15 Desember 2012

“MERAMPAS” HARUS DIGANTI DENGAN “MEMBERI”


Minggu Adven III 2012, Luk. 3:10-18,

Banyak pemungut cukai dan prajurit yang datang kepada Yohanes pembaptis untuk dibaptis. Kepada mereka Yohanes berkata: “Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu” dan “Jangan merampas atau memeras, tetapi cukupkanlah dirimu dengan gajimu.” Yohanes menginginkan sesuatu yang baik, yang mestinya dibuat oleh setiap orang, yakni memperlakukan orang lain sebagai sesamanya. Itulah sikap “membatasi” diri untuk tidak merugikan yang lain, tetapi membahagiakan.

Itu sebabnya, sedari awal Yohanes telah berpesan untuk memberikan sehelai baju kepada orang lain kalau padanya ada dua helai baju. Demikian juga dengan makanan; membagikannya kepada orang lain yang membutuhkannya. Yohanes tahu bahwa menagih lebih banyak dan merampas atau memeras adalah perbuatan yang tidak membahagiakan, sehingga orang harus mencukupkan dirinya dengan apa yang dimilikinya. Lebih baik mencukupkan diri atau memberikan kepada yang lain.

Kata orang, memberi itu lebih menyempurnakan dari pada menerima. Memberi sesuatu yang berharga dan menolong orang lain itu sikap hidup yang benar. Tentu saja ini merupakan satu perbuatan baik yang datang dari dalam diri manusia. Perbuatan yang melengkapi dan mengurangi penderitaan orang lain. Perbuatan yang membuat orang lain tetap hidup dan memperoleh sukacita dan kebahagiaan di dalam dirinya. Ternyata, memberi itu punya nilai sosial dan berpengaruh baik kepada yang lain.

Saudaraku terkasih, para pengikut Kristus dituntut untuk memberi karena Kristus lebih dahulu “memberi” kepada semua orang. Kedatangan-Nya ke dunia mengisyaratkan pemberian-Nya itu. Ia datang untuk melengkapi “kebutuhan” hidup manusia. Dengan diri-Nya, Ia memberikan kebahagiaan kekal kepada setiap orang yang menuruh hati dan seluruh hidupnya kepada-Nya. Kristus memberi tanpa syarat. Ia tidak merampas atau menagih lebih, tapi justru menambah dan menyempurnakan siapa saja.

Pernahkah kita membayangkan atau berpikir tentang tugas ini? Kalau Kritus sudah memberi, bagaimana dengan kita, pengikut-Nya? Kita diminta untuk tidak merampas atau menagih lebih, malahan harus memberikan kepada yang lain. Lihatlah Masa Adven ini sebagai kesempatan untuk membaharui diri.  Kikislah kebiasaan menginginkan lebih dari yang lain, tetapi tambahkanlah semangat memberi. Belajarlah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Sang Pemberi hidup dan keselamatan kepada manusia.

Lembah Bantik Pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar