Situasi zaman ini
memperlihatkan banyak persoalan yang sulit untuk diselesaikan. Masalah,
penyakit, pergumulan, peperangan, perselisihan, dan seterusnya. Semuanya
menjadi ‘api’ bagi manusia. Manusia sulit untuk menemukan air yang
memadamkannya. Kemampuan manusia sendiri tidak bisa diandalkan. Ia lalu
mencari-cari ke mana-mana dan berusaha menemukan jalan keluarnya, namun yang
didapatnya hanyalah kebuntuan. Hidup terasa semakin sulit!
Para sahabatku yang
terkasih, dosa sesungguhnya hanya mendatangkan kepahitan bagi manusia. Dosa
hanya berakhir pada penderitaan yang menyengsarakan. Bersatu dengan dosa
berarti bersatu dengan maut. Dalam keadaan seperti itu, damai sejahtera menjadi
hal yang mustahil untuk diperoleh. Namun demikian, Tuhan tidak membiarkan
manusia untuk terus menderita karena dosa. Sebaliknya, Ia meninggalkan singgah
sanaNya demi menyelamatkan manusia.
Satu-satunya cara yang
dapat memungkinkan manusia untuk memperoleh damai sejahtera adalah tunduk
kepada Tuhan yang rela mati di kayu salib. Ia mati bukan untuk suatu
kesia-siaan belaka, melainkan untuk menghapus dosa-dosa manusia. Ia ingin
membebaskan manusia dari api penderitaan yang tidak bisa diselesaikan sendiri
oleh manusia. Untuk itulah Ia datang ke dunia. Untuk itulah Ia rela menderita
dan mati di kayu salib. Tuhan manusia adalah Tuhan yang luar biasa.
Para sahabatku yang
terkasih, tunduk kepada Dia yang datang kepada kita berarti membuka diri untuk
bertobat. Hanya pertobatan yang memungkinkan kita untuk memperoleh damai
sejahtera itu. Tak usahlah berkompromi dengan dosa sebab akhirnya
menyengsarakan. Berkompromilah dengan Tuhan yang datang sebagai manusia.
Ingatlah bahwa dosa tidak bisa dibayar dengan emas atau perak, melainkan dengan
Darah Anak Domba Allah. Dengan Dia, kita memiliki kepastian untuk tinggal dalam
damai sejahtera Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar