27 Februari 2015

II : Aku Harus Memanggul Salib Penderitaan



*Untuk direnungkan...

Hukuman mati yang kuterima adalah ganjaran atas kesalahanku,kedosaanku dan kedurhakaanku terhadap Tuhanku, Yesus. Jalurnya jelas, mulai dengan memikul salib ini menuju Golgota kemenangan. Barangkali, dalam arti yang sesungguhnya, mengangkat dan meletakkan salib di pundakku lalu berjalan adalah bagian hidup yang terindah.

Salib ini kunamakan salib penderitaan; berat dan berat, seberat sesuatu yang sulit untuk diangkat, apalagi dipikul. Tapi aku tak bisa keberatan apalagi menolaknya. Aku siap untuk memanggul dan berjalan bersama Yesus, Tuhanku.

Kusadar, ketika aku “harus memanggulnya” aku juga harus meninggalkan “beban” hidup. Beban derita yang telah lama memperparah hati, pikiran dan seluruh tubuhku. Beban yang kuangkat untuk mempermalukan diriku sendiri bahwa selama ini aku salah melangkah.

Keharusan memanggul salib penderitaan adalah keberanian untuk meninggalkan beban hidup yang kotor, yang tak layak di hadapan Yesus, Tuhanku. Maka penderitaanku akan menjauh dariku. Menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru, baru di dalamNya. Namun, ini barulah awal, awal yang baru. 

Doaku, Tuhan, letakkanlah salibku di atas pundakku supaya aku dapat merasakan pahitnya dosa yang selama ini kulakukan. Tanamkanlah dalam diriku keberanian untuk setia memanggul salib derita ini supaya aku dapat sampai pada Golgota kemenangan. Semoga aku didapati bergembira, bergembira karena dosaku pergi sebab usahaku memanggulnya. Bantulah aku Tuhan karena akuini lemah dan tak berdaya.

***
Saldoku, Fr. IEF (Mengasihi Allah Tritunggal Mahakudus,Mengasihi Gereja Katolik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar