19 Mei 2013

KASIH MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN



Bila kita tulus "mengasihi" orang lain, maka kebahagiaan akan datang dengan sendirinya. Ini adalah kasih yang universal, menyeluruh dan yang merupakan perintah Tuhan kita, Yesus Kristus. "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Mat. 22:39). Kasih menjadi dasar dalam hidup bersama.

Kata santo Paulus, di antara iman, harap dan kasih, yang terbesar adalah kasih. Karena hidup dan keberadaan kita sebagai manusia yang diciptakan Allah. Iman itu menyangkut relasi kita dengan Allah, harapan menyangkut apa yang akan datang setalah kita beriman. Kasih menyangkut hidup kita.

Mengapa kasihlah yang terbesar? Karena kita hidup kini dan di sini, dalam jangkauan ruang dan waktu, dan berjalan dengan orang lain. Kita tidak hidup sendiri, melainkan tinggal dalam kebersamaan. Karena itu, seandainya kebersamaan itu retak, maka pasti di sana tidak ada kasih yang dihidupkan.

Memang kita beriman kepada Allah dan berharap akan keselamatan dari Allah pula, tetapi kasih menjadi perbuatan yang paling nyata dari iman dan harapan kita kepada Allah. Kasih menjadi wujud yang dapat dilihat, disentuh, dialami dan dihidupi. Kalau begitu, kasih memperlihatkan iman dan harap.

Sesungguhnya kasih itu membahagiakan kita. Kasih memberi satu warna baru bagi hati kita. Ia mampu mengubah kesedihan, kemarahan, kegalauan, dan ketidakjelasan menjadi kebahagiaan. Mengapa kasih? Karena kasih adalah Allah sendiri. Allahlah yang mampu membuat kita berbahagia.

Jangan menunda untuk mengasihi sesamamu... (engga.red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar