9 November 2013

“KEBANGKITAN BADAN!!” BISAKAH ??

St. Paulus:
“Bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati. Kalau tidak ada kebangkitan orang mati maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. … Tetapi yang benar ialah Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1Kor. 15:12-14.20).

Di dalam Syahadat Kristen, yaitu pengakuan iman akan Allah Tritunggal Mahakudus, terungkap bahwa orang-orang mati akan bangkit pada akhir zaman dan bahwa ada kehidupan abadi [KGK no. 988]. Bukan tanpa alasan Gereja percaya dan mengakui akan adanya kebangkitan pada akhir zaman itu karena Yesus Kristus, yaitu Allah Putera, mengalami hal itu. Ia mati di kayu salib, dikuburkan, dan bangkit pada hari yang ketiga dari antara orang mati. Kematian-Nya menjadi tanda bahwa maut tidak punya kuasa apa pun untuk membatasi manusia di hadapan Allah. Ternyata, orang mati pun perlu mendengar warta sukacita yang dibawa oleh Yesus supaya memperoleh kebangkitan badan dan kehidupan kekal. Tentang ini, Tuhan Yesus berkata: “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yoh. 11:25).

Karena Dialah “kebangkitan” dan “hidup” maka Dia berkuasa membangkitkan orang yang sudah mati supaya tetap hidup di hadapan Allah. Ingatlah bahwa Tuhan Yesus pernah membangkitkan anak Yairus, kepala rumah ibadat itu. Tuhan Yesus pun pernah membangkitkan anak muda di Nain. Dan, Tuhan Yesus pernah membangkitkan Lazarus, di Betania. Karena itu, kepada orang-orang Saduki yang tidak percaya akan kebangkitan badan, Tuhan Yesus berkata: “Allah bukanlah Allah orang mati, sebab di hadapan Dia semua orang hidup” (Luk. 20:38). Ini berarti, kehendak Allah yang sesungguhnya ialah membangkitkan semua orang mati supaya hidup di dalam terang kasih-Nya. Itulah alasan Tuhan Yesus mengorbankan diri-Nya sendiri demia keselamatan semua orang. Ia mati di kayu salib supaya dapat melawat ke dunia orang mati dan membangkitkan mereka semua. Kalau demikian, kematian orang-orang yang percaya kepada Kristus mempunyai maknanya, yaitu akan dibangkitkan oleh Kristus guna memperoleh kehidupan yang kekal.

Setiap orang boleh tidak percaya bahwa kebangkitan badan itu tidak ada, namun Tuhan Yesus dengan jelas menunjuk bahwa hal itu ada. Bahwa sesudah kematian tidak hanya jiwa manusia yang hidup terus, tetapi “tubuh yang fana” ini juga akan hidup kembali” (Rm. 8:11) [KGK no. 990]. Hidup manusia tidak hanya terbatas pada jiwanya, tetapi juga tubuhnya. Karenanya, yang akan dibangkitkan oleh  Tuhan Yesus di akhir zaman adalah tubuh dan jiwa, seluruh keberadaan manusia seperti saat berada di dunia. Dalam kemahakuasaan-Nya, Allah akan menganugerahkan kepada manusia tubuh secara definitif kehidupan abadi, waktu Ia menyatukannya lagi dengan jiwa manusia berkat kebangkitan Yesus [KGK no. 997]. Sama seperti Kristus yang telah bangkit dengan tubuh-Nya sendiri, maka semua orang akan bangkit dengan tubuhnya sendri, yang sekarang dimilikinya (Konsili Lateran IV: DS 801). Tetapi tubuh mereka akan diubah ke dalam “rupa tubuh yang mulia” (Flp. 3:21), ke dalam “tubuh rohani” [KGK no. 999].

Supaya manusia dapat bangkit bersama Kristus, maka ia harus mati bersama Kristus; untuk itu perlu “beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan” [KGK no. 1005]. Maka janganlah takut, saudara, sebab kematian kita tidaklah sia-sia apabila Kristus tetap ada di dalam hati dan sepanjang hidup kita. Iman yang teguh akan Kristus adalah jawaban kebangkitan kita kelak. Kristus inilah yang akan mengantar kita sampai ke dalam hidup yang abadi bersama Allah Bapa di surga. Di sanalah kita diperkenankan untuk memandang dan memuliakan Allah di dalam kemuliaan-Nya bersama para rasul dan orang kudus.

Fr. Ignasius Fernatyanan

Minggu, 10’11’13, #bangkit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar