12 Maret 2013

TERTUJU KE MANAKAH “AKAR-AKARMU”?



Nabi Yesaya memberikan satu gambaran bagus tentang Allah pada zaman perjanjian lama. Gambaran itu menunjuk pada “kualitas” Allah sebagai Tuhan yang senantiasa menyertai umatNya. Allah tidak hanya menyertai tetapi juga memberi makan. Allah tidak hanya memberi makan tetapi juga menjamin hidup umatNya. Jaminan itu berpuncak pada keselamatan yang akan diberikan Allah kepada umatNya. Demikianlah Allah adalah sumber air hidup yang menyegarkan.

Dalam perjanjian baru, penginjil Yohanes menempatkan Yesus sebagai Tuhan yang menyelamatkan. Di samping kolam air Betesda, Yesus menunjukkan hal itu. Orang lumpuh disembuhkan tanpa harus terjun ke dalam air yang menyembuhkan. Allah yang dulu adalah sumber air kehidupan, kini “dipindahkan” oleh Yohanes dalam diri Yesus Kristus. Dialah sumber air hidup yang sebenarnya. Dialah Allah yang menjamin hidup sekalian orang di bumi ini. Ia benar-benar “menyegarkan.”

Kalau demikian, akar-akar kita perlu digerakkan ke arah sumber air hidup itu. Hati dan pikiran kita perlu ditambatkan pada Yesus supaya kita pun meresap air kehidupan itu. Hati sebagai akar perlu diarahkan kepada Yesus. Dan, pikiran sebagai akar pun harus tertuju kepadaNya. Dengan begitu, kita memperoleh rahmat yang menyegarkan serta keselamatan yang kekal. Kita hanya dapat hidup dari Dia, maka berpisah dariNya adalah masalah besar bagi kita. Berpisah berarti tak berdaya dan mati.

@kaki bantik pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar