20 Oktober 2012

MELAYANI itu “MENYELAMATKAN,” Saudara...!



Di mana-mana, orang suka menjadi yang “nomor satu.” Orang suka menjadi yang terdepan, terkemuka, dan paling atas daripada yang lain, layaknya seorang yang ikut dalam PEMILUKADA. Ia mau untuk duduk di urutan pertama, bahkan harus menjadi yang terutama. Sesungguhnya, semua itu baik, tapi tidak boleh dengan cara yang tidak wajar untuk memperoleh semua itu. Tuhan Yesus dengan bagus memberikan satu contoh bagaimana orang harus menjadi yang terdepan, itulah menjadi pelayan bagi orang lain. Contoh ini sekaligus menjadi syarat untuk masuk dan duduk bersama-Nya di dalam kerajaan Allah. Lantas, apakah yang membuat banyak orang untuk menolak menjadi pelayan bagi sesamanya? 

Kata pelayan menunjuk pada cara hidup yang berada “di bawah”, tidak mengenakkan dan kadang membuat orang tidak dikenal, sehingga banyak orang tidak menyukainya. Menjadi pelayan restoran, pelayan rumah makan dan sebagainya dianggap pekerjaan orang-orang kelas bawah sehingga dihindari. Tapi, orang tidak menyadari bahwa dari mereka itulah, yang lain memperoleh makanan dan minuman, lezat lagi. Di satu sisi, mereka bekerja untuk uang, tetapi di sisi lain, pekerjaan mereka itu luhur dan berarti bagi orang lain. Sikap melayani, berarti memberi diri secara utuh dan tulus kepada orang lain. Dan memberi diri sendiri berarti, memberi pikiran, tenaga dan waktu untuk setiap orang yang membutuhkannya. Seorang tuan rumah yang baik akan menerima dan menyediakan yang terbaik bagi orang/tamu yang datang ke rumahnya. Ia akan melayani dan memberi dari apa yang dimilikinya. Maka, tamu itu pun akan bahagia dan senang. Baru-baru ini, Joko Widodo (Gubernur Jakarta) menegaskan bahwa rumah orang-orang pinggiran tidak boleh digusur, sebab dari orang-orang inilah kebersihan kota dan taman tetap terjaga. Pelayanan mereka sungguh memberi dampak kepada yang lain.

Umat beriman yang terkasih, beberapa saat sebelumnya, para murid Yesus berdiskusi tentang siapa yang terbesar dan terkecil dalam kerajaan surga. Hari ini, dua murid Yesus, Yakobus dan Yohanes datang dan meminta agar mereka diperkenankan untuk duduk di sisi kiri dan kanan Yesus suatu kelak di surga. Keinginan menjadi yang terdepan dan teratas muncul lagi hari ini. Memang, kedua murid itu dapat minum dari cawan yang diminum Yesus dan dibaptis dengan baptisan yang diterima Yesus, tetapi soal duduk di sebelah kiri atau kanan akan diberikan bagi mereka tempat itu disediakan. Maka, Yesus menunjuk syarat untuk memperoleh tempat itu kepada mereka. Itulah tindakan melayani. Siapa yang ingin menjadi yang terbesar atau terutama atau teratas, haruslah melayani, sama seperti Kristus melayani orang lain. Cara Kristus melayani adalah dengan mewartakan kerajaan Allah, menderita sengsara, dan wafat di salib, kemudian bagkit pada hari yang ketiga. Itulah tindakan melayani yang telah dibuat oleh Kristus. Semua itu, dibuat oleh Kristus kepada setiap kita yang hinda dina, dan berdosa ini. Itu sebabnya, kitapun selamat di dalam Dia. 

Kita diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk hidup ‘bersama-sama’ dengan orang lain. Maka, tindakan melayani itu sangat diperlukan. Bahkan, melayani itu adalah identitas kita, apalagi sebagai orang Kristiani. Dari sebab itu, kalau kita sudah diberikan kesempatan untuk hidup, maka kita perlu membangun hidup itu sndiri dengan cara melayani orang lain dengan sungguh, tulus, ikhlas, jujur dan seterusnya. Kristus telah menunjukkan itu, maka sebagai pengikut-Nya, kita wajib meniru dan melaksanakannya juga. Dengan begitu, orang lain ‘selamat’ dan kita memperoleh tempat di surga.


Lembah Bantik Pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar