Tuhan
Yesus, dalam seluruh karya-Nya di tengah dunia selalu menyempatkan diri untuk
berDOA. Ketika masih kecil, Ia hidup dalam suasana keluarga Yahudi yang
memiliki kebudayaan berDOA, sehingga waktu berumur dua belas tahun Yesus
bersama kedua orang tua-Nya ke bait Allah untuk berziarah dan berDOA (Luk.
2:41-52). Semua pelayanan-Nya ditandai dengan berDOA. Pagi-pagi benar, waktu
hari masih gelap, Ia mencari tempat yang sunyi untuk berDOA sebelum berkarya
(Mrk. 1:35). Ketika mengakhiri karya pelayanan-Nya, Ia menyendiri ke bukit
untuk berDOA (Mat. 14:23). Ketika sementara melayani, Ia menDOAkan orang-orang
yang datang kepada-Nya (Mat. 19:13).
Ia
pun menDOAkan para murid-Nya supaya tetap bersatu (Yoh. 17:1-26). Ia juga berDOA
dan bersyukur sebelum melakukan mujizat perbanyakan roti (Mat. 15:36). Ia berDOA
semalam-malaman sebelum memanggil dan memilih kedua belas rasul (Luk. 6:12). Pun
ketika menghadapi sengsara-Nya, Ia berDOA di taman Getsemani (Mat. 26:36). Bahkan,
ketika Ia berhadapan dengan sengsara yang mengerikan, Ia terus berDOA untuk
mereka yang menganiaya-Nya (Mat. 23:34). Dan, sebelum wafat, Ia berDOA lalu
menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa (Mat. 23:46) - (P.A.K)
DOA
adalah nafas hidup Tuhan Yesus. Hidup Tuhan Yesus adalah DOA yang
dipersembahkan secara khusus kepada Allah dan sesama-Nya. Itu sebabnya Ia
sanggup melakukan kehendak Bapa dan mampu menghadapi penderitaan-Nya. Dengan
DOA, Ia mengalahkan kuasa kegelapan dan melakukan karya-karya ajaib di hadapan
Allah. Mengapa? Karena Bapa di surga mendengarkan DOA-Nya dan turut bekerja
bersama-Nya dalam setiap karya pelayanan-Nya. Melalui DOA, komunikasi dengan
Bapa, seluruh kuasa surgawi mengalir untuk Tuhan Yesus.
Tuhan
Yesus juga mengajar dan mengajak para murid-Nya untuk berDOA. “BerDOAlah bagi
mereka yang menganiaya kamu” (Mat. 5:44). “BerDOAlah, supaya waktu kamu
melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat” (Mat.
24:20). Ia juga meminta para murid-Nya untuk terus berDOA dan berjaga
bersama-Nya supaya mereka jangan jatuh ke dalam pencobaan (Mat. 26:40-41). Kebiasaan
Tuhan Yesus untuk berDOA dan ajaran serta ajakan-Nya untuk berDOA kemudian
menjadi gaya hidup para murid-Nya dan jemaat Kristen perdana (Kis.1:12-14,
2:42).
Namun
demikian, ada satu DOA yang diajarkan oleh Tuhan Yesus hari ini bagi setiap
pengikut-Nya, itulah DOA BAPA KAMI yang telah mengakar dalam diri Gereja hingga
saat ini. Inilah DOA agung yang dulu diajarkan kepada para murid-Nya. Karena
itu DOA adalah komunikasi antara ‘anak’ dengan Bapa. DOA adalah tindakan memuji
dan memuliakan nama Allah yang kudus. DOA adalah ungkapan syukur kepada Allah
atas rahmat kehidupan yang dialami manusia. Sesungguhnya DOA adalah sarana yang
melekatkan manusia dengan Bapa di surga. Dan, DOA bukanlah kesempatan untuk ‘bertele-tele’
di hadapan Bapa yang Mahatahu.
DOA
selalu berkaitan dengan Allah Bapa, Allah Putera, Allah Roh Kudus dan manusia. Bahkan,
hidup manusia sendiri adalah DOA yang dipersembahkan kepada Allah di surga sama
seperti hidup Tuhan Yesus yang senantiasa dipersembahkan kepada Bapa. Kalau hidup
manusia adalah DOA kepada Allah, bagaimana manusia mempersembahkannya kepada
Bapa? Tuhan Yesus telah mempersembahkan bagian-Nya secara sempurna kepada Bapa.
Kini giliran kita, para pengikut Kristus, Gereja Katolik, Tubuh Mistik Kristus
sendiri. BerDOAlah dan BerDOAlah!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar