Kemiskinan sangat dekat dengan penderitaan. Bahkan ada yang dengan
berani menganggap bahwa kemiskinan adalah akar dari penderitaan itu.
Tapi siapa sangka, justru bagi Yesus, itulah sumber kebahagiaan sejati.
Dalam kemiskinan, orang diajak untuk selalu mencari dan mencari. Dan
yang paling sering dicari adalah Tuhan. Karena mereka akan selalu
berseru kepada Tuhan. Sedangkan kekayaan, kadang (bahkan sering) menarik
orang untuk melupakan Tuhan.
Lukas menempatkan kemiskinan dan kekayaan sebagai hal sentral dari teks Injil hari ini. Kalau sebelumnya, orang memandang jahat akan kemiskinan, kini Lukas ingin memberi penekanan pada Yesus sebagai Tuhan yang memberi kepuasan atas dahaga manusia. Yesus dilihat sebagai pusat dari hidup manusia, bukan kekayaan yang sebetulnya mendatangkan penderitaan.
Orang bilang, di mana-mana ada orang miskin (yang tidak punya apa-apa) namun tetap bahagia dan menunjukkan sikap yang benar. Sebaliknya, ada orang yang juga bilang bahwa orang kaya (yang sudah punya banyak harta) namun masih saja gelisah dan gelisah, apalagi khwatir. Karena itu, pusatkanlah perhatianmu pada Tuhan Yesus dan kemiskinanmu akan mendatangkan kebahagiaan dan kamu akan masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Lukas menempatkan kemiskinan dan kekayaan sebagai hal sentral dari teks Injil hari ini. Kalau sebelumnya, orang memandang jahat akan kemiskinan, kini Lukas ingin memberi penekanan pada Yesus sebagai Tuhan yang memberi kepuasan atas dahaga manusia. Yesus dilihat sebagai pusat dari hidup manusia, bukan kekayaan yang sebetulnya mendatangkan penderitaan.
Orang bilang, di mana-mana ada orang miskin (yang tidak punya apa-apa) namun tetap bahagia dan menunjukkan sikap yang benar. Sebaliknya, ada orang yang juga bilang bahwa orang kaya (yang sudah punya banyak harta) namun masih saja gelisah dan gelisah, apalagi khwatir. Karena itu, pusatkanlah perhatianmu pada Tuhan Yesus dan kemiskinanmu akan mendatangkan kebahagiaan dan kamu akan masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar