30 September 2013

SABDA ITU TINGGAL DI DALAM KELUARGA



Abraham x Sara dan Ishak

Melalui Abraham, Allah menjanjikan keturunan yang banyak, tanah yang berlimpah susu dan madunya beserta perlindungan terhadap Abraham. Apa yang dijanjikan oleh Allah semuanya dibuktikan dan menjadi kebenaran bagi Abraham. Kesetiaan Abraham pada Allah mendatangkan berkat baginya, yaitu memiliki seorang anak dari Allah dan memperoleh segala sesuatu yang dijanjikan Allah kepadanya. Dengan Sara, istrinya, Abraham meninggalkan ‘zona nyaman’, Ur-Kasdim. Sara yang katanya mandul dapat melahirkan seorang anak bagi Abraham. Bukan hanya itu, Abraham pun sampai ke negeri Kanaan, tanah yang dijanjikan Allah kepadanya. Di sana berlimpah susu dan madunya, berkat yang berlimpah dari Allah kepada Abraham. Allah menepati janji-Nya kepada Abraham karena kesetiaannya kapada Allah. Sabda Allah didengarkan oleh Abraham sehingga ia tidak mengalami ‘kerugian’ melainkan berkat secara rohani dan jasmani dari Allah.

Zakharia x Elisabet dan Yohanes

Bagi orang Yahudi, kemandulan merupakan suatu kutukan dari Allah bagi setiap perempuan yang sudah menikah. Elisabet mengalami hal itu. Elisabet dianggap terkutuk karena tidak melahirkan seorang anak bagi Zakharia. Dan ternyata, Allah mengubah kutuk menjadi berkat. Banyak orang yang ketakutan dan terheran-heran melihat hal itu. Zakharia yang bisu dapat berbicara kembali oleh karena kuasa Allah yang turun ke atasnya. Allah telah menunjukkan rahmat-Nya kepada keluarga ini. Allah menepis segala anggapan dan kutukan yang berkembang di tengah-tengah orang-orang Yahudi. Sungguh, kelahiran Yohanes menjadi berkat bagi keluarga ini. Tangan Allah menyertai dia dan kelak menjadi pembaptis, perintis jalan bagi Allah sendiri. Banyak orang dibaptisnya dan beroleh keselamatan dari Allah sendiri. Inilah pekerjaan yang dikehendaki oleh Allah, yaitu mengajak orang lain untuk menyambut Kerajaan Allah dan menerimanya.

Yusuf x Maria dan Yesus

Inilah keluarga kudus dari Nazaret dengan Yusuf sebagai kepala keluarga dan Maria sebagai wanit yang tunduk dan taat kepada Allah. Yesus, Putera Allah yang hidup, dilahirkan di tengah keluarga ini. Roh Kudus yang bekerja dalam diri Maria menjadikannya sebagai wanit yang paling dirahmati oleh Allah. Kesalehan Yusuf dan kesetiaan Maria menjadi modal utama bagi Allah untuk melahirkan Putera-Nya bagi mereka dan dunia. “Conceptio per aurem”, Maria mengandung lewat telinganya yang selalu diarahkan kepada Sabda Allah. Ia mendengarkan Allah, demikian juga Yusuf yang kemudian tidak menceraikan Maria. Allah sungguh hadir di tengah keluarga ini. Karena itulah Maria terus taat kepada Allah hingga di bawah kaki salib Yesus, bahkan sampai diangkat ke surga. Sabda Allah hadir secara nyata dan mengorbankan diri-Nya bagi semua orang yang pernah hidup. Sabda itulah yang mewartakan Kerajaan Allah dan mengampuni dosa-dosa manusia.


Mengapa Keluarga?

Bulan Kitab Suci Nasional tahun ini diisi dengan tema “keluarga bersekutu dalam Sabda.” Tema ini diangkat bukan tanpa alasan tapi karena disadari bahwa keluarga merupakan locus atau tempat di mana Allah membagikan kasih-Nya kepada manusia melalui ayah, ibu dan anak. Setiap keluarga dapat ada karena cinta Allahlah yang menyatukannya. Suami dan istri dapat bertemu karena keduanya diikat oleh cinta Allah yang sempurna. Allah menghendaki agar keduanya bersatu dan bartahan hingga akhir hayat hidup mereka. Itu sebabnya kasih itu tidak boleh diceraikan atau diputuskan oleh manusia. Hubungan yang disatukan oleh cinta itu hanya dapat dipertahankan kalau di dalamnya tumbuh semangat Injil, sang Sabda yang membebaskan manusia dari kejahatan. Sabda itu harus meresap sampai pada lubuk hati setiap anggota keluarga. Itulah hidup yang sesungguhnya yang dikehendaki oleh Allah sendiri.

Di samping itu, keluarga merupakan panggilan hidup yang kudus dari Allah. Tugasnya adalah mewartakan Sabda itu di dalam keluarga sendiri, pun di luarnya. Keluarga menjadi sarana terpenting bagi Allah karena meleluinya, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada setiap orang di muka bumi ini. Kalau demikian, setiap keluarga hendaklah lebih mengenal Allah melalui Sabda-Nya dan mewartakan-Nya kepada anggota-anggotanya dan siapa saja. Itulah tugas dan panggilan keluarga yang sejati. Karena itu setiap orang perlu bersekutu dengan Sabda agar hidup imannya kepada Allah dan membawa Allah ke dalam hidupnya dan hidup orang lain. Mari kita merefleksikan tiga keluarga di atas.

Sadara-saudariku yang terkasih, sebentar lagi bulan Kitab Suci (September) akan berakhir. Waktu yang disediakan untuk secara rutin membaca Kitab Suci, sebentar lagi mencapai akhirnya. Namun ingatlah bahwa Sabda Tuhan itu tidak pernah berlalu. Tuhan Yesus sendiri berkata: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Mat. 24:35). Langit dan bumi adalah bagian dari waktu, mereka akan hancur tatkala masanya telah habis. Akan tetapi, Sabda yang datang dari Allah tidak akan pernah berakhir atau hancur oleh waktu. Sabda itu kekal sehingga menghidupkan manusia bila manusia tetap berpegang teguh pada-Nya. Itulah sebabnya semua orang, siapa saja, patut tunduk kepada Sabda itu. Sabda Yesus penuh kuasa, mampu mengubah segala sesuatu menjadi baik, berguna bagi manusia.

Setiap keluarga kristiani pantas mendengarkan Sabda itu dan menjadikan-Nya sebagai pedoman dalam hidupnya. Ingatlah bahwa Anda semua (Suami, Istri dan Anak) ‘dikumpulkan’ oleh Allah sendiri guna memuliakan-Nya. Sabda Allah adalah hal yang paling dasar, penting, dan mendesak untuk diwartakan, terutama di dalam hidupmu. Meski waktu berakhir, tapi Sabda itu tidaklah berakhir. Ia yang menjadikan segala sesuatu dan segala sesuatu diarahkan kepada-Nya. Hiduplah seturut Sabda itu. Sabda-Nya adalah jalan, pelita bagi langkah hidup manusia.

Salam Kasih
Fr. Ignasius Fernatyanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar