
Sang pemazmur menegaskan hal yang sama. Bahwa kesalahan
dan pelanggaran yang dilakukan oleh manusia sebetulnya menyedihkan hati Allah. “Terhadap
Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang
Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam
penghukuman-Mu.” Ia sadar akan segala dosanya dan senantiasa bergumul dengan dosa-dosa
itu. Karena itu, ia meminta agar Tuhan memberinya selamat dan melengkapinya
dengan Roh yang rela. Buah dari pengampunan atau keselamatan yang diberikan
Tuhan ialah menarik orang lain yang berdosa untuk berbalik kepada-Nya.
Tuhanlah sumber kehidupan manusia. Kita diciptakan-Nya
dan menyelenggarakan seluruh hidup kita. Kalau demikian, kita berasal dari Dia,
dan berjalan menuju-Nya. Ini mengandaikan bahwa seluruh perjuangan, pergumulan
hidup kita senantiasa berada dalam naungan Tuhan. Maka, tidak bisalah kalau
kita berpisah dari pada-Nya. Dan ketahuilah, dosalah yang membuat kita terpisah
dari pada-Nya. Bagaimana mungkin kita memperoleh keselamatan kalau terus
berdosa di hadapan-Nya? Marilah berbalik kepada Allah dengan meninggalkan
segala kejahatan dan pelanggaran kita. Ia senantiasa membuka tangan-Nya dan
merangkul kita, kalau kita mau tinggal bersama Dia.
@Dalam Naungan Bukit Bantik Pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar