21 Februari 2015

I : Aku Dijatuhi Hukuman Mati




*Untuk direnungkan...


Kemarin aku hanya menjadi "penonton setia" bagi Yesus yang memikul salib dosaku. Aku seperti tak tahu malu, hanya menonton Tuhanku menderita sengsara menuju Golgota, tempat tengkorak, tempat para penjahat dihukum. Karena malu, kuingin menghapuskan malu itu. 

Maka, hari ini, dalam sesalku yang dalam atas dosaku yang menyebabkan Tuhanku menderita, aku ingin mengambil salib itu dari bahuNya. Akulah yang harus memikulnya, bukan Dia! Aku tak boleh menjadi "penonton setia" bagi Tuhanku. Kuingin berbisik di telingaNya, "Tuhan, biarlah Aku memanggul salibku ini." 

Salib sudah pasti merupakan tanggungjawabku. Kelemahanku sebagai manusia "memaksaku" untuk berjuang dalam jalan salib ini. Kuingin dijatuhi hukuman mati sama seperti Tuhanku, Yesus. Aku ingin mati bersama semua dosa dan pelanggaranku ini. Memang sepatutnyalah aku menerima hukuman ini sebagai ganjaran atas tindak tandukku yang selalu melawan kehendak dan rencanaNya. 

Hukuman itu terungkap dalam jalan sengsara, jalan derita, jalan pengosongan diri. Aku tidak akan sampai pada pengalaman mati kalau tidak menelusuri lorong-lorong, jalan-jalan yang menanjak bersama salibku. Hukuman itu kuterima sebagai pengalaman penyerahan diri kepada ALLAH, kepada Dia yang menciptakan aku. 

Bahwa aku ingin belajar untuk mati bersama Tuhanku, Yesus. Maka hukuman itu kuterima dengan kesungguhan hati, tanpa keberatan, dan tanpa keluh kesah keluar dari diriku. Ini keputusan yang sulit namun, akhirnya, pasti membawaku kepada keselamatan di dalam Dia, Tuhanku, Yesus. 

Doaku, Tuhan, hukumlah aku karena aku terlalu berdosa terhadapMu. Aku terlalu mengandalkan kemampuanku sendiri tanpa sadar dan percaya bahwa Engkaulah yang Mahakuasa, Pencipta dan Penyelamatku. Bunuhlah dosa-dosaku dan sertailah aku dalam jalan sengsara, jalan derita, jalan pengosongan diri ini. Kuingin berziarah ke hadiratMu dengan jalan ini sambil memikul salib ini. Kiranya aku boleh mati bersama Yesus yang menyelamatkanku.

***
Saldoku, Fr. IEF (Mengasihi Allah Tritunggal Mahakudus, Mengasihi Gereja Katolik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar