16 April 2013

PERCAYA: JAWABAN PERTAMA & TERUTAMA MANUSIA




Orang tua, entah ayah atau ibu, seringkali sangat senang jika bermain dengan anak-anaknya; apalagi anak itu baru berumur beberapa tahun. Anak begitu tergantung kepada kedua orang tuanya. Menangis adalah contoh konkrit yang dilakukan anak jika berada di dalam pelukan orang lain yang tidak ia sukai. Meskipun sang anak diminta untuk melompat dari tempat yang tinggi ke dalam pelukan ayah atau ibu, ia akan melakukan itu. Sebab ia yakin bahwa ayah atau ibunya pasti menangkapnya. Itulah sang anak.

Sahabat-sahabatku yang terkasih, beberapa hari belakangan ini, Tuhan Yesus sangat menekankan soal “percaya” akan diriNya sendiri. Hari ini juga Ia melakukan hal yang sama. Percaya merupakan satu hal penting dalam berelasi dengan Allah. Itu sebabnya, Tuhan  Yesus sangat menegaskan hal itu. Percaya kepada Allah berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Percaya kepada Allah juga berarti membiarkan Tuhan bekerja atas diri, pikiran, hati dan kehendak. Percaya itu dasar dari segalanya.

Mari kita membangun diri masing-masing sambil menaruh seluruh kepercayaan kita kepada Allah. Layaknya anak kecil yang percaya dengan sepenuh hati kepada kedua orang tuanya, kita pun diminta untuk memberi diri seutuhnya kepada Allah. Konsekuensi yang kita terima ketika percaya kepada Allah dalam diri Yesus, Roti Hidup itu, ialah kita akan diberi kesempatan untuk menikmati surga abadi. Allah menawarkan keselamatan dan manusia memberi jawaban atas tawaran itu, yakni dengan percaya.

Dengan begitu, percaya merupakan kunci dalam relasi dengan Allah. Allah hadir sebagai Roti Hidup yang menyelamatkan dan manusia memberi reaksi atas Roti Hidup itu. Reaksi yang dikehendaki Allah adalah datang kepadaNya dan mencicipi Roti Hidup itu yang merupakan diriNya sendiri. Sebab sesungguhnya, Allah tidak menghendaki agar kita tidak hilang dari hadapanNya. Percayalah kepada Injil yang setiap hari kamu dengarkan. Ingat, jangan pernah ragu akan Tubuh Tuhan yang selalu kita sambut dalam ekaristi.

_KaKi bantiK pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar