Minggu Adven II, Bar. 5:1-9, Mzm.
126:1-2ab,2cd-3,4-5,6, Fil. 1:4-5,6,8-11, Luk. 3:1-6.
Christiano
Ronaldo atau Lionel Messi adalah dua pesepak bola yang terseohor di seluruh
dunia. Mereka dikenal karena memiliki kemampuan sepak bola yang mumpuni.
Keahlian mereka dalam mengolah si kulit bundar telah membuat mereka terkenal.
Mulai dari anak kecil sampai ke orang dewasa sekalipun, semuanya mengenal
mereka. Ronaldo dan Messi hebat! Apa sebenarnya yang membuat mereka hebat?
Mereka hebat karena rajin melakukan latihan di luar lapangan. Mereka hebat
karena tahu melakukan latihan, pemanasan dan setiap hari belajar untuk mengolah
si kulit bundar itu. Ternyata, mereka punya persiapan sebelum berlaga.
Saudara-saudariku
terkasih, hari ini Yohanes Pembaptis tampil di seluruh daerah Yordan dan
menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni
dosa-dosamu…” Yohanes membuat persiapan sebelum kedatangan Tuhan, yakni Yesus
Kristus. Jadi, untuk menyambut Tuhan, orang harus membersihkan dosa dalam
dirinya dan menerima Tuhan di dalam hatinya. Sikap bertobat itu penting dan
sangat diperlukan dalam menyambut kedatangan Tuhan. Bertobat berarti berbalik
kepada Allah. Bertobat juga berarti melepaskan segala dosa dan kesalahan, dan
kembali hidup sesuai kehendak Allah. Dengan begitu, Allah akan tinggal di dalam
diri manusia.
Gereja
Katolik memandang masa Adven sebagai masa penantian atau masa di mana orang
menunggu kedatangan Tuhan. Dalam masa penantian atau masa tunggu itu, setiap
orang diminta untuk mempersiapkan hatinya, membersihkan dirinya dan menyambut
kedatangan Tuhan dengan hati yang bersih. Kristus ingin tinggal di dalam hati
manusia, maka hati yang menjadi tempat tinggal itu perlu ditata, diatur dan
dibersihkan dari dosa. Inilah maksud Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan di
sekitar Sungai Yordan.
Saudara-saudariku
terkasih, masa penantian menunjuk pada persiapan batin yang dibuat oleh kita
masing-masing. Layaknya Christiano Ronaldo dan Lionel Messi, kita juga perlu
latihan’ dan ‘pemanasan.’ Kita perlu persiapan sebelum berhadapan dengan Yesus
Kristus. Persiapan itu nyata dalam sikap tobat kita. Kita perlu berbalik kepada
Allah dan hidup sesuai kehendak-Nya. Dengan begitu, kita akan siap pula dalam
menyambut Yesus Kristus, terang sejati. Maka, ketika Yesus datang, kita
didapati dalam keadaan bersih, tanpa dosa.
Barangkali,
kita perlu melihat kehidupan keluarga kita masing-masing. Seringkali, karena
hal kecil saja, persoalan dan masalah timbul menjadi besar. Suami membentak
istri dan anak, istri membentak suami dan anak dan sterusnya. Ini bukan sikap
hidup yang benar. Ini juga bukan persiapan yang baik dalam menyambut Yesus
Kristus. Maka, kita perlu berdamai satu sama lain; suami berdamai dengan istri
dan anak, istri berdamai dengan suami dan anak dan seterusnya. Inilah persiapan
yang sesungguhnya.
Percuma
saja kalau kita membuat kandang natal di rumah, tetapi hati kita tidak seperti
kandang itu sendiri. Tempat Yesus dilahirkan itu sederhana. Maka kita pun perlu
menyederhanakan hati kita, tempat Yesus tinggal. Sederhana bukan berarti
miskin, tetapi kaya dalam penantian akan Yesus Kristus. Untuk inilah Yohanes
Pembaptis menyerukan pertobatan di sungai Yordan.
Kitab
Barukh memberi petunjuk bahwa “Yerusalem harus melepaskan pakaian kesedihan dan
kesengsaraan.” Dan, Santo Paulus kepada jemaat di Filipi berkata: “semoga
kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam
pengertian, sehingga kamu dapat melihat apa yang baik, supaya kamu suci dan tak
bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan
oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.”
Sangat
jelas bahwa kita harus menanggalkan pakaian kesedihan kesengsaraan. Itulah dosa
dan kesalahan kita. Semua itu harus kita tinggalkan. Dan, yang perlu kita bawa
adalah kasih yang melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala
pengertian. Ini semua adalah persiapan kita dalam menantikan Yesus Kristus. Kalau
demikian, maka kita berhak memuliakan dan memuji Allah karena suci dan tak
bercacat di hadapan-Nya.
Lembah
Bantik Pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar