
Flp. 1:18b-26, Luk. 14:1,7-11

Saudara-saudariku
yang terkasih, hari ini Tuhan Yesus menegaskan tentang hal kerendahan hati. Pada
zaman Yesus, kedudukan dan posisi dalam kehidupan bersama sangat dipentingkan. Setiap
tamu yang diundang untuk hadir dalam sebuah pesta seringkali berusaha untuk
duduk di tempat terdepan dalam pesta itu. Mereka berlomba-lomba untuk
memperoleh tempat yang paling depan supaya tidak dihina oleh orang lain. Jadi,
kalau seseorang duduk di tempat yang paling depan akan dilihat sebagai orang
yang terhormat, dari pada orang yang duduk di bagian tengah atau bagian
belakang. Sikap seperti inilah yang dikritik oleh Tuhan Yesus. Ternyata, orang
menghadiri pesta hanya untuk mencari kursi yang paling depan sehingga bisa
dilihat orang banyak. Akan tetapi, Tuhan Yesus menunjukkan kelemahan dari sikap
seperti itu, yakni bisa jadi tuan pesta akan menyuruh orang itu untuk duduk di
bagian tengah atau belakang karena tempat itu disediakan untuk orang yang lebih
terhormat daripadanya. Karena itu, ia sendiri akan mendapat malu sebab ia
berpindah dari tempat terdepan ke tempat yang di tengahnya atau di belakangnya.
Maka, Tuhan Yesus memberi jalan keluar untuk situasi seperti itu. Setiap orang
yang mau menghadiri pesta hendaklah duduk di bagian tengah atau belakang
sehingga tidak mendapat malu. Bisa jadi, orang yang duduk di bagian belakang
akan diminta oleh tuan pesta untuk duduk di bagian depan sehingga ia mendapat
hormat dengan sendirinya, tanpa harus menunjukkan dirinya terlebih dahulu.
Saudara-saudariku
yang terkasih, Tuhan Yesus sebetulnya menggaris-bawahi sikap kerendahan hati
saat berhadapan dengan sesama di sekitar kita. Tuhan Yesus mengajarkan agar
kita tidak boleh menunjukkan diri secara berlebihan sehingga terkesan munafik.
Kita juga tidak boleh memegahkan diri kita sendiri di hadapan orang lain. Sikap
munafik di hadapan orang lain tidak akan mengubah diri kita yang ditutupi.
Sikap sombong di hadapan orang lain hanya akan menjatuhkan diri kita sendiri. Sebab,
baik munafik maupun sombong sama-sama mendatangkan kerugian bagi diri kita
sendiri. Dua sikap ini hanya sebatas memegahkan diri sendiri dibandingkan
dengan Allah. Allah, dalam diri Yesus Kristus, rela merendahkan diri-Nya dalam
peristiwa inkarnasi, sengsara dan wafat-Nya demi meninggikan manusia di hadapan
Allah. Tuhan Yesus rela menderita agar setiap orang yang percaya kepada-Nya
memperoleh keselamatan kekal. Inilah sikap rendah hati yang ditunjukkan oleh
Tuhan Yesus kepada para pengikut-Nya. Tuhan Yesus tidak menyombongkan diri-Nya
di hadapan umum bahwa Dia adalah Putera Allah atau Mesias. Malah dalam banyak
kesempatan, Ia melarang para murid-Nya untuk tidak memberitahukan diri-Nya dan
peristiwa-peristiwa ajaib yang dibuat-Nya demi keselamatan manusia. Semua ini
mau menggabarkan bahwa Tuhan Yesus tidak memegahkan diri di hadapan orang lain.
Ia tidak munafik dan juga tidak sombong. Dengan demikian, sebagai pengikut-Nya,
kita harus hidup seperti Dia, yakni merendahkan diri di hadapan orang lain,
tidak sombong dan berlaku sebagaimana mestinya. Ini berarti, kita wajib
menerima diri apa adanya sehingga sikap munafik dan sombong tidak akan timbul
dari hati kita.
Saudara-saudariku
yang terkasih, santo Paulus dengan bagus menunjukkan bagaimana orang harus
memegahkan diri. Bukan kemunafikan dan kesombongan diri sendiri tapi sebaliknya
memegahkan diri dalam Kristus. Itu berarti, kemegahan diri kita harus
ditempatkan dalam Kristus. Jadi, kalau kita bermegah, harus bermegah dalam
Kristus sebagai penebus kita. Kemegahan itu bisa ditunjukkan dari cara kita
mengimani Kristus. Kita bermegah dalam Kristus berarti kita menunjukkan
kualitas-kualitas sebagai pengikut Kristus sendiri. Kualitas-kualitas itu
adalah hormat terhadap suami, istri, anak dan semua keluarga kita. Di samping
itu, kita juga harus rajin berdoa dan bekerja supaya Allah senantiasa
memberikan berkat dan perlindungan kepada kita. Dan yang paling penting dan
yang ditegaskan oleh Kristus kepada kita hari ini adalah merendahkan diri di
hadapan orang lain, istri, suami, anak dan siapa saja sama seperti Kristus yang
merendahkan diri-Nya untuk kita.
LEMBAH BANTIK PINELENG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar