Akan tetapi, bagi Yesus, sabat haruslah dimengerti dengan baik dan benar. Aturan dapat saja ditegakkan tetapi haruslah disesuaikan dengan situasi yang dihadapi pada saat itu. Jilka seseorang lapar dan makan, itu adalah suatu pembebasan bagi dirinya, sebab ia dapat bebas dari lapar yang mengancam dirinya untuk mati. Inilah arti pembebasan itu. Bahwa ia dibebaskan dari kematian yang sia-sia jika ia tidak makan. Sama seperti Musa dan para pengikutnya yang lapar dan makan roti yang dikhusukan bagi para Imam. Pembebasan hendaknya tidak dipandang sebatas aturan Sabat itu, melainkan harus menyentuh tatanan hidup manusia sebagai subjek yang mengarahkan dirinya pada Tuhan. Hidup diberikan oleh Tuhan, sehingga harus dipelihara. Inilah bentuk Sabat kita kepada Tuhan.Inilah cara kita berrelasi dengan Tuhan, jika kita berada dalam situasi darurat seperti itu. Demikian, kita menghargai hidup kita sendiri.
Kita boleh saja berpuasa (bacaan sebelumnya), tapi jangan sampai puasa mengakibatkan kerugian bagi hidup kita. Artinya, jika kita hendak menyelamatkan nyawa kita, maka puasa dapat saja ditiadakan. Dengan demikian, Sabat perlu dilaksanakan dengan baik dan benar, sesuai dengan situasi hidup. Manusia memang membutuhkan pembebasan, namun pemebebasan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan dan sesama.
Lembah Bantik Pineleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar