Mari Berefleksi di Siang Bolong

Memang sangat aneh, jika ada orang yang mengatakan
sesuatu agar orang lain melakukannya, namun kemudian dia sendiri bahkan
melupakannya, seolah-olah pikun dan bodoh. Itu berarti, ia mengatakan tapi
sebelumnya tidak memikirkannya. Sebab yang dikatakan itu hanya berlandaskan
pada perasaannya yang kolot dan kerdil. Maka tak heran, orang Minahasa berkata:
“Makang
jo tu perasaan.”
Ada orang yang hidupnya hanya dihantui dengan
perasaannya, tanpa berpikir, seolah-olah hidupnya adalah perasaannya saja,
hingga matipun hanya perasaan. Secara tidak langsung, ia sendiri telah
mematikan kerinduan sang OTAK untuk berpikir. Mbak Sis dan Mas Bro, keduanya
dong. Maka sudah pantaslah orang itu berjalan dalam ketimpangan, padahal jalan
yang dilaluinya rata dan lurus lagi.
Semua itu hendak mengungkapkan “kecelakaan” yang
sedang dideritanya. Dan benarlah bahwa “Mulutnya adalah Harimau” bagi dirinya
sendiri. Karena itu, ia pantas menerima pepatah selanjutnya: “Sudah jatuh,
tertimpa tangga pula.”
Lembah Bantik Pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar