7 Desember 2012

'PERSIAPAN' DIRI ITU PENTING


Minggu Adven II, Bar. 5:1-9, Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6, Fil. 1:4-5,6,8-11, Luk. 3:1-6.

Christiano Ronaldo atau Lionel Messi adalah dua pesepak bola yang terseohor di seluruh dunia. Mereka dikenal karena memiliki kemampuan sepak bola yang mumpuni. Keahlian mereka dalam mengolah si kulit bundar telah membuat mereka terkenal. Mulai dari anak kecil sampai ke orang dewasa sekalipun, semuanya mengenal mereka. Ronaldo dan Messi hebat! Apa sebenarnya yang membuat mereka hebat? Mereka hebat karena rajin melakukan latihan di luar lapangan. Mereka hebat karena tahu melakukan latihan, pemanasan dan setiap hari belajar untuk mengolah si kulit bundar itu. Ternyata, mereka punya persiapan sebelum berlaga.

Saudara-saudariku terkasih, hari ini Yohanes Pembaptis tampil di seluruh daerah Yordan dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosa-dosamu…” Yohanes membuat persiapan sebelum kedatangan Tuhan, yakni Yesus Kristus. Jadi, untuk menyambut Tuhan, orang harus membersihkan dosa dalam dirinya dan menerima Tuhan di dalam hatinya. Sikap bertobat itu penting dan sangat diperlukan dalam menyambut kedatangan Tuhan. Bertobat berarti berbalik kepada Allah. Bertobat juga berarti melepaskan segala dosa dan kesalahan, dan kembali hidup sesuai kehendak Allah. Dengan begitu, Allah akan tinggal di dalam diri manusia.

Gereja Katolik memandang masa Adven sebagai masa penantian atau masa di mana orang menunggu kedatangan Tuhan. Dalam masa penantian atau masa tunggu itu, setiap orang diminta untuk mempersiapkan hatinya, membersihkan dirinya dan menyambut kedatangan Tuhan dengan hati yang bersih. Kristus ingin tinggal di dalam hati manusia, maka hati yang menjadi tempat tinggal itu perlu ditata, diatur dan dibersihkan dari dosa. Inilah maksud Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan di sekitar Sungai Yordan.

Saudara-saudariku terkasih, masa penantian menunjuk pada persiapan batin yang dibuat oleh kita masing-masing. Layaknya Christiano Ronaldo dan Lionel Messi, kita juga perlu latihan’ dan ‘pemanasan.’ Kita perlu persiapan sebelum berhadapan dengan Yesus Kristus. Persiapan itu nyata dalam sikap tobat kita. Kita perlu berbalik kepada Allah dan hidup sesuai kehendak-Nya. Dengan begitu, kita akan siap pula dalam menyambut Yesus Kristus, terang sejati. Maka, ketika Yesus datang, kita didapati dalam keadaan bersih, tanpa dosa.

Barangkali, kita perlu melihat kehidupan keluarga kita masing-masing. Seringkali, karena hal kecil saja, persoalan dan masalah timbul menjadi besar. Suami membentak istri dan anak, istri membentak suami dan anak dan sterusnya. Ini bukan sikap hidup yang benar. Ini juga bukan persiapan yang baik dalam menyambut Yesus Kristus. Maka, kita perlu berdamai satu sama lain; suami berdamai dengan istri dan anak, istri berdamai dengan suami dan anak dan seterusnya. Inilah persiapan yang sesungguhnya.

Percuma saja kalau kita membuat kandang natal di rumah, tetapi hati kita tidak seperti kandang itu sendiri. Tempat Yesus dilahirkan itu sederhana. Maka kita pun perlu menyederhanakan hati kita, tempat Yesus tinggal. Sederhana bukan berarti miskin, tetapi kaya dalam penantian akan Yesus Kristus. Untuk inilah Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan di sungai Yordan.

Kitab Barukh memberi petunjuk bahwa “Yerusalem harus melepaskan pakaian kesedihan dan kesengsaraan.” Dan, Santo Paulus kepada jemaat di Filipi berkata: “semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat melihat apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.”

Sangat jelas bahwa kita harus menanggalkan pakaian kesedihan kesengsaraan. Itulah dosa dan kesalahan kita. Semua itu harus kita tinggalkan. Dan, yang perlu kita bawa adalah kasih yang melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala pengertian. Ini semua adalah persiapan kita dalam menantikan Yesus Kristus. Kalau demikian, maka kita berhak memuliakan dan memuji Allah karena suci dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Lembah Bantik Pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar