12 Maret 2013

KESALAHAN TIDAK PERLU DIKENANG, TAPI DIDAUR ULANG



Tobat: (sebuah refleksi)

DIA tidak menciptakan masalah bagi kita, justru DIA memberi kebahagiaan. Menjadi masalah buat kita tatkala masalah itu dibawa-bawa dalam ingatan atau kenangan. Semua orang, hingga kini dirasuki oleh kesalahan karena dirinya sendiri. Meski begitu, tiap-tiap orang tidak diminta untuk tinggal dalam kesalahan itu. Malahan, DIA ingin agar setiap orang terbebas, terbebas dari kesalahan.

Selama bumi masih berputar dan hayat dikandung badan, kita masih punya kesempatan untuk kembali kepada DIA. Hingga nafas terakhir pun kesempatan itu masih terbuka lebar, asalkan ada kehendak dan usaha untuk berbalik. Kita berbalik karena DIAlah tujuan utama hidup. Tindakan berbalik itu punya konsekuensi, yaitu tinggal di dalam kebahagiaanNya. Itulah makna hidup yang sebenarnya.

Hari ini ada setitik noda yang kita buat, tapi besok ada penawar yang datang untuk menghapus noda itu. Akan tetapi, ini bukan suatu otomatisme hidup, melainkan sebuah panggilan dan peziarahan yang panjang. Di dalam panggilan dan peziarahan itu ada komunikasi, ada pilihan dan ada pula keputusan bebas. Komunikasi itu dilakukan antara DIA dan kita. Selanjutnya, kita memilih dan memutuskan.

Tujuan kita melangkah itu sudah jelas dan pasti, yakni berjumpa dengan DIA. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah “memanjakan” diri dengan perbuatan layak dan pantas di hadapanNya. Berarti, peran kita masih dibutuhkan dan orientasi hidup perlu diselaraskan dengan rencana dan kehendakNya. Itulah “tiket” kita untuk mencapai “kursi” yang masih kosong. Well, berjuanglah secara “waras.”

Hendaklah kita tidak terjebak dengan masalah yang kita miliki, melainkan menjebak dan memutarbalikan masalah itu menjadi keuntungan bagi kita. Waktu dan kesempatan masih kita miliki, tinggal cara merajut dan membentuk diri dan pribadi kita menjadi sebuah “tenunan” yang bagus. Kebagusan itulah yang akan dipakai oleh DIA untuk menghiasi dinding-dinding surga.

@kaki bantik pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar