25 Oktober 2013

ANTARA KEMATIAN, YESUS, DAN PERTOBATAN

Kawan, setiap orang, pada akhirnya akan 'bertemu' dengan satu hal ini, "kematian." Tidak ada orang yang lolos dari hal/peristiwa itu. Namun demikian, kematian bukanlah suatu kemalangan bagi manusia, bukan juga suatu kesalahan yang sedang dan akan menimpa semua manusia. Kamatian lebih merupakan cara Allah mengubah hidup dari kefanaan menuju keabadian. Kamatian adalah pengalaman kembalinya manusia kepada Allah yang abadi, yang transenden. Saat itu, manusia bersatu dengan Allah.

Kalau kematian manusia merupakan kembalinya manusia kepada Allah atau bersatunya manusia dengan Allah, maka hidup adalah 'jaminan' atau cara yang dipakai Allah untuk menjadikan manusia sebagai anak-anak-Nya dan kelak (saat mati) memanggil mereka kembali kepada-Nya. Lantas, hidup yang bagaimanakah yang menunjukkan bahwa manusia itu memang anak-anak Allah? Jawabannya, hidup yang didasarkan pada cara hidup Yesus Kristus, Putera Tunggal Allah yang Mahakudus.

Yesus inilah yang menjadi Allah yang hidup dan menyertai manusia dengan cara manusia pula. Ia adalah Allah yang mengunjungi manusia supaya manusia dapat 'melihat'-Nya, 'mengikuti'-Nya, 'meniru'-Nya, dan 'mendengarkan'-Nya serta 'menjadi murid'-Nya. Ia menjadi manusia sama seperti kita, namun bebas dari dosa, supaya kita percaya kepada-Nya dan bersama-sama berjalan menuju Allah. Puncaknya terlaksana sepenuhnya pada peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.

Tugas perutusan Yesus yang berujung pada keselamatan manusia itu memantulkan kesaksian dan pewartaan tentang-Nya serta refleksi iman yang dalam oleh para rasul dan Gereja hingga saat ini. Bahwa ternyata, kematian-Nya memberi makna baru bagi manusia yang juga pada hakekatnya telah dan akan mati. Kematian manusia itu serupa dengan Kristus yang pada akhirnya akan naik ke surga dan duduk di sisi kanan Allah Bapa. Yesus berkuasa atas kematian sehingga Ia membangkitkan yang telah mati, mengalahkan maut dan melepaskan manusia dari dosa.

Banyak hal yang boleh dipetIk dari karya penyelamatan Allah dalam diri Kristus itu. Salah satu di antaranya dan yang paling penting ialah PERTOBATAN. Bagi kita yang masih hidup, pertobatan menjadi hal wajib, yang mesti dilakukan setiap saat supaya kematian kita tidak disertai dengan dosa. Memang kita hidup tapi sebetulnya kita sedang mati karena diliputi, dihantui dan dilumuri dengan dosa. Yesus berkata "Bertobatlah, Kerajaan Allah sudah dekat."

Kalau begitu, hidup kita yang terus dibaharui dengan pertobatan adalah jaminan keselamatan kita. Kita yang mengikuti cara hidup Yesus akan memperoleh kebahagiaan kekal bersama Allah Bapa di surga. Lebih dari pada itu, kematian kita sungguh bukanlah suatu kemalangan atau kesalahan, melainkan cara Allah membaharui hidup kita. Jadi, kematian kita akan sangat bermakna bila sebelumnya, selama hidup di dunia, diisi dengan pertobatan yang terus-menerus. Karenanya, kita hidup untuk selama-lamanya dalam kebahagiaan bersama Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus di surga.

Salam Kasih Kristus
Fr. Ignasius Fernatyanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar