19 Februari 2013

KITA ‘BERBALIK’ & ALLAH MENGAMPUNI


Hal utama yang membuat manusia terpisah dari Allah adalah dosa. Hal inilah yang dihidupkan oleh orang-orang Niniwe. Mereka perlu bertobat, maka Allah mengutus nabi Yunus untuk memberitakan pertobatan. Mereka bertobat berarti berbalik kepada Allah dengan puasa dan perkabungan. Bukan saja mereka itu yang bertobat, tetapi juga lembu, domba, kambing, dan sapi. Semua ternak itu tak boleh makan rumput sebagaimana setiap hari dilakukan. Jika demikian, seluruh isi kota Niniwe, manusia dan ternak semuanya, berpuasa lalu berbalik kepada Allah. Kekerasan mereka tinggalkan dan memperoleh pengampunan dari Allah. Allah berkenan kepada mereka.

Sang pemazmur menegaskan hal yang sama. Bahwa kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan oleh manusia sebetulnya menyedihkan hati Allah. “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.” Ia sadar akan segala dosanya dan senantiasa bergumul dengan dosa-dosa itu. Karena itu, ia meminta agar Tuhan memberinya selamat dan melengkapinya dengan Roh yang rela. Buah dari pengampunan atau keselamatan yang diberikan Tuhan ialah menarik orang lain yang berdosa untuk berbalik kepada-Nya.

Tuhanlah sumber kehidupan manusia. Kita diciptakan-Nya dan menyelenggarakan seluruh hidup kita. Kalau demikian, kita berasal dari Dia, dan berjalan menuju-Nya. Ini mengandaikan bahwa seluruh perjuangan, pergumulan hidup kita senantiasa berada dalam naungan Tuhan. Maka, tidak bisalah kalau kita berpisah dari pada-Nya. Dan ketahuilah, dosalah yang membuat kita terpisah dari pada-Nya. Bagaimana mungkin kita memperoleh keselamatan kalau terus berdosa di hadapan-Nya? Marilah berbalik kepada Allah dengan meninggalkan segala kejahatan dan pelanggaran kita. Ia senantiasa membuka tangan-Nya dan merangkul kita, kalau kita mau tinggal bersama Dia.

@Dalam Naungan Bukit Bantik Pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar