13 Juni 2013

HATI & PIKIRAN MENJADI SUMBER “KATA-KATA” - KALAU BEGITU, ‘KEDUANYA’ HARUS BERSIH


Antonius dari Padua adalah seorang imam yang diangkat menjadi santo dalam Gereja Katolik. Ia memiliki keunggulan dalam berkhotbah. Dan, dengan khotbahnya, banyak orang menjadi pengikut Kristus dan menemukan jalan hidup yang sebenarnya. Dari kekafiran menuju hidup yang didasarkan pada doa dan kurban. Seluruh hidupnya dibaktikan hanya kepada Tuhan. Atas semuanya itu, ia diperhitungkan sebagai seorang gembala sebagaimana Yesus Kristus yang adalah Gembala yang baik.

Kata-kata sifatnya mengajar dan menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu atas hidupnya. Sumber utama kata-kata yang keluar dari mulut seseorang adalah hati dan pikirannya. Ada hati yang bersih, jerni, tenang dan damai, tapi ada pula yang tidak. Ada pikiran yang jernih, terbuka, dan terdirik, tapi ada pula yang tidak. Semuanya itu turut mempengaruhi setiap kata yang dikeluarkan dari mulut seseorang. Setiap orang dituntut untuk menjadikan hati dan pikirannya sebagai sumber nilai yang baik.

Hari ini Tuhan Yesus berbicara juga tentang kata-kata yang keluar dari mulut seseorang. “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.” Bukan saja orang yang membunuh yang diserahkan ke dalam neraka, melainkan juga mereka yang berkata-kata secara tidak benar terhadap orang lain.

Bagi Yesus, bukan saja tindakan membunuh yang menyebabkan orang menjadi mati atau memang terbunuh, tetapi juga dengan kata-kata. Kata-kata yang kotor dan tidak sopan bisa menjadi senjata bagi seseorang untuk membunuh orang lain. Kata-kata yang berbau negatif dapat memperlemah gairah hidup orang lain. Karena itu, perlu ada satu tindakan berbalik kepada Allah yang merupakan sumber kata-kata yang baik dan bijaksana. Hati dan pikiran kita akan menjadi bersih apa bila kita mau belajar dari Allah.

Allah adalah Sabda yang menjelma menjadi manusia, yaitu Kristus. Sabda itu adalah kabar gembira, kabar keselamatan dan pedoman bagi hidup orang lain. Tempat Sabda adalah hati dan pikiran manusia. Para pengikut Kristus diminta untuk “mengandung” Sabda itu dalam dirinya, sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Santa Maria, Bunda Allah. Agar dengan demikian, setiap kata yang keluar dari mulutnya sungguh-sungguh merupakan kata-kata yang membangun dan memperteguh orang lain untuk selalu memuji Allah.

Tugas kita sekarang adalah membersihkan hati dan pikiran kita agar Sang Sabda dapat tinggal di dalamnya. Sabda Allah hanya dapat tinggal di dalam hati dan pikiran orang yang bersih dan murni. Sabda itulah yang akan menuntun setiap orang untuk sampai kepada tindakan yang menghidupkan orang lain. Kalau demikian, keselamatan menjadi mungkin. Marilah kita menghidupkan orang lain dengan kata-kata yang baik dan bijaksana. Tentu saja, kata-kata yang baik dan bijaksana itu membutuhkan hati dan pikiran yang bersih dan murni dari kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar