Ada seorang anak laki-laki berumur 10 tahun dibunuh oleh ayahnya
sendiri karena kebodohan sang ayah. Sang ayah meniadakan nyawa puteranya
itu hanya karena puterannya menanyakan mengapa ayahnya jarang di rumah.
Sang ayah tak dapat menahan emosinya ketika pertanyaan yang sama
ditujukan kepadanya berulang-ulang kali. Sampai suatu ketika, sang ayah
berada dalam keadaan mabuk berat, segera menggengam pisau dan menikan
puteranya sendiri. Kejadian itu selalu menghantui hidup dari ayah itu.
Ayah itu sering ketakutan oleh bayang-bayang anakanya yang sering datang
kepadanya.
Injil hari ini bercerita tentang Herodes yang membunuh
Yohanes Pembaptis, saudara sepupu dari Yesus. Karena Yesus terkenal
dengan mujizat-mujizatNya maka Herodes teringat
kembali akan Yohanes Pembaptis yang juga terkenal dan yang telah
menegur Herodes karena telah menceraikan istrinya dan menikahi iparnya
sendiri. Teguran Yohanes itulah yang membuat hati Herodes menjadi marah
dan membunuh Yohanes Pembaptis. Perbuatan Herodes adalah perbuatan dosa
karena menceraikan istrinya dan menikahi iparnya sendiri. Dalam tradisi
Yahudi, hal itu sangatlah dilarang dan menjadi pegangan bagi mereka
sampai saat ini. Untuk itu, nyawa Yohanes Pembaptis hilang dan dosa
Herodes bertambah karena membunuh orang yang tidak bersalah.
Peristiwa ini sekaligus menunjuk kepada fungsi Yesus kelak sebagai
Hakim, juga menunjuk kepada fungsi Yesus sebagai Gembala bagi para murid
Yohanes yang hidup melayani kebenaran. Selama orang belum mengakui
dosa-dosanya di hadapan Yesus dan menerima pembaruan hidup dari-Nya,
orang akan tetap hidup dalam bayang-bayang hukuman Allah. Hati nurani
yang belum mengalami pengudusan akan terus berfungsi sebagai alat
penghakiman Allah yang menunjuk kepada Hari penghakiman akhir kelak.
Kisah ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita orang yang memiliki
iman terhadap Yesus. Bahwa jika kita memiliki kesalahan dan ditegur oleh
orang lain, janganlah kita menolak teguran itu, malahan kita harus
melihatnya sebagai suatu tindakan yang menyelamatkan kita dari dosa dan
menjauhkan kita dari kesalahan. Yesus adalah Hakim yang abadi, Ia akan
menanyakan semua perbuatan kita kelak jika kita bertemu denganNya di
surga. Karena itu, perbuatan yang hendak kita tampilkan di dunia ini
haruslah perbuatan yang sesuai dengan kehendak dan rencana Allah
sendiri.
Lembah Bantik Pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar