Setiap tahun, setiap saat dan hampir di
setiap tempat, terdengar kabar yang menyedihkan, bahkan memilukan. Sebagian
orang di negeri ini (Indonesia) seakan tak punya rasa hormat, penghargaan dan
toleransi lagi. Separuh orang dari bangsa ini seakan tak punya CINTA lagi
terhadap sesamanya. Ini bukan tuduhan atau keluhan, tetapi kenyataan. Nyata
bahwa nilai-nilai Pancasila direduksikan bahkan diabaikan dalam hidup
berbangsa, bangsa Indonesia.
Bukankah kemerdekaan bangsa ini adalah
kemerdekaan bersama? Ataukah kemerdekaan itu hanya berlaku di tahun 1945?
Bagaimana mungkin rakyat bangsaku sendiri menindas dan mengorbankan rakyat yang
lain? Sedih sekali melihat kenyataan pahit ini. Duka di negeri ini terus
bertambah dan hati ini tak kuasa menerima semua itu. Hanya karena
"sebagian" orang, nama bangsaku tercoreng di mana-mana. Kemerdekaan
itu hanyalah tinggal kenangan belaka.
Sepertinya orang tidak mengerti dengan
baik dan benar tentang Pancasila, dasar negeraku itu. Rasanya seperti
kepentingan pribadi sedang mengalahkan 'bonum commune". Bahkan, sikap para
pembesar di negeri ini seakan acuh tak acuh, seperti tak ada masalah saja.
Ketegasan 'diacuekin' dan intoleransi terus membelalak. Suara-suara rakyat yang
tertindas sedang kencang terdengar di mana-mana. Semoga tangan-tangan mereka
mau melayani yang tertindas.
Ingatlah hai kawan-kawanku, di saat-saat
mencekam seperti itu, Tuhan tidak menutup mata-Nya untuk kita yang tertindas.
Ia senantiasa memandang dengan Kasih-Nya, menyimpan semua perkara itu di dalam
hati-Nya yang suci. Bahkan, Ia sedang menguji keteguhan iman kita kepada-Nya.
Tuhan, ampunilah mereka, sebab mereka tak tahu apa yang sedang mereka perbuat.
Semoga duka ini menjadi kekuatan bagi kami dan kemuliaan bagi nama-Mu yang
kudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar