Jauh sebelum Yesus berbicara tentang
pertentangan yang dibawa-Nya ke dunia, Simeon, seorang yang benar dan saleh
yang menantikan penghiburan bagi Israel, duduk di Bait Allah, telah meramalkan
apa yang akan dibuat oleh Yesus di dunia ini. Itulah pertentangan yang hari ini
dimaklumkan oleh Yesus. Itu berarti, Yesus datang untuk membawa pemisahan di
antara manusia. Pemisahan ini dimulai dari kabar keselamatan yang diwartakan
Yesus sendiri. “Bertobatlah, sebab kerajaan Allah sudah dekat.” Inilah kabar keselamatan itu.
Maka manusia diperhadapkan dengan pilihan, memilih kerajaan Allah atau tetap
bertahan dalam dosa dan kesalahannya. Sudah pasti bahwa kerajaan Allah itu
menyelamatkan, sebaliknya dosa dan kesalah mengantar manusia pada jurang maut. Dengan
kehendak bebasnya, manusia diminta untuk memilih salah satu dari antara dua hal
itu. Dari sini, pertentangan itu hadir dalam diri manusia. Ada yang menolak
kabar keselamatan itu, namun ada pula yang menerimanya dan menaruh harapan pada
Yesus demi keselamatannya.

Di samping itu, api adalah
simbol untuk menjelaskan kasih Allah kepada manusia. Dalam banyak kesempatan,
api disebutkan sebagai pembakar, penghangat, dan terlebih sebagai Roh Kudus
yang kemudian memberi semangat dalam diri manusia. Roh itulah yang mengobarkan
semangat manusia untuk menampilkan diri sebagai umat pilihan Allah. Inilah yang
secara nyata turun ke atas para rasul ketika berkumpul di sebuah rumah, saat
setelah Yesus naik ke surga. Api Roh Kudus dijanjikan Yesus sebagai daya yang
menguatkan para rasul untuk terus mengabarkan warta keselamatan kepada semua
orang. Mulai dari Yerusalem sampai ke tanah Yudea dan sampai ke ujung bumi. Dan,
mulai dari saat itu, para rasul secara resmi dilantik oleh Allah sebagai
pewarta Kristus yang masih hidup. Kepada mereka Yesus memberi mandat perutusan dan
perjuangan untuk tetap mendirikan dan serta membangun kerajaan Allah di dunia
secara nyata. Pertentangan yang dibawa oleh Yesus dan kemudian dilanjutkan oleh
para rasul itu masih terasa saat itu, bahkan sampai saat ini pun.
Umat Katolik yang terkasih, sengsara,
wafat dan kebangkitan Yesus adalah puncak dari keselamatan manusia. Kematian-Nya
menjadi kemenangan bagi kita. Ada ketegangan dan perdebatan antara kematian
Yesus dan kematian kita, namun satu hal yang pasti Yesus mati karena dosa-dosa
manusia. Dalam ketaatan-Nya kepada Bapa, Yesus berani menerima hukuman salib
yang bagi manusia merupakan sebuah derita yang patut ditanggung Yesus karena
warta kerajaan Allah yang dibawakan-Nya. Inilah akhir dari pertentangan itu,
bahwa Yesus harus mati karena penolakan manusia atas diri-Nya. Akan tetapi,
dari situlah Yesus mengubah derita dan kematian menjadi suatu kebangkitan. Pemahaman
manusia sebelumnya seakan tak ada dasarnya ketika kematian Yesus dilihat
sebagai penebusan atas dosa manusia. Derita, kematian dan kebangkitan Yesus
menjadi api cinta kasih Ilahi yang mengobarkan semangat Yesus untuk
menyelamatkan manusia. Dengan begitu, manusia memang selamat. Kematian manusia
adalah kematian Kristus juga, sehingga menusia turut diselamatkan.
Umat Katolik yang terkasih,
santo Paulus berdoa kepada Allah supaya kita dapat memahami betapa kasih
Kristus itu melimpah, betapa
lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus itu. Hanya
dari Kristus, kita memperoleh keselamatan kekal. Zaman ini ditandai dengan
penolakkan terhadap Kristus. Banyak yang menganggap Kristus itu bukanlah Allah.
Banyak yang menganggap Kristus hanyalah seorang nabi, dan banyak juga yang
menganggap Kristus tak ada gunanya. Namun demikian, melalui sengsara, wafat dan
kebangkitan-Nya, manusia memahami rencana Allah yang luhur dan mulia dan memperoleh
keselamatan kekal. Pengingkaran terhadap Kristus hanya membuat orang berjalan
menuju jurang maut. Penyangkalan terhadap Kristus hanya membuat manusia tetap
berada dalam dosa dan kesalahannya. Masih ragukah kamu akan Kristus? Seharusnya
kamu berbangga karena punya Kristus, Saudara.
LEMBAH BANTIK PINELENG 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar