Rm.
10:9-18, Mat. 4:18-22
Menjala
ikan adalah pekerjaan utama dari setiap nelayan. Fokus, perhatian dan tujuannya
jelas, yakni mendapatkan ikan sebagai hasil tangkapannya. Nelayan dan Ikan tidak
bisa dipisahkan karena nelayan menjadi dirinya sendiri kalau ia senantiasa
menangkap ikan. Kadang, demi kebutuhan hidupnya, para nelayan rela mengorbankan
waktu dan tenaga untuk menangkap ikan. Menjadi nelayan, butuh pengorbanan diri
dan persiapan kesiapan mental.
Hari
ini, Yesus memanggil murid-muridNya, yaitu Petrus, Andreas, Yakobus, dan
Yohanes. Satu sikap positif yang diperlihatkan oleh para murid ketika dipanggil
oleh Yesus adalah “segara meninggalkan” semua yang mereka miliki sebagai
nelayan. Panggilan Yesus ternyata menyentuh hati dan budi mereka, sehingga
tidak ada kata protes atau keberatan. Dengan menjawab panggilan itu, para murid
telah mengubah diri dan tujuan hidup mereka sendiri.
“Mari,
ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Satu pernyataan yang
secara langsung menunjukkan identitas pengikut Kristus. Semua orang yang beriman
kepada Kristus dipanggil untuk ‘menjala’ menusia sambil meninggalkan manusia
lamanya dengan ‘segera’ tanpa tawar-menawar, apa lagi protes dan keberatan. Inilah
semangat hidup sebagai murid yang senantiasa bersandar pada Kristus dan mengikuti
perintahNya.
Saudaraku
terkasih, kehadiran kita sebagai suatu persekutuan di dalam Gereja, diembani
tugas Kristus sendiri. Gereja yang dibangun oleh Kristus di atas wadas Petrus
ini dituntut untuk mengubah pandangan, fokus, perhatian dan tujuan hidup kita. Kita
dipanggil untuk menemukan jati diri kita sebagai pengikut Kristus. Itulah
menjadi murid yang setia dan menaruh perhatian kepadaNya.
Panggilan ini membutuhkan pengorbanan dan
kesiapan diri. Dengan demikian, kita dipanggil untuk ambil bagian dalam karya
keselamatan Allah. Karya keselamatan Allah ini harus ditanggapi dengan segera,
tanpa protes dan keberatan dari kita. Sebab, kehendak Allah selalu baik bagi
manusia, yaitu supaya semua orang selamat. Untuk itu, kita perlu belajar dari
Kristus sebagai Guru abadi agar bisa menjadi pembawa kabar suka cita pula kepada
orang lain.
Lembah
Bantik Pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar