Beberapa hari yang lalu, Lukas memberitakan
tentang tangisan Yesus atas kota Yerusalem, kehancuran Bait Allah dan Yerusalem
kelak. Dan memang benar bahwa kota Yerusalem kemudian dihancurkan dalam
sejarahnya. Tangisan Yesus atas kota Yerusalem dan kehancuran Bait Allah ini
disebabkan oleh penolakan orang Yahudi sendiri terhadap Yesus. Yesus sebagai
Putera Allah yang diutusan Allah untuk menyelamatkan manusia, tidak dikenal,
dianggap menghojat Allah, dan karena itu harus ditolak, disiksa, bahkan
disalibkan di kayu salib sebagai seorang penjahat.
Yerusalem yang hancur itu lalu dibangun kembali
oleh generasi selanjutnya, yakni orang Kristen. Akan tetapi, bagi Lukas, itu
bukan lagi Yerusalem secara fisik tetapi Yerusalem secara iman, yang taat
kepada Allah dalam diri Yesus. Nah, inilah situasi pada kedatangan Yesus untuk
yang pertama kalinya di dunia ini. Setelah itu, Yesus naik ke surga, lalu
mengutus Roh Kudus untuk menyertai Gereja, dan berjanji akan datang lagi suatu
kelak.
Saudara-saudaraku yang terkasih, hari ini Tuhan
Yesus berbicara tentang kedatangan-Nya kembali ke dunia ini. Lagi-lagi, Tuhan
Yesus berbicara tentang suatu kondisi di mana tidak ada keteraturan kosmis saat
kedatangan-Nya kembali. Kedatangan itu dawali dengan tanda-tanda pada matahari
dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan
bingung. Saat itu, orang akan ketakutan karena kecemasan. Kuasa-kuasa langit
akan goncang, dan Anak Manusia akan datang dalam awan dengan segala kekuasaan
dan kemuliaan-Nya. Saat itu juga, orang diminta untuk bangkit dan mengangkat
mukanya sebab penyelamatannya sudah dekat. Itulah hari Tuhan, di mana Yesus
datang sebagai Hakim dan Juruselamat pada akhir zaman. Ini merupakan janji
Yesus sendiri untuk melawat manusia lagi secara langsung, berhadapan muka.
Tuhan Yesus juga bilang bahwa hari Tuhan itu
berlaku bagi semua orang, tanpa kecuali. Artinya, saat Tuhan Yesus datang
sebagai Hakim dan Juruselamat itu, semua orang: kecil-besar, tua-muda,
kurus-gemuk, cacat atau pun tidak, frater atau pastor, semuanya akan dihakimi
dan diselamatkan oleh-Nya. Tuhan Yesus akan menghakimi dan menyelamatkan
manusia sesuai dengan perbuatan-Nya. Itu sebabnya, Tuhan Yesus memberikan satu
nasehat penting kepada para pengikut-Nya: “berjaga-jagalah senantiasa sambil
berdoa.”
Saudaraku terkasih, kedatangan Yesus untuk yang
pertama kali, beberapa puluh abad yang lalu itu sebetulnya menggambarkan suatu
hidup yang terarah kepada Allah. Itulah yang sebenarnya dan seharusnya menjadi
poin dan bobot utama dalam sikap berjaga-jaga. Semua orang diminta untuk hidup
dan mati di dalam Kristus, sebab hanya Kristus satu-satunya Penyelamat manusia.
Karena itu, orang harus berjaga-jaga di dalam hidupnya. Akan tetapi, bukan saja
berjaga-jaga melainkan juga berdoa. Yesus bilang, “berjaga-jaga sambil berdoa.”
Maka, dua sikap itu harus dihidupi sekaligus.
Natal, adalah peristiwa kelahiran Yesus ke
dunia. Sabda menjelma menjadi manusia dan tinggal di antara manusia. Ia lahir
dengan kesederhanaan dan mau merasakan pengalaman manusia. Kehadiran Yesus ini
sebenarnya hendak menuntun hidup manusia supaya hati manusia tetap terarah
kepada Allah. Kita menjadi pengikut Yesus, berarti senantiasa mengikuti cara
hidup-Nya. Bebas dari godaan dunia dan mengikuti suara dan kehendak Allah. Kegagalan
dan kehancuran bangsa Yahudi karena hal ini, tidak mau mendengarkan Yesus.
Mereka tidak mempersiapkan kehadiran Yesus. Mereka tidak berjaga-jaga. Dan,
kemudian menolak-Nya. Maka tak heran, mereka mengalami kehancuran di kemudian
hari.
Saudarku terkasih, supaya kita tidak hancur pada
kedatangan Yesus yang kedua kalinya, maka mari pergunakanlah hidup ini dengan
baik, khususnya pada Masa Adven ini. Janganlah terlena dengan kemegahan dunia
ini, melainkan pada Yesus, Sang Juruselamat dan Hakim yang benar. Kalau orang
terlena pada Yesus, maka ia akan berjaga-jaga, berdoa dan bersiap diri untuk
menyambut kedatangan Sang Juruselamat itu. Seandainya setiap hari, setiap saat,
dan setiap detik kita terlena pada Yesus, maka saat kedatangan Yesus yang kedua
kalinya, kita akan mampu untuk mengangkat kepala dan memandang Dia. Saat itu,
kita akan dihakimi dan diselamtakan karena kebiasaan kita yang terlena
kepada-Nya selama hidup ini.
Lembah Bantik Pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar