14 Agustus 2013

KISAH DALAM KASIH, KASIH DALAM KISAH



Setiap kisah punya awal dan akhirnya.
Namun kisahku ini seperti tak berujung.
Ketakberujungannya dikarenakan oleh Kasih.
Kata yang penuh makna bahkan romantis.

Jadilah kisah ini ditandai dengan kasih.
Kasih yang mempertemukan dua insan,
Dan kasih yang menyempurnakan hidupku.
Aku bagai berenang dalam lautan kasih itu.

Kini aku berkisah tentang kasih yang indah.
Kisahku ini dimulai dari relasi yang biasa,
Tapi berproses menjadi segudang kasih.
Entah kenapa, tapi kenyataannya begitu.

Aku bingung harus memulai dari mana,
Tapi yang pasti kisah ini agak unik dan menarik.
Saking menariknya, kata tak dapat terungkap
Mulut seakan tak bisa berfungsi lagi.

Ya, aku dan dia berjumpa di ‘pelataran’ dunia itu.
Dunia yang hingga saat ini banyak menarik minat.
Dunia yang tak berlangit dan alas tumpuannya.
Itulah ‘maya’ yang sering-sering dikunjungi orang.

Ada banyak kesempatan bagi aku dan dia
Untuk berjumpa, bertatap muka dan berbagi rasa.
‘Kebanyakan’ kesempatan itulah yang membuat
Diriku tak bisa lagi tuk ‘berpaling’ kepada yang lain.

Sedikit ‘jatuh hati’ memang, tapi itu bukan hakku.
Aku hanya bisa sampai pada pengaguman semata.
‘Posisiku’ tidak memungkinkan apa yang kurasa.
Tapi tetap ada cara lain bagiku tuk wujudkan itu.

Hingga saatnya ia memintaku tuk bersaudara.
Dengan cepat dan senang kuterima permintaan itu.
Yang kutahu, kisah ini dibalut dengan sejuta kasih.
Yang kuyakini, kasih itu menyempurnakan hidup ini.

Timbul karena kasih dan berjalan karena kasih.
Pengetahuan dan keyakinanku berdasar pada kasih.
Bahkan, kasih itulah yang menjadi dasar pijakannya.
Karenanya, sulit bagiku dan dia untuk ‘jatuh.’

Meski cerita ini sedikit ‘dinodai’ oleh keributan,
Amarah, emosi dan segala sesuatunya,
Tapi toh, pada akhirnya kasih mendamaikan.
Kasih punya kekuatan yang terbilang dahsyat.

Bagaimana tidak, ‘rumah’ yang telah dibangun
Dengan rapih dan berubah menjadi puing-puing,
Tetap saja dapat dibangun lagi dan lagi hingga lagi.
Kupikir, kehancuran bukanlah bagian dari cerita ini.

Mengapa? Karena selalu ada usaha untuk membangun.
Selalu ada waktu untuk memaafkan satu sama lain.
Beginilah cara rumah itu dibangun kembali.
Kasih, rindu dan sayang menyatukan puing-puing itu.

Keributan dapat diatasi dengan pengampunan.
Amarah dapat diremukkan dengan kerinduan.
Emosi dapat dipadamkan dengan kelembutan.
Megahlah sudah rumah ini karena kasih itu.

Aku tahu bahwa hidup itu tidaklah sederhana.
Agak rumit untuk dibicarakan apa lagi dijalankan.
Namun, kasih dapat menyatukan semua itu
Menjadi perjalanan yang sederhana dan menarik.

Hidup dengannya bagaikan berdiri di tepi sungai
Yang mengalir deras, lagi jernih dan menyegarkan.
Dapat memberi kesejukan di dalam hati serta pikir.
Harapanku, semoga sungai ini tidaklah mengering.

Kasih seperti sungai yang mengalir deras dan jernih.
Dialah kasih itu. Kasih yang tidak berkesudahan.
Ia memberiku kesegaran dalam merasa dan berpikir.
Ia menyejukkan hidupku yang sedang tak bersahabat.

Persaudaraan ini sungguh tak bisa dilewatkan.
Kalau dilewatkan, maka habislah semangatku.
Dia itu satu sumber inspirasiku tuk berpikir.
Perpisahan sama sekali tidak kuinginkan.

Keinginanku tuk bersua dengannya tak tertahan.
Kutak meragukannya sedikit pun walau terpisah.
Ketulusannya tak pernah menjadi suatu keraguanku.
Dia hebat karena tidak pernah memilah-milahku.

Aku terpikat dengan ketulusannya yang besar.
Seakan itulah yang mempersulitku tuk melepasnya.
Benar-benar suatu rumah yang dibangun dengan mantap.
Sungguh-sungguh seperti air sungai yang menyegarkan.

Hingga hari ini, perjalanan ini tak dapat dihentikan.
Kasih terlalu banyak dituangkan di dalamnya.
Aku dan dia tenggelam di dalam kasih itu.
Bahkan sempat lahir ketakutan akan hanyut.

Maaf kuberikan untuk air matanya yang pernah jatuh.
Maaf kuberikan untuk emosinya yang pernah meluap.
Tapi itulah aku, dengan segala kekuranganku,
Kumencoba tuk mengasihinya sebagai saudaraku.

Mereka bilang kupu-kupu itu indah, tapi tidak bagiku.
Mereka bilang pelangi itu indah, tapi juga tidak bagiku.
Yang indah adalah dia yang telah memberi kasihnya ‘tukku.
Dia lebih indah dari semua hal yang pernah kupandangi.

Kusadari bahwa kisahku ini ditandai dengan kasih.
Karena itulah kutak bisa menghianati kasih indah itu.
Malahan, kumau agar selamanya dipertahankan.
Kisah kasih ini adalah nafas bagiku tuk bertahan hidup.

Sekali lagi, aku berkisah tentang kasih.
Aku bertutur tentang sesuatu yang berharga.
Sesuatu yang tak bisa ditemukan begitu saja.
Moga kisahku ini dikenangkan dengan kasih juga.

Akhirnya, kutitipkan salam rinduku buat dia.
Keberi kasihku buat dia yang telah mengasihiku.
Semoga kasih itu senantiasa mengalir
Dan takkan pernah mengering atau pun hancur.

SALAM KASIH <3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar