8 Oktober 2013

sama seperti Tuhan Yesus, “HIDUPKU ADALAH DOA KEPADA BAPA DI SURGA”

Tuhan Yesus, dalam seluruh karya-Nya di tengah dunia selalu menyempatkan diri untuk berDOA. Ketika masih kecil, Ia hidup dalam suasana keluarga Yahudi yang memiliki kebudayaan berDOA, sehingga waktu berumur dua belas tahun Yesus bersama kedua orang tua-Nya ke bait Allah untuk berziarah dan berDOA (Luk. 2:41-52). Semua pelayanan-Nya ditandai dengan berDOA. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia mencari tempat yang sunyi untuk berDOA sebelum berkarya (Mrk. 1:35). Ketika mengakhiri karya pelayanan-Nya, Ia menyendiri ke bukit untuk berDOA (Mat. 14:23). Ketika sementara melayani, Ia menDOAkan orang-orang yang datang kepada-Nya (Mat. 19:13).

Ia pun menDOAkan para murid-Nya supaya tetap bersatu (Yoh. 17:1-26). Ia juga berDOA dan bersyukur sebelum melakukan mujizat perbanyakan roti (Mat. 15:36). Ia berDOA semalam-malaman sebelum memanggil dan memilih kedua belas rasul (Luk. 6:12). Pun ketika menghadapi sengsara-Nya, Ia berDOA di taman Getsemani (Mat. 26:36). Bahkan, ketika Ia berhadapan dengan sengsara yang mengerikan, Ia terus berDOA untuk mereka yang menganiaya-Nya (Mat. 23:34). Dan, sebelum wafat, Ia berDOA lalu menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa (Mat. 23:46) - (P.A.K)

DOA adalah nafas hidup Tuhan Yesus. Hidup Tuhan Yesus adalah DOA yang dipersembahkan secara khusus kepada Allah dan sesama-Nya. Itu sebabnya Ia sanggup melakukan kehendak Bapa dan mampu menghadapi penderitaan-Nya. Dengan DOA, Ia mengalahkan kuasa kegelapan dan melakukan karya-karya ajaib di hadapan Allah. Mengapa? Karena Bapa di surga mendengarkan DOA-Nya dan turut bekerja bersama-Nya dalam setiap karya pelayanan-Nya. Melalui DOA, komunikasi dengan Bapa, seluruh kuasa surgawi mengalir untuk Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus juga mengajar dan mengajak para murid-Nya untuk berDOA. “BerDOAlah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat. 5:44). “BerDOAlah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat” (Mat. 24:20). Ia juga meminta para murid-Nya untuk terus berDOA dan berjaga bersama-Nya supaya mereka jangan jatuh ke dalam pencobaan (Mat. 26:40-41). Kebiasaan Tuhan Yesus untuk berDOA dan ajaran serta ajakan-Nya untuk berDOA kemudian menjadi gaya hidup para murid-Nya dan jemaat Kristen perdana (Kis.1:12-14, 2:42).

Namun demikian, ada satu DOA yang diajarkan oleh Tuhan Yesus hari ini bagi setiap pengikut-Nya, itulah DOA BAPA KAMI yang telah mengakar dalam diri Gereja hingga saat ini. Inilah DOA agung yang dulu diajarkan kepada para murid-Nya. Karena itu DOA adalah komunikasi antara ‘anak’ dengan Bapa. DOA adalah tindakan memuji dan memuliakan nama Allah yang kudus. DOA adalah ungkapan syukur kepada Allah atas rahmat kehidupan yang dialami manusia. Sesungguhnya DOA adalah sarana yang melekatkan manusia dengan Bapa di surga. Dan, DOA bukanlah kesempatan untuk ‘bertele-tele’ di hadapan Bapa yang Mahatahu.


DOA selalu berkaitan dengan Allah Bapa, Allah Putera, Allah Roh Kudus dan manusia. Bahkan, hidup manusia sendiri adalah DOA yang dipersembahkan kepada Allah di surga sama seperti hidup Tuhan Yesus yang senantiasa dipersembahkan kepada Bapa. Kalau hidup manusia adalah DOA kepada Allah, bagaimana manusia mempersembahkannya kepada Bapa? Tuhan Yesus telah mempersembahkan bagian-Nya secara sempurna kepada Bapa. Kini giliran kita, para pengikut Kristus, Gereja Katolik, Tubuh Mistik Kristus sendiri. BerDOAlah dan BerDOAlah!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar