5 Oktober 2013

BAGAIMANA MANUSIA BERIMAN KEPADA TUHAN ?

Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."  (Luk 17:6 )

Hari ini para rasul meminta kepada Tuhan Yesus supaya Ia menambahkan iman mereka. "Tambahkanlah iman kami". Demikian seruan para rasul kepada-Nya. Iman adalah anugerah terindah dari Tuhan bagi manusia. Orang hanya dapat beriman kepada Tuhan kalau Tuhan sendiri menempatkan anugerah itu ke dalam dirinya. Maka orang harus beryukur karena Tuhan telah menempatkan anugerah itu sejak manusia diciptakan.

Tuhan memanggil manusia dan menolongnya untuk mencari-Nya, untuk mengenal-Nya, dan untuk mencintai-Nya dengan segala kekuatannya (KGK no. 1). Di samping itu, manusia selalu punya kerinduan untuk mencari Tuhan dan menemukan-Nya karena Dialah yang menciptakannya (KGK no. 27). Manusia tidak dapat berjalan sendiri tanpa Allah. Iman selalu menghubungkan manusia dengan Tuhan dalam sikap percaya kepada-Nya.

Karena itu tidak salahlah para rasul meminta kepada Tuhan Yesus untuk menambahkan iman mereka sebab iman sesungguhnya anugerah Tuhan bagi manusia. Tuhanlah yang menggerakkan hati manusia untuk percaya kepada-Nya. Dan, perlu diingat bahwa iman adalah jawaban manusia terhadap panggilan Tuhan atas dirinya. Maka sikap manusia yang beriman adalah semakin merendahkan hati, mengosongkan diri, melupakan diri dan terbuka untuk mengulurkan tangan dan memohonkan belas kasih Tuhan semata (P.A.S).

Tuhan Yesus melukiskan iman itu seperti seorang hamba dan tuannya. Seorang hamba memang patut mendapatkan upah dari tuannya, tapi tidak berhak untuk menuntut upah dari tuan. Maka Tuhan Yesus berpesan bahwa "Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan".

Iman yang benar selalu diidentikkan dengan pemberian diri yang total kepada Tuhan. Di dalam iman itu ada kesadaran bahwa Tuhanlah yang paling berkuasa atas hidup manusia (bukan seperti otoritas duniawi). Layaknya seorang anak kecil yang jatuh ke pangkuan ayahnya karena ia yakin bahwa ayahnya pasti menangkapnya. Penyerahan diri yang utuh kepada Tuhan adalah tanda iman yang sejati. Carilah Tuhan dan peluklah Dia dalam kasih sebab kamu akan beroleh keselamatan.

Salam dalam Kasih Kristus.
Fr. Ignasius Fernatyanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar