11 November 2013

SEGALA ‘PERGUMULAN’ KUBAWA DALAM DOA



Bersama teman-temanku, lagu yang tenang ini dinyanyikan kembali di malam yang indah ini.

“Tenang-tenang mendayung di dalam ombak selepas pantai. Tenang-tenang merenung di tengah taufan hidup yang ramai. Bila terbawa arus di dalam doa laut terenang. Sabda penguat doa, resapkanlah di dasar hatimu, sedalam laut medan hidupmu” (Dayung di Arus, MB. no. 221).

Sungguh menggugah hati memang, merasuk hingga ke jiwaku yang sedang sepih dan merindukan TUHAN, Sang pemiliknya yang sejati. Sembari menghayatinya, kusadari betapa besarnya kekuatan TUHAN yang menghempaskan segala duka dan kecemasan dalam hidup ini. Ya, Tuhan itu punya kekuatan untuk menghempaskan semua persoalan hidup yang dialami semua orang yang dengan rendah hati dan kesabaran serta kesetiaan menantikan pertolongan-Nya.
 
Di tengah ombak dunia yang bergelora, TUHAN itu ada. Di tengah-tengah taufan dunia yang ramai dan hiruk pikuk, TUHAN pun ada. Bahkan, di dalam arus yang menghanyutkan sekalipun, TUHAN masih tetap ada. IA ada untuk mereka yang dengan penuh keyakinan berlutut dan berdoa di hadirat-Nya. IA ada untuk mereka yang dengan tekun memanjatkan pujian dan permohonan kepada-Nya. IA juga ada untuk mereka yang dengan tulus mengasihi-Nya dan berpegang teguh pada Sabda-Nya.

Hanya di dalam ketenanganlah keributan, kekacauan, kegelisahan, kecemasan, dan kegelapan dapat dikalahkan. Mengapa? Karena TUHAN menyukai ketenangan batin yang terarah kepada-Nya tatkala manusia mengalami kegoncangan hidup. Ketenangan itu memungkinkan kerinduan yang mendalam dan harapan yang besar akan TUHAN. Ketenangan itulah yang memungkinkan masuknya Sang Sabda ke dasar hati setiap insan yang meresapkan-Nya. Maka doa dengan leluasanya sampai ke telinga TUHAN.

Kawan, sehebat dan seberat apa pun pergumulan hidupmu, doa janganlah diabaikan. Justru ketika Anda dan Saya dengan hati yang terbuka dan tulus mencari TUHAN melalui doa yang kita panjatkan, pergumulan menjadi sangat mungkin untuk diatasi. Sediakanlah waktu yang tenang untuk berbicara dengan TUHAN dalam setiap waktu hidup. Ingatlah kutipan lagu di atas “Bila terbawa arus, di dalam doa laut terenang.” Ya, di dalam doa, TUHAN memperhatikan kita yang sedang dirundung kemalangan.

Fr. Ignasius Fernatyanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar