29 November 2012

AJAKAN GURU MENGUBAH MURID


Rm. 10:9-18, Mat. 4:18-22

Menjala ikan adalah pekerjaan utama dari setiap nelayan. Fokus, perhatian dan tujuannya jelas, yakni mendapatkan ikan sebagai hasil tangkapannya. Nelayan dan Ikan tidak bisa dipisahkan karena nelayan menjadi dirinya sendiri kalau ia senantiasa menangkap ikan. Kadang, demi kebutuhan hidupnya, para nelayan rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk menangkap ikan. Menjadi nelayan, butuh pengorbanan diri dan persiapan kesiapan mental.

Hari ini, Yesus memanggil murid-muridNya, yaitu Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes. Satu sikap positif yang diperlihatkan oleh para murid ketika dipanggil oleh Yesus adalah “segara meninggalkan” semua yang mereka miliki sebagai nelayan. Panggilan Yesus ternyata menyentuh hati dan budi mereka, sehingga tidak ada kata protes atau keberatan. Dengan menjawab panggilan itu, para murid telah mengubah diri dan tujuan hidup mereka sendiri.

“Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Satu pernyataan yang secara langsung menunjukkan identitas pengikut Kristus. Semua orang yang beriman kepada Kristus dipanggil untuk ‘menjala’ menusia sambil meninggalkan manusia lamanya dengan ‘segera’ tanpa tawar-menawar, apa lagi protes dan keberatan. Inilah semangat hidup sebagai murid yang senantiasa bersandar pada Kristus dan mengikuti perintahNya.

Saudaraku terkasih, kehadiran kita sebagai suatu persekutuan di dalam Gereja, diembani tugas Kristus sendiri. Gereja yang dibangun oleh Kristus di atas wadas Petrus ini dituntut untuk mengubah pandangan, fokus, perhatian dan tujuan hidup kita. Kita dipanggil untuk menemukan jati diri kita sebagai pengikut Kristus. Itulah menjadi murid yang setia dan menaruh perhatian kepadaNya.


Panggilan ini membutuhkan pengorbanan dan kesiapan diri. Dengan demikian, kita dipanggil untuk ambil bagian dalam karya keselamatan Allah. Karya keselamatan Allah ini harus ditanggapi dengan segera, tanpa protes dan keberatan dari kita. Sebab, kehendak Allah selalu baik bagi manusia, yaitu supaya semua orang selamat. Untuk itu, kita perlu belajar dari Kristus sebagai Guru abadi agar bisa menjadi pembawa kabar suka cita pula kepada orang lain.

Lembah Bantik Pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar