diungkapkan dalam teks di atas. Ehud, anak Gera, orang Benyamin itu diberi
gelar penyelamat karena ia membebaskan orang Israel dari tangan Eglon, raja
Moab itu. Karena itu, penyelamat di sini berarti juga sebagai pahlawan bagi
orang Israel dengan membunuh raja itu agar orang Israel menjadi selamat.
·
II Samuel[2]
22:2Ia
berkata: "Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamat-ku,
Gelar penyelamat yang
ditemukan dalam ayat ini sebenarnya ditujukkan kepada Allah. Gelar ini
diserukan oleh Daud[3]
kepada Allah karena Allah telah membebaskannya dari cengkeraman Saul dan semua
musuhnya. Penulis kitab Samuel menjelaskan bahwa Allah telah menyelamatkan Daud
dari kekerasan yang datang dari musuh-musuhnya sehingga Daud memberi gelar
kepada Allah sebagai Penyelamat dan juga gelar-gelar lain seperti, benteng,
perisai, gunung batu, dan sebagainya. Dalam konteks ini, gelar ini dimaksudkan
untuk menjelaskan bahwa Allah telah melindungi Daud dan tetap menjaga Daud
dalam hal peperangan. Jadi, gelar penyelamat di sini lebih bernada politik.
·
I Tawarikh[4]
16:35 Dan
katakanlah: "Selamatkanlah kami, ya TUHAN Allah, Penyelamat kami,
dan kumpulkanlah dan lepaskanlah kami dari antara bangsa-bangsa, supaya kami
bersyukur kepada nama-Mu yang kudus, dan bermegah dalam puji-pujian
kepada-Mu."
Inilah rasa syukur yang
disampaikan bangsa Israel kepada Allah. Dalam pengungkapan rasa syukur ini,
terdapat seruan kepada Allah yang mengatakan bahwa Allah adalah Penyelamat bagi
mereka. Sebelum teks ini, ada sebagian teks yang bercerita tentang kekalahan
orang Filistin oleh raja Daud. Mungkin saja penyelamat yang dimaksudkan dalam
sepenggal teks ini lebih dimaksudkan pada kemenengan bangsa Israel atas orang
Filistin yang mereka anggap sebagai perbuatan Allah. Dengan kata lain, bangsa
Israel menganggap bahwa kemenangan mereka atas bangsa Filistin adalah bantuan
Tuhan sendiri. Karena itu, mereka menyebut Allah sebagai penyelamat mereka.
Dengan demikian, gelar penyelamat di sini lebih mengarah pada penyelamat yang
politik. Artinya, Allah telah menolong bangsa Israel dengan mengalahkan orang
Filistin. Jadi, Allah menjadi Penyelamat mereka.
·
Mazmur
18:3 Ya
TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamat-ku, Allahku,
gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota
bentengku!
Teks ini adalah
pengulangan dari teks pada kitab II Samuel di atas. Penulis Mazmur sebenarnya
hanya mengulangi apa yang telah dituliskan oleh penulis kitab II Samuel di
atas. Ini adalah nyanyian Daud yang tujukan kepada TUHAN setelah Daud mengalami
kemenangan atas musuh-musuhnya dan juga setelah Daud bebas dari cengkeraman
Saul. Jadi, makna kata penyelamat di sini sama saja dengan makna penyelamat
pada teks II Samuel yang telah diuraikan di atas. Bahwa TUHAN telah melindungi
Daud dari musuh-musuhnya dan dari cengkeraman Saul sehingga Daud menyebut TUHAN
sebagai penyelamatnya. Jadi, penyelamat di sini adalah penyelamat yang politis.
·
Mazmur
18:47 TUHAN
hidup! Terpujilah gunung batuku, dan mulialah Allah Penyelamat-ku,
Makna gelar penyelamat
pada teks ini sama juga dengan makna gelar penyelamat yang ada dia atas karena
teks ini masih menjadi bagian dari teks di atas. Di mana, semuanya merupakan
bagian dari nyanyian syukur Daud kepada TUHAN. Karena itu, maknanya sama saja
dengan makna yang di atas. TUHAN adalah Penyelamat bagi Daun dan bangsa Israel.
Jadi TUHAN dipandang sebagai penyelamat yang politis.
·
Mazmur
27:9
Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan
murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah
meninggalkan aku, ya Allah penyelamat-ku!
Ini merupakan nyanyian pujian yang ditujukan kepada TUHAN yang
dilantunkan oleh Daud. Teks ini jelas karena sebelumnya pengarang Mazmur
memberi keterangan bahwa yang dikutip pada bagian ini adalah atas nama Daud
sendiri. Karena itu, semua yang ada pada bagian ini merupakan buah dari Daud
sendiri. Daud menyebut TUHAN sebagai penyelamatnya karena memang ia merasakan
perlindungan TUHAN teradap dirinya dalam peperangan melawan musuh-musuhnya.
Pada kitab Samuel, banyak dikisahkan bahwa Daud dimenangkan dalam peprangan
sehingga ia menyebut TUHAN sebagai penyelamatnya sendiri dan penyelamat atas
bangsa Israel yang ia pimpin. Hal ini sangat sejalan dengan yang dituliskan
pada kitab Samuel itu. Karena itu, gelar penyelamat yang ada pada teks ini
sebenarnya menunjuk pada penyelamat yang politis pula.
·
Mazmur
79:9
Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu!
Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu!
Teks ini berisikan
sebuah seruan yang dilontarkan secara langsung oleh Asaf sekaligus sebagai
permohonan. Dalam permohonan ini, Asaf
melihat Allah sebagai penyelamatnya. Maksud Asaf di sini adalah agar Allah
mengampuni dosa-dosanya. Karena itu, ia menyebut Allah sebgai penyelamat yang
rohaniah.
·
Mazmur
85:5
Pulihkanlah kami, ya Allah penyelamat kami, dan tiadakanlah sakit
hati-Mu kepada kami.
Teks ini
termasuk dalam mazmur bani Korah. Sang pemazmur meminta kepada TUHAN untuk memulihkan
bangsanya dan kemudian melanjutkan dengan menyebut TUHAN sebagai penyelamat
mereka. Di sini, sang pemazmur tidak menyebut gelar penyelamat itu dengan
jelas, apakah ia melihat TUHAN sebagai penyelamat yang politis atau penyelamat
dalam konteks lain. Tetapi jika kita berpijak pada satu kesatuan mazmur itu,
pada teks-teks sesudahnya, pemazmur berseru kepada TUHAN untuk tidak murka atas
mereka, bani Korah (83:6). Pemazmur juga menyerukan kepada TUHAN agar menghidupkan
mereka kembali sehingga mereka bersukacita kepada TUHAN. Dengan demkian, kita
dapat memberi suatu pemahaman bahwa gelar penyelamat yang mereka sematkan
kepada TUHAN adalah dalam hal kesejahteraan hidup mereka. Untuk itu, relasi
mereka dengan TUHAN harus dipulihkan terlebih dahulu. Dengan beitu, gelar
penyelamat di sini lebih menunjuk pada TUHAN yang mensejahterakan.
·
Mazmur
144:2 yang
menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamat-ku,
perisaiku dan tempat aku berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah
kuasaku!
Gelar penyelamat yang
dipakai pada ayat ini lagi-lagi hendak menunjukkan bahwa TUHAN adalah
penyelamat yang politis. Bagian teks ini termasuk seruan pujian Daud kepada
TUHAN yang telah menolongnya dari musuh-musuhnya.
2.2 Perjanjian
Baru
Dalam Perjanjian
Baru tidak disebut secara langsung gelar itu. Tetapi ada ungkapan yang dengan
jelas memaksudkan gelar itu sendiri. Misalnya, Simeon dan Yohanes Pembaptis
yang melihat Yesus sebagai Penyelamat yang tentunya sesuai dengan konteks
pemikiran mereka masing-masing. Istilah keselamatan yang diungkapkan itulah
yang kemudian diteruskan dalam kehidupan Kekristenan. Bahwa Yesus diimani
sebagai yang membawa keselamatan dan pada akhirnya Ia dilihat sebagai
Penyelamat umat manusia. Lebih jelasnya, dapat dirinci sebagai berikut:
· Lukas [5]
2:30 sebab mataku telah
melihat keselamatan yang dari pada-Mu.
Secara
eksplisit Simeon meyebut Yesus sebagai Penyelamat yang datang dari Allah
sendiri, yakni Yesus. Karena itu, Simeon rela untuk duduk dan menunggu
kedatangan Penyelamat sampai matanya dapat melihat secara langsung Penyelamat
itu.
· Lukas
3:6 dan semua orang akan
melihat keselamatan yang dari Tuhan.
Yohanes
Pembaptis juga secara eksplisit menyebutkan Yesus sebagai Penyelamat bagi umat
manusia. Yohanes menyerukan bahwa semua orang akan melihat keselamatan yang
dari Tuhan sendiri, dan keselamatan itu adalah Yesus. Dengan demikian, Yesus
dimaksudkan sebagai Penyelamat bagi semua orang. Dan Penyelamat itu akan
dilihat oleh semua orang.
·
Kisah Para Rasul[6]
7:35 Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang
mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? -- Musa ini juga telah diutus
oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah
menampakkan diri kepadanya di semak duri itu.
Meskipun gelar ini ada
dalam Kisah Para Rasul, namun berisikan tulisan dari Perjanjian Lama. Di mana,
Musa dilihat sebagai penyelamat bagi bangsa Israel. Jadi makna penyelamat di
sini adalah sebagai penyelamat yang politis. Karena ia menyelamatkan bangsa Israel
dari kekuasaan Firaun.
3.
Makna
sentilan gelar Penyelamat
Yesus
disebut sebagai Penyelamat karena memang Ia adalah pokok dari keselamatan itu
sendiri, sama seperti yang diucapkan oleh Simeon ketika Yesus dipersembahkan di
Bait Allah. (Lukas 2:30 sebab mataku
telah melihat keselamatan yang dari pada-M).Simeon secara tidak langsung
menyebut Yesus sebagai Penyelamat yang diutus oleh Allah kepada dunia. Demikian
pula ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Yohanes
melihat Yesus sebagai orang yang membawa keselamatan
dari Allah dan itu disampaikan kepada orang banyak yang datang kepadanya (Lukas
3:6 dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan). Dengan
begitu, banyak tokoh dalam Kitab Suci yang telah menyebut TUHAN sebagai Penyelamat
umat manusia.
Mulai
dari Perjanjian Lama sampai pada Perjanjian Baru, semuanya melihat TUHAN
sebagai Penyelamat mereka. Memang ada pula gelar-gelar lain yang diberikan
kepada TUHAN namun saat ini penulis hanya memaparkan tentang gelar Penyelamat
yang merupakan inti dari pewahyuan TUHAN sendiri. Dalam Perjanjian Lama, Allah
lebih kentara disebut sebagai Penyelamat yang membela bangsa Israel dalam sepak
terjang peperangan. Begitulah maksud Allah mewahyukan diri kepada bangsa
Israel. Karena kedegilan hati mereka maka Allah kerap kali menyerahkan bangsa
Israel kepada bangsa-bangsa lain agar mereka percaya kepada Allah setelah
mereka lepas dari tangan bangsa yang menguasai mereka. Bahwa yang menyelamatkan
mereka dari tangan bangsa lain itu adalah Allah sendiri, TUHAN mereka. Dalam
ketidak berdayaan bangsa Isreal, maka mereka menyerukan pertolongan dari TUHAN
dan permohonan mereka didengarkan oleh TUHAN dan gelar peyelamat pun diberikan
kepada TUHAN.
Pun
dalam perjanjian Baru, bangsa Yahudi yang adalah turunan
dari bangsa Isreal tetap belum mempercayai akan kehadiran TUHAN bagi mereka
sebagai Penyelamat mereka. Karena itu, Yohanes Pembaptis pun menyerukan
pertobatan di sungai Yordan agar berbalik kepada Allah. Juga ia menyerukan akan
hadirnya Yesus sebagai pembawa keselamatan sejati bagi umat manusia. Orang yang
mampu melihat Yesus sebagai Peyelamat adalah Simeon, ketika Yesus dibawa ke
Bait Allah. Sebenarnya, penulis Injil Lukas hendak memperkenalkan kepada
pebacanya bahwa Yesus adalah penyelamat dengan meletakkan kedua teks itu pada
bagian awal Injilnya. Namun, yang terjadi adalah tidak semua orang yang Yesus
jumpai dalam karyadan hidup-Nya belum mengenal siapa Yesus yang sebenarnya. Banyak
yang menentang Yesus dan banyak pula yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan guru
mereka.
Kehadiran
Yesus itu sebenarnya adalah waujud dari Allah sendiri kepada umat-Nya. Yesus
diutus oleh Allah untuk membawa keselamatan kepada umat pilihan-Nya sendiri.
Namun, tanggapan yang diperoleh adalah penolakkan sekaligus sebagai penerimaan.
Penolakkan itu berujung pada sengsaranya Yesus di kayu salib, yang sekaligus
merupakan suatu tindakanpenyelamatan bagi manusia.
Gelar
Penyelamat yang ada pada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru keduanya memiliki
makna yang sama. Sama-sama merupakan maksud dan kehendak Allah dan pada
akhirnya ditunjukkan langsung Penyelamat itu dalam Perjanjian Baru dalam Yesus
Kristus. Dan Penyelamat itu sendiri ditujukan kepada manusia dan membebaskan
manusia dari belenggu dosa.
Dalam
injil, Yesus mengandalkan iman sebagai jalan untuk memperoleh keselamatan, hal
ini berbeda dengan Yohanes Pembaptis yang mengandalkan baptisan. Bahwa dengan
iman akan Yesus, maka manusia akan percaya juga kepada Bapa dan Roh Kudus akan
menyertai orang itu. Di sinilah makna yang ada di balik penyelamatan itu. Yesus
tampil sebagai Penyelamat dan mewartakan kerajaan Allah kepada manusia dengan
maksud itu. Karena itu, iman akan Yesus Kristus tidaklah sia-sia, melainkan
akan memperoleh keselamatan yang datang dari pada Allah sendiri.
[1]Buku Hakim-hakim berisi kisah-kisah dari suatu zaman dalam
sejarah Israel sebelum bangsa itu
menjadi suatu kerajaan. Itulah zaman antara
pendudukan Kanaan dan berdirinya kerajaan Israel. Kisah-kisah tersebut adalah mengenai hal-hal yang
dilakukan oleh pahlawan-pahlawan bangsa.
Mereka lazimnya disebut hakim, tetapi
kebanyakan dari mereka sebenarnya adalah pemimpin-pemimpin militer, dan bukan hakim menurut arti yang biasa.
Salah seorang dari para pahlawan itu,
yang sangat terkenal, ialah Simson. Kisahnya
terdapat dalam pasal 13--16.
Ajaran utama dari buku ini ialah bahwa hanya dengan setia kepada Tuhan,
umat Israel dapat bertahan terus; tetapi bila mereka meninggalkan Tuhan, mereka
selalu mendapat kesukaran besar. Namun dalam masa yang demikian pun Allah
selalu bersedia menolong umat-Nya apabila mereka bertobat dari dosa-dosa mereka
dan beribadat kepada Allah.
[2]Buku I Samuel adalah sambungan dari Buku II Samuel. Buku ini memuat sejarah pemerintahan Raja
Daud, mula-mula atas Yehuda di sebelah
selatan Palestina (pasal 1-4), kemudian
atas seluruh negeri, termasuk Israel di sebelah utara (pasal 5-24). Dalam buku ini diceritakan dengan jelas dan
menarik bagaimana Daud berusaha memperluas dan mengukuhkan kedudukannya. Ia
harus berperang melawan musuh-musuhnya, baik di dalam maupun di luar negeri. Daud digambarkan sebagai orang
yang sangat beriman, taat dan setia
kepada Allah, juga sebagai orang yang
mampu memperoleh kesetiaan rakyatnya. Tetapi ia digambarkan juga sebagai orang yang dapat bertindak kejam, dan
yang tidak segan melakukan dosa-dosa
besar semata-mata untuk memenuhi keinginannya
dan cita-citanya. Tetapi ketika ia dihadapkan kepada dosa-dosanya oleh Natan, nabi Allah, Daud mengakui
dosa-dosanya itu dan dengan rela
menerima hukuman dari Allah.
[3]Raja Israel yang kedua yang mempersatukan seluruh bangsa dan membuat
kota Yerusalem menjadi ibukotanya di mana tabut perjanjian Tuhan ditempatkan
(2Sam. 5-6). Kepada anaknya (bdk. anak Daud) dijanjikan Tuhan takhta yang kokoh
dan kekal (2Sam. 7).
[4]Buku I dan II Tawarikh sebagian
besar berisi kejadian-kejadian yang telah
diceritakan dalam buku Samuel dan buku Raja-raja. Tetapi di dalam buku Tawarikh kejadian-kejadian itu
diceritakan dari segi pandangan lain.
[5]Buku Kabar Baik oleh Lukas
mengemukakan Yesus sebagai Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah untuk Israel
dan untuk seluruh umat manusia. Dalam bukunya ini Lukas menulis bahwa Yesus
telah diberi tugas oleh Roh Tuhan untuk menyiarkan Kabar Baik dari Allah kepada
orang miskin. Kabar Baik ini penuh dengan perhatian terhadap orang-orang dengan
berbagai-bagai kebutuhan. Nampak pula suatu nada sukacita dalam buku Lukas ini, terutama pada pasal-pasal pertama
mengenai kedatangan Yesus, kemudian pada bagian penutupnya juga mengenai
terangkatnya Yesus naik ke surga. Kisah tentang tumbuhnya dan tersebarnya agama
Kristen setelah Yesus naik ke surga diceritakan juga oleh penulis buku ini di
dalam buku Kisah Rasul-rasul.
[6]Kisah Rasul-rasul adalah lanjutan
buku Kabar Baik yang disampaikan oleh Lukas.
Tujuan utama Kisah
Rasul-rasul ini ialah menguraikan
mengenai bagaimana pengikut-pengikut
Yesus -- dengan pimpinan Roh Allah -- menyebarkan Kabar Baik tentang Yesus "di Yerusalem, di seluruh
Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung
bumi" (1:8). Buku ini adalah cerita tentang pergerakan Kristen yang dimulai di antara
orang Yahudi lalu meluas menjadi suatu
agama untuk seluruh dunia. Penulis buku ini
merasa perlu pula meyakinkan para pembacanya bahwa orang-orang Kristen bukanlah suatu bahaya politik subversif
terhadap kerajaan Roma, tetapi bahwa
agama Kristen merupakan penyempurnaan agama
Yahudi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar