22 November 2012

ALLAH AKAN TERPIKAT PADA KITA, KALAU…



Why. 10:8-11, Luk. 19:45-48

Sejak awal, Allah telah menciptakan segala sesuatu baik adanya. Di dalam kebaikan itu, Allah menempatkan kebenaran sebagai bagian dari ciptaan. Di dalam ciptaan itu, manusia hadir sebagai teman sekerja Allah. Ia menerima tanggungjawab untuk menjaga dan memelihara segala sesuatu yang telah Allah berikan kepadanya. Tanggungjawab itu diperankan manusia dalam kebebasannya untuk selalu memilih melakukan yang baik dan benar, sebab pada dasarnya manusia memiliki hati nurani yang tidak dapat keliru.

Tujuan dari semua itu adalah kemuliaan kepada Allah di tempat yang tinggi. Kemuliaan ini dapat diterjemahkan dalam pengorbanan diri manusia untuk tunduk dan taat pada perintah Allah sendiri. Itu berarti, bertanggungjawab atas apa yang ‘dititipkan’ Allah adalah bentuk pujian dan kemuliaan serta ketaatan manusia terhadap Allah. Namun, ketika berhadapan dengan dunia, manusia paling condong untuk ‘meluhurkan’ egonya. Tugas dan tanggungjawab yang diberikan Allah kalah pamor. Maka, manusia jatuh dalam dosa.

Hari ini, Tuhan Yesus mengusir para ‘pedang anyar’ yang berdagang di dalam Bait Allah, tempat kediaman Allah. Karena kepentingan pribadi, orang lalu menghalalkan segala cara untuk memenuhi kepentingan itu. Allah dipinggirkan dan keinginan manusia dibenarkan. Di sini, kebenaran tidak lagi menjadi pegangan manusia, malah diabaikan, diinjak-injak, bahkan dijadikan sarang penyamun. Maka, sebagai orang yang mengidupi kebenaran itu, Yesus menghentikan arus jual-beli dan transaksi yang terdapat di dalam Rumah Allah.

Saudaraku terkasih, di setiap zaman, setiap tempat, dan setiap hidup pasti terdapat penolakan terhadap kebenaran. Janganlah takut untuk bersikap dan berlaku benar di hadapan orang lain. Meski kamu ditolak karena melakukan yang benar, Allah tidak pernah menolak engkau. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat tak dapat menangkap Yesus karena tak tahu melakukannya. Justru orang banyak menaruh hati dan terpikat kepada-Nya, karena Dialah kebenaran yang dijanjikan Allah kepada manusia.

Hilangkanlah egomu dan kenakanlah senjata Allah, yakni kebenaran itu. Gunakanlah kebebasan yang sudah diberikan Allah itu untuk memilih yang benar. Di sini, Yesus bisa menjadi contoh dan teladan bagi kita. Kalau kita menghidupkan kebenaran, maka bukan saja manusia yang terpikat kepada kita, tetapi terlebih Allah sendiri yang terpikat dengan kita.

Lembah Bantik Pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar