21 November 2012

KITA PERLU MENANGISI DIRI SENDIRI



Why. 5:1-10, Luk. 19:41-44

Yohanes, melalui kitab Wahyu, menerangkan dengan bagus tentang Anak Domba yang layak menerima gulungan kitab dan berhak membuka ketujuh meterai kitab itu. Anak Domba itu adalah Yesus yang diutus Allah kepada dunia. Ia layak menerima gulungan kitab itu karena tahu kehendak Allah. Ia berhak membuka ketujuh meterai kitab itu karena tahu isi hati Allah. Buah dari pengetahuan itu adalah pelaksanaan kehendak dan isi hati Allah dalam hidup-Nya. Kerajaan Allah diwartakan-Nya kepada manusia supaya manusia pun serupa dengan Dia.

Hari ini, Tuhan Yesus menangisi Yerusalem, kota Allah. Ia menangis karena Yerusalem tidak menerima Dia. Ia menangis karena Yerusalem tidak mengenal-Nya. Ia menangis karena Yerusalem menutup pintu hatinya terhadap Yesus. Yesus tidak memperoleh tempat di hati Yerusalem. Itu berarti, Yerusalem tidak mengetahui kehendak Allah. Itu sebabnya, mereka tidak melaksanakan kehendak dan rencana Allah dengan baik dan benar. Kehadiran Yesus sebetulnya menjadi kehendak Allah yang paling nyata bagi mereka. Tapi, Yesus tidak mereka hiraukan.

Saudaraku terkasih, kita adalah Yerusalem yang baru, Gereja, yang didirikan oleh Kristus sendiri. Barangkali, kita pun perlu menangisi diri sendiri. Kita percaya kepada Kristus, namun seringkali tidak hidup sesuai sabda-Nya. Santo Yakobus pernah berkata, “iman tanpa perbuatan adalah mati.” Kita beriman kepada-Nya tapi apakah kita sudah melaksanakan perintah-Nya? Iman itu haruslah berpasangan dengan perbuatan yang nyata. Iman itu haruslah dikonkritkan melalui sikap dan perbuatan kita sehari-hari. dengan begitu, kita telah memenuhi kehendak Allah. 

Lembah Bantik Pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar