25 Februari 2013

ANTARA AKU, DIA, DAN MEREKA SERTA KITA

Kata mereka, aku seperti bunglon; selalu berubah-ubah. Tapi kata dia, aku seperti burung; tak berubah-ubah namun elok dipandang mata.

Entahlah, aku dianggap ambiguitas, mendua, bercabang, tidak tetap, tetap dan seterusnya. Biarlah mereka berkata apa, aku begini adanya.

Dia dan mereka berpandangan lain, seakan aku sedang menyimpan sesuatu. Kejujuranku diblokir seketika, saat aku berpapasan dengan dua kelompok itu.

Meski dia dan mereka berkata lain, tatapanku tetap menuju ke  arah yang satu dan sama. Bagiku, arah itu adalah masa depanku.

Mungkin “kita” bisa membantu merubah pandangan dia dan mereka. Kita inilah penemu jawaban yang tepat. Suaranya dapat dipercaya.

Antara Aku, Dia dan Mereka masing-masing punya masalahnya sendiri. Dan aku tak bermaksud mencampuri masalah itu.

Aku tak mau mencampuri karena takut adonan yang kuberi salah dimengerti lagi. Namun, mungkin sekali kalau semuanya digabungkan dan bersatu.

Kesatuan itu akan memuluskan langkah masing-masing dan tiap-tiap. Akhirnya, semua menimba pada sumur yang satu dengan rasa air yang sama.

Berbeda itu indah, namun lebih indah jika masing-masing saling mengerti dan berkreasi dalam perbedaan itu. Itulah kesungguhan hidup.

Banyak jalan ke sana. Yang bisa masing-masing buat adalah saling mendukung sambil berusaha mengurangi cercaan yang tak berguna.

@dalam naungan bukit bantik pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar