5 September 2013

IMAN & PENGENALAN, PINANG DIBELAH DUA

 Renungan: Kamis, 05 September 2013
Kol. 1:9-14; Mzm. 98:2-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 5:1-11

Perintah yang diucapkan Yesus kepada Petrus, sang penjala ikan, membuahkan hasil yang sempurna. Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan (Luk. 5:4). Berdasarkan perintah Yesus itu, Petrus menjadi tahu dan punya pengenalan yang benar akan kodrat dan identitas Yesus yang sesungguhnya, yaitu Tuhan. Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa (Luk. 5:8). Pengenalan Petrus terhadap Yesus dimulai dengan perasaan takjub akan banyaknya ikan yang ditangkap dalam peristiwa itu. Terlepas dari perasaan takjub itu, Petrus sebetulnya sudah memiliki keyakinan tersendiri terhadap Yesus yang memerintahkannya. Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga (Luk. 5:5). Keyakinan inilah yang melahirkan pengenalan Petrus yang benar terhadap Yesus sebagai Tuhan. 

Setiap orang yang mengenal Yesus akan menjadi murid-Nya. Pengenal itu tidak hanya dalam lingkup pikiran, kognitif belaka, tetapi pengenalan yang didasarkan pada pengalaman intim dengan-Nya. Sang pemazmur berkata: Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa (Mzm. 98:2). Bagian kita ialah mengenal-Nya sebagai Tuhan yang datang melawat dunia. Ketika kita mengenal-Nya dengan intim dan memiliki iman yang besar akan Dia, maka kita pun menjadi murid-murid-Nya. Dengan itu, kita diangkat menjadi anak-anak-Nya di dalam Kerajaan-Nya. Dengan itu pula, kita bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah. Jadi, pengenalan akan Yesus membuat kita terlepas dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan anak Allah yang kekasih.

Para sahabatku yang terkasih, Tuhan Yesus meminta kita untuk "bertolak ke tempat yang dalam" dan "menebarkan jala" kita. Sebuah perintah sekaligus ajakan untuk mengenal-Nya lewat tugas perutusan kita masing-masing. Ia tidak hanya memerintah atau mengajak, tetapi juga menyertai kita dalam situasi hidup kita. Ia menyertai kita supaya kita mengenal-Nya dan memuliakan-Nya dalam setiap tugas dan pekerjaan kita itu. Kita dipanggil untuk menghimpun kembali umat Allah yang tercerai-berai. Panggilan itu dapat terwujud dengan baik kalau kita punya iman yang besar akan Dia. Panggilan itu dapat diwujudkan dengan baik kalau kita benar-benar mengenal-Nya. Iman dan pengenalan itu memungkinkan kita untuk menjadi 'penjala-penjala manusia' yang benar. Kalau sudah demikian, kita akan dipindahkan ke dalam kerajaan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar