Gabriel
Marcel (seorang filsuf ternama) pernah berkata: “Makna eksistensi manusia
terletak pada relasi.” Artinya, keberadaan manusia bermakna ketika ia ada
dengan dan untuk orang lain. Seandainya manusia hidup sendirian, maka ia
mengalami keterasingan, bahkan diasingkan oleh dirinya sendiri. Keberadaannya
dengan dan untuk orang lain itu ditempatkan dalam koridor-koridor cinta, bukan
benci. Jadi, yang perlu dalam hidup adalah “relasi cinta.”
Marcel
mengungkapkan satu kebutuhan terdalam dari manusia, yakni penghargaan terhadap
yang lain sebagai sesama. Di mana ada perang, jelas di situ tidak ada relasi
cinta. Orang butuh dihargai, diberi “harga” oleh sesame. Pemberian “harga” itu
terletak pada cinta yang pada dasarnya dimiliki setiap orang. Karena itu,
ketika seseorang berbelok dari relasi cinta itu menuju benci, maka ia tidak
lagi menghargai sesamanya.
Sahabat,
sesama adalah bagian penting dari dirimu. Ia adalah pribadi yang lain di luar dirimua.
Kata “sesama” menunjuk pada kesamaan antara dirimu dan dirinya. Kamu tak beda
dengan dia. Itulah sebabnya kamu harus menghargainya, bukan membenci, memusuhi
bahkan menindasnya. Manfaatkanlah keberadaanmu dengan baik, yakni dengan
mencintai yang lain. Dengan begitu, kamu sudah menemukan makna hidupmu.
Kadang cinta
gampang dikalahkan oleh benci. Memang dalam sejarah manusia, benci tak dapat
lepas dari diri manusia, namun ingatlah bahwa cinta jauh lebih mulia dari benci
itu. Kebencian hanya mendatangkan permusuhan, sedangkan cinta sudah pasti
melahirkan persahabatan dalam persaudaraan. Kalau cinta menjadi bagian dari
diri kita, maka keberadaan kita menjadi bermakna dan kita menemukan kesejatian
hidup.
Saya ingin
mengutip kata-kata Yesus ini: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri” (Mat. 22:39). Tuhan kita telah menyerukan itu jauh sebelum kita ada di
dunia ini. Itu berarti, keberadaan kita harus diperhitungkan pula dengan yang
lain. Kita tidak hidup sendiri, melainkan dengan yang lain. Makanya, cinta
terhadap yang lain itu perlu, bahkan menjadi dasar dari hidup itu sendiri.
Semoga kita bisa saling mencintai.
@Kaki Bantik
Pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar