15 Agustus 2013

KEBEBASAN: PILIH ALLAH ATAU 'KEJAHATAN?'



Para sahabatku yang terkasih, hidup ini dipenuhi dengan pilihan. Dalam diri manusia terkandung kehendak bebas. Manusia bebas untuk menentukan pilihannya. Meski begitu, manusia sendiri tidak bebas untuk 'menjahati' sesamanya, lingkungannya, apa lagi dirinya sendiri. Yang diharapkan adalah ia bebas untuk memberi kebebasan terhadap yang lain untuk berekspresi sambil menjaga dan melindungi dirinya sendiri.

Konsekuensinya ialah manusia harus bebas untuk mencintai yang lain, dirinya sendiri dan lingkungannya. Karena itu, memilih untuk melakukan yang jahat terhadap diri sendiri dan orang lain atau apa saja, sama sekali tidak dapat diterima. Kita tidak boleh berkompromi dengan kejahatan, sebab kejahatan bukanlah bagian dari manusia. Kejahatan hanya menghancurkan hidup manusia; ia membuat manusia tidak berdaya di hadapan Allah.

Kebebasan ditempatkan oleh Allah dalam diri manusia supaya manusia dengan bebas memilih Allah dan menjadikanNya sebagai dasar dan tujuan seluruh perjuangan hidupnya. Bagiku, kalau Allah-lah yang menempatkan kebebasan itu, maka Allah punya hak dan kewajiban penuh untuk memperolehnya kembali, yaitu dengan memilih Allah saja. Dengan begitu, kita menjadi tahu bahwa tidak ada otomatisme dalam hidup ini. Kita memang diciptakan oleh Allah, akan tetapi tidak menjadi otomatis bahwa kita akan kembali kepada Allah. Allah menghendaki agar kita dengan bebas mencintaiNya, bukan dengan paksaan.

Barangsiapa yang memilih Allah sebagai yang terutama, ia akan mencintai dirinya sendiri, orang lain, dan apa saja yang dijumpainya. Kalau demikian, kejahatan tidak memiliki tempat di dalam hidup ini. Hati kita akan dipenuhi dengan terang Roh Kudus dan kita akan mengembangkan Cinta Kasih Allah yang sempurna itu di antara kita. Hidup bersama Allah adalah kebahagian sempurna yang disediakan Allah sendiri bagi manusia. Itulah kebahagiaan manusia yang sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar