14 April 2013

PENAMPAKAN DIRI YESUS KEPADA MURID-MURIDNYA





Hari Minggu Paskah III
Fr. Ignasius Fernatyanan
 
1.      Di tepi danau: peristiwa pengulangan
Ada beberapa peristiwa unik yang ada di sekitar kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Peristiwa-peristiwa unik itu terkandung dalam penampakan-penampakan yang dilakukan oleh Yesus kepada para muridNya. Keunikannya terletak pada siapa Yesus menampakan diriNya. Setiap penampakan itu dialami secara berbeda oleh murid yang kepadanya Yesus menampakan diri. Awalnya, Maria Magdalena dan sekarang penampakan itu dialami oleh murid-murid Yesus yang dulu pernah diajak oleh Yesus untuk menebarkan jala mereka ke laut.
Tuhan Yesus sepertinya melakukan pengulangan terhadap peristiwa yang pernah Ia lakukan sendiri waktu Ia mulai berkarya. Dulu, Ia memanggil murid-muridNya yang pertama di tepi danau Galilea. Sekarang, setelah kebangkitanNya, Ia melakukan hal yang sama. Ia memanggil murid-muridNya yang sedang menebarkan jala. Di sana, Ia memerintahkan hal yang persis sama dengan peristiwa yang pertama kali itu: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Sepertinya, Yesus sangat menganggap penting akan peristiwa itu. Itulah sebabnya Ia mengulangi peristiwa itu. Namun, kali ini, Yesus sudah membuat ‘variasi’ dengan menambahkan perjamuan ke dalam peristiwa itu. Di tepi pantai danau Galilea itulah Yesus membuat perjamuan.

2.      Mengapa peristiwa itu diulangi?
Ada apa dengan peristiwa itu? Mengapa peristiwa itu persis sama? Pertanyaan-pertanyaan ini membantu saya untuk merenungkan lebih jauh tentang makna sebuah penampakan diri Yesus kepada para muridNya sendiri. Kelihatannya, Yesus hendak menunjukkan kepada para muridNya bahwa Dialah Tuhan, Guru, dan Anak Manusia yang sama seperti sebelum Ia mati di salib. Dengan kata lain, Yesus yang sebelum mati dan Yesus yang mati lalu bangkit dari antara orang mati itu tetap Yesus yang sama. Tidak ada perubahan dalam diri Yesus. Ia tetap Tuhan, Guru dan Anak Manusia seperti yang para murid kenal sebelumnya, pada peristiwa yang pertama. Karena itu, para murid mengenalNya dengan baik.

3.      Maksud perjamuan itu?
Lantas, apa makna perjamuan yang dibuat Yesus di tepi pantai itu? Mengapa Yesus menambahkan perjamuan itu ke dalam peristiwa itu? Dalam tradisi Yahudi, perjamuan paskah merupakan saat terpenting bagi mereka. Saat perjamuan itulah Allah menyelamatkan mereka. Inilah hal pertama yang Allah perintahkan kepada bangsa Israel saat mereka hendak dibebaskan dari perbudakan Mesir. Karena itu, makan paskah atau perjamuan paskah merupakan tanda Allah menyelamatkan mereka. Hal makan paskah inilah yang dibuat oleh Yesus pada perjamuan malam terakhir. Inilah tanda keselamatan yang dibuat oleh Yesus kepada para muridNya. Karena itu Yesus berpesan kepada para muridNya untuk mengenangkan Dia dalam setiap perjamuan paskah atau makan bersama mereka. 
Rupanya, apa yang dilakukan Yesus pada perjamuan malam terakhir itu merupakan suatu peristiwa unik dan penting. Mungkin sekali bagi Yesus, perjamuan itu melambangkan penebusanNya bagi semua orang. Karena itu setiap orang perlu mengetahui akan perjamuan yang melambangkan pengorbanan itu, termasuk para muridNya yang menjadi saksi mata atas peristiwa itu. Yesus ingin agar peristiwa itu tidak dilupakan begitu saja, melainkan terus dikenang sepanjang masa. Selain itu, peristiwa itu merupakan suatu kekhasan bagi Yesus dan para muridNya. Kekhasan inilah yang dipertahankan Yesus dan kemudian diulangiNya di tepi pantai itu. Sontak, para murid lalu mengenal Yesus dengan jelas bahwa Dia itulah Tuhan dan Guru mereka yang telah mati tapi bangkit kembali.

4.      Kesimpulannya?
Penampakan yang dilakukan oleh Yesus kepada semua muridNya ialah suatu “pemulihan” kembali akan ingatan para murid terhadap Yesus sebagai Tuhan dan Guru mereka. Tindakan pemulihan yang dilakukan Yesus ini tercermin dalam peristiwa dan cara Yesus “memodifikasi” penampakanNya. Maksudnya ialah Yesus ingin agar para muridNya tetap mengenal Dia. Pengenalan ini akan membantu para murid untuk tetap percaya kepadaNya. Yesus telah memilih mereka semua menjadi murid-muridNya, sehingga “tongkat estafet” yang diserahkan Yesus kepada mereka terus berjalan, tanpa henti. Hal ini dimulai oleh Yesus dengan menampakan diriNya kepada para muridNya dengan gaya dan kekhasan yang dibuat oleh Yesus sendiri. Dengan demikian, peristiwa penampakan lebih mengetengahkan pengenalan diri Yesus terhadap para muridNya setelah Ia mengalami kematian yang tragis di kayu salib.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar