20 September 2012

Mengapa kita harus mendengarkan orang lain?

Ada seorang anak laki-laki berumur 10 tahun dibunuh oleh ayahnya sendiri karena kebodohan sang ayah. Sang ayah meniadakan nyawa puteranya itu hanya karena puterannya menanyakan mengapa ayahnya jarang di rumah. Sang ayah tak dapat menahan emosinya ketika pertanyaan yang sama ditujukan kepadanya berulang-ulang kali. Sampai suatu ketika, sang ayah berada dalam keadaan mabuk berat, segera menggengam pisau dan menikan puteranya sendiri. Kejadian itu selalu menghantui hidup dari ayah itu. Ayah itu sering ketakutan oleh bayang-bayang anakanya yang sering datang kepadanya.
 
Injil hari ini bercerita tentang Herodes yang membunuh Yohanes Pembaptis, saudara sepupu dari Yesus. Karena Yesus terkenal dengan mujizat-mujizatNya maka Herodes teringat kembali akan Yohanes Pembaptis yang juga terkenal dan yang telah menegur Herodes karena telah menceraikan istrinya dan menikahi iparnya sendiri. Teguran Yohanes itulah yang membuat hati Herodes menjadi marah dan membunuh Yohanes Pembaptis. Perbuatan Herodes adalah perbuatan dosa karena menceraikan istrinya dan menikahi iparnya sendiri. Dalam tradisi Yahudi, hal itu sangatlah dilarang dan menjadi pegangan bagi mereka sampai saat ini. Untuk itu, nyawa Yohanes Pembaptis hilang dan dosa Herodes bertambah karena membunuh orang yang tidak bersalah.

Peristiwa ini sekaligus menunjuk kepada fungsi Yesus kelak sebagai Hakim, juga menunjuk kepada fungsi Yesus sebagai Gembala bagi para murid Yohanes yang hidup melayani kebenaran. Selama orang belum mengakui dosa-dosanya di hadapan Yesus dan menerima pembaruan hidup dari-Nya, orang akan tetap hidup dalam bayang-bayang hukuman Allah. Hati nurani yang belum mengalami pengudusan akan terus berfungsi sebagai alat penghakiman Allah yang menunjuk kepada Hari penghakiman akhir kelak.
Kisah ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita orang yang memiliki iman terhadap Yesus. Bahwa jika kita memiliki kesalahan dan ditegur oleh orang lain, janganlah kita menolak teguran itu, malahan kita harus melihatnya sebagai suatu tindakan yang menyelamatkan kita dari dosa dan menjauhkan kita dari kesalahan. Yesus adalah Hakim yang abadi, Ia akan menanyakan semua perbuatan kita kelak jika kita bertemu denganNya di surga. Karena itu, perbuatan yang hendak kita tampilkan di dunia ini haruslah perbuatan yang sesuai dengan kehendak dan rencana Allah sendiri.
Lembah Bantik Pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar