13 November 2012

KITA DIPANGGIL SECARA BERSAMA

Tit. 3:1-7, Luk. 17:11-19


Dalam hidup keyahudian, penyakit kusta memiliki beberapa aspek penting. Orang yang mengalami penyakit ini akan disingkirkan dari kehidupan bersama. Selain itu, ia dianggap berdosa, dan karena itu harus dijauhi. Itulah aspek sosial dan spiritual dari penyakit kusta saat itu. Itu sebabnya, ketika Yesus berjumpa dengan kesepuluh orang yang menderita penyakit ini, Ia mentahirkan mereka karena belas kasihan yang mereka mohonkan dari pada Yesus. Ternyata, mereka punya kerinduan untuk bergabung dengan orang lain yang tidak menderita penyakit ini. Tapi, yang lebih penting dari itu, mereka punya kerinduan yang besar untuk bersatu lagi dengan Allah.

Kusta zaman ini masih ada dan diderita oleh banyak orang. Kusta itu bisa dalam hal menjauhkan diri dari tugas-tugas gereja, menghindari pertemuan-pertemuan dewan paroki atau memang tidak ingin menjadi bagian dari dewan. Yang sepadan dengan itu, menghindari latihan-latihan koor, mengabaikan kepentingan bersama dalam gereja, tidak mau mengambil bagian dalam ibadah bersama di wilayah-wilayah rohani dan seterusnya. Pokoknya, tidak mau berjalan bersama dengan orang lain dalam membangun kerajaan Allah di dunia ini. Maunya, percaya kepada Kristus saja, masuk gereja hari minggu dan selesai, cukup sampai di situ. Jangan harap akan adanya pemberian diri atau pengorbanan bagi kehidupan bersama. 

Saudaraku yang terkasih, Tuhan Yesus menghendaki agar kita semua mengambil bagian dalam keselamatan yang dijanjikan-Nya. Keselamatan itu dapat kita terima kalau kita mau mengambil bagian dalam kehidupan bersama, bersekutu dan mengabdi kepada Allah. Kita dipanggil secara bersama-sama oleh Kristus dan berjalan menuju puncak keselamatan itu dalam kebersamaan pula. Karena itu, kalau ada kerinduan dari dalam hati kita untuk keluar dari lingkaran kebersamaan itu, maka itu berseberangan dengan maksud Kristus. Bukankah Yesus mempertanyakan kesembilan orang lain yang juga telah ditahirkan-Nya? Itu sebabnya, kita diminta untuk berbalik dari kesalahan dan kemalasan kita sama seperti kerinduan yang timbul dari dalam hati kesepuluh orang kusta itu untuk sembuh. Semoga kita tetap hidup dalam kebersamaan. 

LEMBAH BANTIK PINELENG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar