Dunia layaknya kota mati, karena sebagian besar yang tinggal di
dalamnya berpura-pura mati. Ia seakan tak bisa bergerak lagi karena
penggeraknya yang sebenarnya tidak mau bergerak. Padahal, identitas
penggerak itu adalah gerakannya. Bagaimana mungkin hal ini dapat
terjadi? Bukankah lapisan dunia itu tebal, setebal yang tidak kita
bayangkan? Ternyata, ketebatalan dunia
pun perlahan-lahan ditipiskan oleh ego dan kepentingan diri sendiri.
Sungguh sedih kala menyaksikan semua ini. Penggerak itu punya harapan;
mungkin inilah yang masih dimilikinya. Mungkin juga ia masih punya
gerakan itu sendiri. Mudah-mudahan, gerakan itu masih bisa mengubah
dunia ini menjadi hidup lagi seperti seharusnya.
kaki_bantik_pineleng
kaki_bantik_pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar