Saya
yakin Anda dan saya setuju bahwa semua orang pada dirinya 'terbatas. Saya juga
yakin bahwa Anda akan setuju dengan saya untuk mengatakan bahwa dunia dan
segala isinya pada dirinya 'terbatas.' Siapakah yang bertanggung jawab atas
keterbatasan kita? Adakah yang harus disalahkan atas keterbatasan kita? Tidak!!
Tidak ada
yang bertanggung jawab dan tidak ada yang disalahkan karena keterbatasan kita,
selain diri kita sendiri.
Lantas,
bagaimanakah pertanggungjawaban itu dibuat? Dan bagaimanakah 'membetulkan'
keterbatasan itu?
Tanggung
jawab kita atas keterbatasan kita ialah membuka diri dan menerima yang tak
terbatas. Pembetulan kita atas keterbatasan kita ialah mengakui bahwa kita
memang terbatas. Kalau Anda dan saya menyadari bahwa kita terbatas, pastilah
yang akan kita lakukan ialah mencari sesuatu yang pada dirinya tidak terbatas.
Jadi keterbatasan kita mengandaikan pencarian terhadap sesuatu yang tidak
terbatas, yang ada di luar diri kita. Apakah itu?
TUHAN!!!
Ya, jawabannya adalah TUHAN. Memang benar bahwa TUHAN tidak terbatas sehingga
kita harus mencari-NYA. Kita mencari-NYA supaya kita menemukan-NYA. Dan ketika
kita telah menemukan-NYA, kita akan tetap hidup untuk selama-lamanya, sebab
TUHAN itu abadi.
Kalau
Anda memahami ini, maka akan terbukalah jalan bagi kebenaran-kebenaran lain
yang "mungkin" masih Anda ragukan. Jadi makna yang pertama dari
keterbatasan manusia ialah 'mencari dan menemukan TUHAN'.
Selamat
berfilsafat...
Fr. Ignasius Fernatyanan
pertanyaan nya berikutnya bagaimana cara utk menemukan Tuhan itu..
BalasHapus