Tobat: (sebuah refleksi)
DIA tidak menciptakan masalah bagi kita, justru DIA memberi
kebahagiaan. Menjadi masalah buat kita tatkala masalah itu dibawa-bawa dalam
ingatan atau kenangan. Semua orang, hingga kini dirasuki oleh kesalahan karena
dirinya sendiri. Meski begitu, tiap-tiap orang tidak diminta untuk tinggal
dalam kesalahan itu. Malahan, DIA ingin agar setiap orang terbebas, terbebas
dari kesalahan.
Selama bumi masih berputar dan hayat dikandung badan, kita masih punya
kesempatan untuk kembali kepada DIA. Hingga nafas terakhir pun kesempatan itu
masih terbuka lebar, asalkan ada kehendak dan usaha untuk berbalik. Kita
berbalik karena DIAlah tujuan utama hidup. Tindakan berbalik itu punya
konsekuensi, yaitu tinggal di dalam kebahagiaanNya. Itulah makna hidup yang
sebenarnya.
Hari ini ada setitik noda yang kita buat, tapi besok ada penawar yang datang
untuk menghapus noda itu. Akan tetapi, ini bukan suatu otomatisme hidup,
melainkan sebuah panggilan dan peziarahan yang panjang. Di dalam panggilan dan
peziarahan itu ada komunikasi, ada pilihan dan ada pula keputusan bebas. Komunikasi
itu dilakukan antara DIA dan kita. Selanjutnya, kita memilih dan memutuskan.
Tujuan kita melangkah itu sudah jelas dan pasti, yakni berjumpa dengan
DIA. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah “memanjakan” diri dengan perbuatan
layak dan pantas di hadapanNya. Berarti, peran kita masih dibutuhkan dan
orientasi hidup perlu diselaraskan dengan rencana dan kehendakNya. Itulah “tiket”
kita untuk mencapai “kursi” yang masih kosong. Well, berjuanglah secara “waras.”
Hendaklah kita tidak terjebak dengan masalah yang kita miliki,
melainkan menjebak dan memutarbalikan masalah itu menjadi keuntungan bagi kita.
Waktu dan kesempatan masih kita miliki, tinggal cara merajut dan membentuk diri
dan pribadi kita menjadi sebuah “tenunan” yang bagus. Kebagusan itulah yang
akan dipakai oleh DIA untuk menghiasi dinding-dinding surga.
@kaki bantik pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar