Hari
Minggu Paskah III
Fr.
Ignasius Fernatyanan
1. Di
tepi danau: peristiwa pengulangan
Ada beberapa
peristiwa unik yang ada di sekitar kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Peristiwa-peristiwa unik itu terkandung dalam penampakan-penampakan yang
dilakukan oleh Yesus kepada para muridNya. Keunikannya terletak pada siapa
Yesus menampakan diriNya. Setiap penampakan itu dialami secara berbeda oleh
murid yang kepadanya Yesus menampakan diri. Awalnya, Maria Magdalena dan
sekarang penampakan itu dialami oleh murid-murid Yesus yang dulu pernah diajak
oleh Yesus untuk menebarkan jala mereka ke laut.
Tuhan Yesus
sepertinya melakukan pengulangan terhadap peristiwa yang pernah Ia lakukan
sendiri waktu Ia mulai berkarya. Dulu, Ia memanggil murid-muridNya yang pertama
di tepi danau Galilea. Sekarang, setelah kebangkitanNya, Ia melakukan hal yang
sama. Ia memanggil murid-muridNya yang sedang menebarkan jala. Di sana, Ia
memerintahkan hal yang persis sama dengan peristiwa yang pertama kali itu:
“Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Sepertinya,
Yesus sangat menganggap penting akan peristiwa itu. Itulah sebabnya Ia
mengulangi peristiwa itu. Namun, kali ini, Yesus sudah membuat ‘variasi’ dengan
menambahkan perjamuan ke dalam peristiwa itu. Di tepi pantai danau Galilea
itulah Yesus membuat perjamuan.
2. Mengapa
peristiwa itu diulangi?
Ada apa dengan
peristiwa itu? Mengapa peristiwa itu persis sama? Pertanyaan-pertanyaan ini
membantu saya untuk merenungkan lebih jauh tentang makna sebuah penampakan diri
Yesus kepada para muridNya sendiri. Kelihatannya, Yesus hendak menunjukkan
kepada para muridNya bahwa Dialah Tuhan, Guru, dan Anak Manusia yang sama
seperti sebelum Ia mati di salib. Dengan kata lain, Yesus yang sebelum mati dan
Yesus yang mati lalu bangkit dari antara orang mati itu tetap Yesus yang sama.
Tidak ada perubahan dalam diri Yesus. Ia tetap Tuhan, Guru dan Anak Manusia
seperti yang para murid kenal sebelumnya, pada peristiwa yang pertama. Karena
itu, para murid mengenalNya dengan baik.
3. Maksud
perjamuan itu?
Lantas, apa makna
perjamuan yang dibuat Yesus di tepi pantai itu? Mengapa Yesus menambahkan
perjamuan itu ke dalam peristiwa itu? Dalam tradisi Yahudi, perjamuan paskah
merupakan saat terpenting bagi mereka. Saat perjamuan itulah Allah
menyelamatkan mereka. Inilah hal pertama yang Allah perintahkan kepada bangsa
Israel saat mereka hendak dibebaskan dari perbudakan Mesir. Karena itu, makan
paskah atau perjamuan paskah merupakan tanda Allah menyelamatkan mereka. Hal
makan paskah inilah yang dibuat oleh Yesus pada perjamuan malam terakhir.
Inilah tanda keselamatan yang dibuat oleh Yesus kepada para muridNya. Karena
itu Yesus berpesan kepada para muridNya untuk mengenangkan Dia dalam setiap
perjamuan paskah atau makan bersama mereka.
Rupanya, apa yang
dilakukan Yesus pada perjamuan malam terakhir itu merupakan suatu peristiwa unik
dan penting. Mungkin sekali bagi Yesus, perjamuan itu melambangkan penebusanNya
bagi semua orang. Karena itu setiap orang perlu mengetahui akan perjamuan yang
melambangkan pengorbanan itu, termasuk para muridNya yang menjadi saksi mata
atas peristiwa itu. Yesus ingin agar peristiwa itu tidak dilupakan begitu saja,
melainkan terus dikenang sepanjang masa. Selain itu, peristiwa itu merupakan
suatu kekhasan bagi Yesus dan para muridNya. Kekhasan inilah yang dipertahankan
Yesus dan kemudian diulangiNya di tepi pantai itu. Sontak, para murid lalu
mengenal Yesus dengan jelas bahwa Dia itulah Tuhan dan Guru mereka yang telah
mati tapi bangkit kembali.
4. Kesimpulannya?
Penampakan yang
dilakukan oleh Yesus kepada semua muridNya ialah suatu “pemulihan” kembali akan
ingatan para murid terhadap Yesus sebagai Tuhan dan Guru mereka. Tindakan
pemulihan yang dilakukan Yesus ini tercermin dalam peristiwa dan cara Yesus “memodifikasi”
penampakanNya. Maksudnya ialah Yesus ingin agar para muridNya tetap mengenal
Dia. Pengenalan ini akan membantu para murid untuk tetap percaya kepadaNya. Yesus
telah memilih mereka semua menjadi murid-muridNya, sehingga “tongkat estafet”
yang diserahkan Yesus kepada mereka terus berjalan, tanpa henti. Hal ini
dimulai oleh Yesus dengan menampakan diriNya kepada para muridNya dengan gaya
dan kekhasan yang dibuat oleh Yesus sendiri. Dengan demikian, peristiwa
penampakan lebih mengetengahkan pengenalan diri Yesus terhadap para muridNya
setelah Ia mengalami kematian yang tragis di kayu salib.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar