4 November 2012

KASIH ITU UNTUK ALLAH & SESAMA


Hari ini Tuhan Yesus berhadapan dengan seorang ahli Taurat. Ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus tentang “Hukum yang paling utama.” Yesus menjawab orang itu dengan menunjukkan tindakan Kasih terhadap Allah dan Kasih terhadap sesama. Kepada Allah, orang harus mengasihi-Nya dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi. Dan kepada sesama, orang harus mengasihi seperti dirinya sendiri. Tindakan kasih seperti ini jauh melebihi kurban bakar dan kurban sembelihan yang dibawa ke Bait Allah untuk dipersembahkan kepada Allah. Bagi Tuhan Yesus, persembahan yang paling berkenan kepada Allah adalah mengasihi Allah dan sesama.  Karena itu, Tuhan Yesus menunjukkan bahwa apabila sikap seperti itu yang dihidupi maka manusia tidak akan jauh dari Kerajaan Allah.

Saudara-saudariku yang terkasih, kasih menjadi dasar dari seluruh pewartaan Kritus tentang Kerjaan Allah di dunia ini. Yesus pernah bersabda: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih seorang yang memberikan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya.” Ternyata, kasih harus menjadi landasan atau dasar dari setiap perbuat manusia. Dan kasih yang terbesar itu seperti yang ditunjukkan oleh Yesus sendiri kepada manusia, yakni dengan menyerahkan nyawa-Nya demi menebus dosa-dosa manusia. Yesus mengasihi manusia sampai mati di kayu salib dan dengan itu manusia selamat dari dosa dan kesalahannya. Santo Paulus juga menegaskan hal ini bahwa yang terbesar adalah Kasih bila dibandingkan dengan iman dan harapan. Itu sebabnya, kasih harus diutamakan dan menjadi yang pertama dalam hidup manusia.

Saudara-saudariku yang terkasih, mengasihi Allah haruslah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi manusia. Hati diberikan oleh Allah untuk memikirkan hal-hal baik dan benar dalam hidup manusia. Hati manusia itu selalu terarah kepada Allah dan kebenaran sehingga manusia harus hidup seseuai dengan itu. Demikian juga dengan jiwa manusia. Ia selalu terarah kepda Allah dan mencari Allah. Akal budi manusia juga demikian, haruslah dipusatkan kepada Allah, bukan untuk memikirkan hal-hal jahat. Jadi, dalam hidupnya, manusia harus berusaha untuk menempatkan Allah dalam seluruh aktivitas hati, jiwa dan pikirannya. Dengan begitu, Allah akan berkenan kepadanya. Mengasihi sesama juga penting, sama seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk melihat orang lain sebagai sesama kita. Allah menciptakan manusia sama dan tidak membeda-bedakan. Karena kita tidak boleh memandang sesama sebagai lawan atau obyek. Sebaliknya, orang lain adalah sesama kita dan subyek. Karena itu, perlakukanlah orang lain sama seperti diri kita sendiri.

Saudara-saudariku yang terkasih, mencintai Allah dan sesama adalah kunci utama bagi kita untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kita tidak mungkin masuk ke dalam surga kalau kita sendiri tidak punya kasih kepada Allah dan sesama. Sebagai pengikut Kristus, kita harus hidup seperti Kristus dengan menagamalkan hukum kasih. Kristus telah mengasihi kita sampai wafat di salib maka kita pun harus mengasihi Allah dan sesama seperti yang dipraktekkan oleh Kristus itu. Tidak perlu melihat jauh-jauh. Suami-istri harus saling mencintai. Demikian juga anak dan keluarga lain. Semua itu harus saling mencintai sebagai anggota keluarga. Dengan begitu, kedamaian akan tercipta dalam keluarga itu. Seandainya hanya ada permusuhan dalam keluarga, maka keluarga itu tidaklah harmonis dan akan terpecah belah. Maka marilah kita hidup saling mencintai. Allah lebih dahulu mencintai kita dalam diri Yesus Kristus, maka kita pun harus mengasihi Allah dan sesama kita agar rahmat dan berkat Allah selalu mengalir dalam kehidupan kita. Semopga Demikian... 

LEMBAH BANTIK PINELENG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar