Pengalaman
hidup santo Paulus membuat mata umat Kristiani terbuka lebar. Mengapa? Karena
di sana Tuhan menunjukkan kemurahan, kerahiman dan kesetiaan-Nya dalam
mencintai manusia. Pekerjaan Paulus sebelum menjadi rasul Tuhan yang agung
menjadikannya sebagai pribadi yang kudus di hadapan Tuhan. Hidupnya yang selalu
memburu dan menghabiskan murid-murid Tuhan membuat ia hina dan berdosa terhadap
Tuhan.
Tapi,
Tuhan punya cinta yang besar terhadap Paulus yang ganas itu. Tuhan lalu
memanggilnya dan menjadikannya sebagai rasul-Nya. Betapa baiknya Tuhan! Sungguh
baik! Kasih-Nya tak terselami dan cinta-Nya tak terpikirkan! Dapatkah manusia
membayangkan perbuatan Tuhan itu? Tidak. Ia lebih mencintai manusia dan memilih
untuk menyelamatkan manusia. Cara Tuhan ini sulit untuk dijangkau dan sulit
pula dimengerti oleh manusia.
Tuhan
sungguh mencintai umat-Nya lebih dari apa pun. Ia tidak mau membiarkan umat-Nya
terjebak dalam kuasa dosa. Malahan, Ia datang dan mencari setiap domba-Nya yang
hilang. Ia merangkul domba itu, meletakkannya pada bahu-Nya dan mengantar
kembali domba itu ke dalam kurumunan domba yang lain, yang tidak hilang. Cinta Tuhan
menyempurnakan hidup manusia. Cinta Tuhan meremukkan kuasa kegelapan.
Kemurahan
Tuhan menjadikan manusia bersih di bawah tumpuan kaki-Nya. Kerahiman Tuhan
membelenggu iblis yang berdiam dalam diri manusia. Dan, kesetiaan Tuhan membuat
mata manusia terbuka lebar untuk memandang kebaikan-Nya. Apakah manusia cukup
setia terhadap Tuhan? Apakah manusia cukup mencintai Tuhan seumur hidupnya? Jawabannya
ada pada Anda dan saya yang mengakui Tuhan sebagai Penyelamat kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar