11 Oktober 2011

Cara Hidup Jemaat Yang Pertama: Persekutuan



(Sebuah tinjauan Alkitabiah mengenai model Gereja) { Kisah Para Rasul 2:41-47}

Pendahuluan
Gereja adalah persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus dan karena Kristus berasal dari Allah maka diberi kesimpulan bahwa Gereja adalah persekutuan umat Allah. Bahwa sesungguhnya Gereja adalah rencana dan kehendak Allah sejak dunia diciptakan dan memperoleh pemenuhannya dalam diri Kristus sebagai kepala (Ef 1:10).[1] Hal ini ditegaskan pula dalam Lumen Gentium nomor 2 bahwa yang menjadi penyebab utama berdirinya Gereja adalah Kristus. Kristus menjadi yang pokok dari lahirnya Gereja dari awal mula sampai kapan pun. Karena itu, Gereja sangat bercorak Kristologis. Segala sasuatu yang dilakukan Kristus menjadi cerminan utama dalam kehidupan Gereja, baik dari setelah kenaikan Kristus ke surga hingga saat ini. 
Cerminan itu ditunjukkan Petrus dalam usaha mencari dan menemukan jemaat perdana di Jerusalem. Petrus memberi kesaksian tentang Kristus dan dari kesaksian itu timbullah rasa haru dari jemaat-jemaat yang belum percaya kepada Kristus dan pada akhirnya mereka pun percaya kepada Kristus (Kis 2:14-40). Setelah jemaat-jemaat itu percaya kepada Kristus mereka pun merubah gaya hidup mereka sesuai dengan yang menjadi kehendak Kristus. Cara hidup itu ditunjukkan dalam keseharian hidup mereka dengan berkumpul bersama-sama dan memecahkan roti seperti yang dilakukan Kristus kepada para rasul-Nya (Mat 26:26-29).[2]
 
Demikianlah Gereja terbentuk dan berkembang pesat. Persekutuan mereka dilihat sebagai Gereja yang hidup dan mereka bertekun dalam mendengarkan ajaran-ajaran para rasul. Kehadiran mereka di Bait Allah juga menjadi suatu rutinitas mereka dan Tuhan menempatkan mereka dalam jajaran keselamatan seiring dengan bertambah banyaknya mereka. 
Dalam mencari model gereja yang ada dalam Alkitab, penulis menggunakan teks Kisah Para Rasul 2:41-47. Penulis merasa tertarik untuk melihat cara hidup jemaat perdana bersama para rasul sebagai Gereja yang benar-benar hidup di antara para pengikut Kristus. Bagi penulis, itulah salah satu model Gereja sejati yang nyata sekaligus menjadi semangat awal bagi terbentuknya Kekristenan. 
Kisah Para Rasul 2:41-47
Cara hidup jemaat yang pertama 
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, an selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Gereja sebagai sebuah Persekutuan

Berdasarkan teks di atas, ada sebuah bentuk Gereja atau model Gereja yang tampak di sana. Model Gereja yang dimaksud adalah Gereja Persekutuan yang dalam teks itu secara implisit berasal dari Allah melalui Kristus yang hidup dan mati kemudian bangkit dan diankat ke surga. Gereja yang bersekutu berarti Gereja yang rutin dalam acara perkumpulan. Dengan kata lain, jemaat-jemaat mempraktekkan satu kebiasaan baik, yakni berkumpul bersama dan memecahkan roti seperti yang ditetapkan Kristus sejak sebelum Ia ditangkap oleh pemuka-pemuka agama. Pesekutuan ini ditandai dengan kepunyaan masing-masing menjadi kepunyaan bersama yang bersekutu dalam nama Kristus. Bukan hanya sampai di situ, ada juga yang menjual segala miliknya dan membagikannya kepada mereka yang tidak punya apa-apa sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing.

Persekutuan itu juga diwarnai dengan ketekunan yang ada pada masing-masing jemaat dan mereka bersatu hati dan berkumpul di Bait Allah setiap hari untuk memuliakan Allah. Lebih jauh dari itu, mereka mengadakan pemecahan roti di rumah masing-masing dan makan bersama dengan gembira dan hati yang tulus sambil memuji Allah. Kesadaran akan hal ini membuat mereka tidak gampang untuk terpecah belah dan tercerai berai sehingga mereka selalu bersama-sama.

Dalam persekutuan itu ada bayak hal yang hidup dan menjadi buah dari kepercayaan mereka terhadap Kristus. Hal-hal itu antara lain yang sudah disebutkan di atas, yakni ketekunan, kebersatuan, penjualan milik pribadi, pemecahan roti, ketulusan hati dan pujian mereka kepada Allah. Inilah unsur-unsur yang sebenarnya menjadi tolok ukur terbentuknya Gereja. Karena itu, ini dimengerti sebagai cara hidup mereka yang istimewa dibandingkan cara hidup siapa saja pada waktu itu. 
Kesimpulan 
Gereja pertama-tama terbentuk dan diprakarsai oleh Kristus. Karya Kristus dilanjutkan oleh para rasul dan kemudian menarik banyak orang untuk bersatu dan memulai suatu hidup yang baru, berbeda dari hidup yang sebelumnya. Di sini, Gereja dilihat sebagai satu persekutuan hidup yang pemimpinnya adalah Kristus dan jemaat-jemaat sebagai anggota-anggotanya. Dalam persekutuan itu jemaat-jemaat menghidupi kebiasaan bagus yang tidak dihidupi oleh jemaat-jemaat lain. Mulanya, jemaat-jemaat itu terpisah dan tidak mengenal satu sama lain, namun karena pengajaran para rasul mengenai Kristus maka banyak yang berkumpul dan memuliakan Allah dalam Bait Allah, pun di rumah-rumah mereka masing-masing. Jadi, Gereja adalah persekutuan umat Allah yang percaya kepada Allah melalui Kristus. Gereja adalah persekutuan.


[1] Ef 1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi
[2] Mat 26:26 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar