2 September 2013

IDENTITAS KRISTIANI ITU SALING PEDULI

Renungan: Selasa, 03 September 2013


Ada satu motto bagus yang dimiliki oleh serikat kepausan Anak dan Remaja Misioner, yaitu "Children Helping Children." Di balik bunyi motto hidup itu, setiap anak dan remaja diarahkan untuk membangun persekutuan dan kepedulian hidup yang didasarkan pada persahabaan dan kedekatan mereka dengan Yesus. Saya kira, apa yang menjadi tulang punggung serikat ini pun menjadi bagian dari hidup semua orang. Jauh sebelumnya, Santo Paulus telah menegaskan hal itu. Tuhan Yesus pun melakukan hal yang sama, peduli terhadap yang lain sebagai sesama dan sebagai saudara.

Kepada jemaat di Tesalonika, Santo Paulus berkata: Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan (1Tes. 5:4-5). Santo Paulus memandang karya penebusan Kristus sebagai buah keselamatan bagi kita, para pengikut Kristus. Itulah yang disediakan Allah kepada umat-Nya, bukan kebinasaan atau terjerat di dalam dosa.

Itulah sebabnya, Santo Paulus mengingatkan kita untuk senantiasa saling menegur, saling memperhatikan dan saling menasehati dalam hidup menggereja. Karena dengan demikian, kita sedang berjaga-jaga dan sadar akan keselamatan yang dikerjakan Allah atas diri kita masing-masing. Kolegialitas dan kolektivitas amatlah berharga, penting, bahkan mendesak di mata Allah. Inilah kehendak Allah supaya kita bahu-membahu membangun Cinta Kasih-Nya di antara kita manusia. Dengan begitu, Kerajaan Allah menjadi nyata.

Allah memanggil kita untuk berjalan bersama, bukan berjalan dalam kesendirian. Ia datang mengunjungi dunia dan memanggil semua orang, entah kaya atau miskin, besar atau kecil, gemuk atau kurus, semuanya dipanggil untuk menikmati keselamatan-Nya. Ia datang kepada umat-Nya dan tinggal bersama dengan kita. Konsekuensinya, kita diminta untuk mengenal-Nya secara intim supaya keselamatan itu terpenuhi atas diri kita. Arahnya jelas, yaitu tinggal bersama Allah dan mengenal-Nya serta menghidupkan hukum Cina Kasih.

Yesus dengan jelas memperlihatkan hal itu pada hari ini. Orang yang kerasukan setan disembuhkan-Nya dengan cara menghardiknya. Setan itu pun keluar dari orang itu sebab Yesus dipenuhi dengan kuasa. Kalau kita membangun budaya 'saling menegeur' atau 'saling menasehati' maka pastilah iblis yang coba merusak persaudaraan dan kerukunan kita akan pergi dengan sendirinya. Tuhan telah mengajarkan itu kepada kita, maka sudah seharusnya kita lakukan pula dalam kebersamaan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar