1 Juni 2013

EKARISTI: TUHAN HADIR & MENYELAMATKAN UMAT-NYA

“Melkisedek” berarti “Rajaku yang adil.” Raja yang adil senantiasa mengusahakan kesejahteraan, kedamaian dan kebenaran bagi rakyatnya. Karena itu, Melkisedek seringkali disebut sebagai raja yang agung. Dalam Perjanjian Lama, raja yang adil dan agung itu hadir dalam diri Daud. Bangsa Israel bersukacita karena memiliki raja seperti Daud. Demikian juga putera Daud, Salomo (Syalom, damai sejahtera).  Dalam diri Daud dan Salomo, bangsa Israel menemukan masa kejayaan mereka.

Namun demikian, Perjanjian Baru menampilkan pribadi, raja dan penguasa yang lebih adil, lebih adil dan lebih agung, yaitu Putera Allah, Yesus Kristus. Dialah manusia yang memberikan damai sejahtera yang berlimpah kepada seluruh umat manusia. Dengan Tubuh dan DarahNya, Ia menjadikan semua orang “hidup” dan layak di hadapan Allah. Begitulah kesaksian para rasul, juga kesaksian Santo Paulus. Santo Paulus mengatakan bahwa “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!”

Bukan tanpa alasan Santo Paulus berkata demikian karena ia menerima semua itu berkat kesaksian para rasul. Ia memperoleh semua itu dari tradisi yang dihidupkan oleh Gereja Perdana. Apa yang disampaikan oleh Santo Paulus ini menjadi nyata pada hari ini. Hari ini Tuhan Yesus membuat suatu mujizat besar, yakni memberi makan lima ribu orang. Yesus menunjukkan bahwa Ia adalah Raja yang adil dan benar serta memperhatikan kesejahteraan para pengikutNya. Dia adalah Melkisedek yang baru dan agung.

Lantas, bagaimana dengan kita yang menjadi pengikut Kristus di masa sekarang ini? Apakah Tuhan Yesus masih memberikan kesejahteraan, kedamaian dan keadilan bagi kita? Dan, apakah Tuhan Yesus juga memberi kita makanan sama seperti lima ribu orang itu? Sangat MASIH, saudaraku. Malahan lebih dari pada sangat MASIH. Ia masih memberi semua itu kepada kita. Bahkan, setiap hari, setiap Minggu, dan setiap saat, Ia membuat mujizat yang lebih besar lagi kepada kita. Ia senantiasa memperhatikan kita.

Apakah buktinya? Buktinya ialah EKARISTI. Ekaristi ialah mujizat terbesar yang pernah Tuhan berikan kepada kita. Di dalam Ekaristi kita mencicipi makanan surgawi, bukan sekedar makanan biasa. Ekaristi menjadi sumber dan puncak kehidupan kita, para pengikutNya. Lewat Ekaristi, Tuhan memberikan Tubuh dan DarahNya kepada kita secara langsung, “gratis” dan menyelamatkan. Tuhan mengurbankan diriNya demi keselamatan kita. Lalu, bagaimanakah reaksi kita, pengikut-Nya terhadap Ekaristi kudus?

Banyak orang yang mengatakan bahwa Ekaristi yang dirayakan di dalam Gereja itu terlalu panjang dan membosankan. Tapi kata Santo Josemaria Escriva: “Bukan perayaan Ekaristi yang terlalu panjang dan membosankan, melainkan cinta dan akal budi mereka yang terlalu pendek dan lemah.” Kepada para imam, Beata Teresa dari Kalkuta berkata: “Hai para imam, rayakanlah Ekaristi seoalah-olah itu adalah perayaan Ekaristimu yang pertama dan terakhir.” Kalau begitu, Ekaristi itu sungguh perayaan Tuhan.

Saudaraku, Tuhan menyelamatkanmu lewat Ekaristi yang kamu rayakan setiap hari. Di dalam Ekaristilah Tuhan menunjukkan kemuliaanNya yang besar. Di dalam Ekaristilah Tuhan mengurbankan seluruh hidupNya untuk kita. Di dalam Ekaristi kita memperoleh rahmat persekutuan antara Bapa, Putera dan Roh Kudus. Transubstansiasi, roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Cintailah Ekaristi. Datanglah, Tuhan mengundangmu untuk bersatu denganNya di dalam Ekaristi Kudus.
(engga_red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar