Awan gelap menutupi jagat raya
Hujan membasahi bumi yang gersang
Lantaran kilat terus memercikkan cahayanya
Di seberang sana Guntur mengaum-ngaum
Sendi-sendi tulang pun bergetar
Meski langit bersedih sedu
Dunia seakan membenciku
Tapi kutahu Dia tetap mencintaiku
Di atas panggung dunia aku menari-nari
Menari bukan karena kegirangan
Bukan juga karena kepiawaianku
Tapi karena kebebasan yang salah
Aku tertegun dan melihat semua itu
Ternyata kusalah menilaimu
Dan ternyata aku telah memutuskanmu
Seharusnya ini tak boleh terjadi
Lantas, ke mana aku harus berlari?
Rasanya tak ada tempat lagi
Kuingin menuju lorong itu
Tapi di sana ada bangkai berserakan
Ke mana lagi aku harus berlari?
Masih adakah tempat bagiku?
Tak ada lagi perlindungan bagiku
Banyak pertanyaan terlintas di kepalaku
Mereka bilang kamu itu penyayang
Panjang sabar dan penuh kesetiaan
Kok, aku tidak seperti kamu?
Keabsahan dirku hilang seketika
Kala mentari menonjolkan cahayanya
Sesampainya di peraduan pun
Sesampainya di peraduan pun
Aku masih tak seperti kamu
Kuharap aku tidak membenci dirimu
Egoku menerbangkan jiwaku sendiri
Meski sayapnya akan patah di sana
Aku butuh sayap yang baru
Mungkin malaikat dapat meminjamkannya
Aku ingin belajar darimu
Aku ingin punya sayang
Aku ingin punya kesabaran
Dan aku ingin punya kesetiaan itu
@dalam naungan bukit bantik pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar