
Meski demikian, dalam pandangan agama (kekristenan), segala sesuatu
diciptakan oleh Allah dan untuk Allah. Dunia yang katanya sekuler atau profan
justru diberdayakan demi kemuliaan Allah. Allah memberi kepada manusia dunia
beserta isinya, dan itulah yang digunakan manusia untuk memuji dan memuliakan
Allah. Maka, orang tidak pantas mencela dunia dan isinya, melainkan
memanfaatkannya sesuai rencana dan kehendak Allah sendiri. Dunia bukanlah
perusak akhlak manusia, melainkan membentuk pribadi manusia supaya terarah
kepada Allah.
Bukankah Allah menciptakan segala sesuatu baik adanya? Lantas mengapa
manusia berargumen bahwa dunia itu jahat, dunia itu kotor dan sebagainya?
Tidakkah manusia telah mencela Allah karena argumennya itu? Tidak ada yang
jahat di dunia ini, yang jahat adalah pikiran manusia. Karena ego dan
kepentingannya, ia membelokkan diri ke arah jurang. Itulah yang diperlihatkan
beberapa orang yang duduk di kursi kepemimpinan. Bagi mereka itu, memimpin
adalah kesempatan terindah untuk mewujudkan keinginan dan kepuasan mereka.
Caranya? Jahat adanya.
Uang memang paling dibutuhkan oleh setiap orang, tapi bukan berarti
harkat, derajat dan martabat seseorang dipertaruhkan demi uang itu bukan?
Posisikanlah dirimu pada tempatnya yang sebenarnya. Kendalikan ego dan
kepentingan pribadimu. Kalau Anda sedang memimpin, pimpinlah dengan adil,
bijak, jujur dan bertanggungjawab. Jangan memimpin untuk mencuri. Jangan
memimpin untuk memeras. Dan jangan memimpin untuk menyusahkan masyarakat. Pemimpin
yang baik adalah dia yang mendengarkan sabda Allah dan melakukannya.
Kalau demikian adanya, maka Allah tidak bisa dipisahkan dari manusia.
Allah tidak bisa diabaikan kala orang ingin melakukan sesuatu di dunia ini. Di
dalam Allah, segala sesuatu menjadi baik, berguna dan bermartabat. Mengandalkan
Allah dalam kepemimpinan adalah cara yang paling bijak, yang dipilih dari semua
pilihan yang ada. Inilah yang sebetulnya diungkapkan oleh Yesus, Putera Allah
pada hari ini. Memimpin itu adalah kesempatan untuk melayani. Siapa yang
terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, bukan menjadi “bos”
yang santai.
@dalam naungan bukit bantik pineleng
#hujan deras mengguyur ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar