Para sahabatku yang terkasih, hidup ini dipenuhi dengan
pilihan. Dalam diri manusia terkandung kehendak bebas. Manusia bebas untuk
menentukan pilihannya. Meski begitu, manusia sendiri tidak bebas untuk
'menjahati' sesamanya, lingkungannya, apa lagi dirinya sendiri. Yang diharapkan
adalah ia bebas untuk memberi kebebasan terhadap yang lain untuk berekspresi
sambil menjaga dan melindungi dirinya sendiri.
Konsekuensinya ialah manusia harus bebas untuk mencintai yang
lain, dirinya sendiri dan lingkungannya. Karena itu, memilih untuk melakukan
yang jahat terhadap diri sendiri dan orang lain atau apa saja, sama sekali
tidak dapat diterima. Kita tidak boleh berkompromi dengan kejahatan, sebab
kejahatan bukanlah bagian dari manusia. Kejahatan hanya menghancurkan hidup
manusia; ia membuat manusia tidak berdaya di hadapan Allah.
Kebebasan ditempatkan oleh Allah dalam diri manusia supaya
manusia dengan bebas memilih Allah dan menjadikanNya sebagai dasar dan tujuan
seluruh perjuangan hidupnya. Bagiku, kalau Allah-lah yang menempatkan kebebasan
itu, maka Allah punya hak dan kewajiban penuh untuk memperolehnya kembali,
yaitu dengan memilih Allah saja. Dengan begitu, kita menjadi tahu bahwa tidak
ada otomatisme dalam hidup ini. Kita memang diciptakan oleh Allah, akan tetapi
tidak menjadi otomatis bahwa kita akan kembali kepada Allah. Allah menghendaki
agar kita dengan bebas mencintaiNya, bukan dengan paksaan.
Barangsiapa yang memilih Allah sebagai yang terutama, ia akan
mencintai dirinya sendiri, orang lain, dan apa saja yang dijumpainya. Kalau
demikian, kejahatan tidak memiliki tempat di dalam hidup ini. Hati kita akan
dipenuhi dengan terang Roh Kudus dan kita akan mengembangkan Cinta Kasih Allah
yang sempurna itu di antara kita. Hidup bersama Allah adalah kebahagian sempurna
yang disediakan Allah sendiri bagi manusia. Itulah kebahagiaan manusia yang
sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar