7 Juni 2013

ALLAH MENGASIHI MANUSIA KARENA MANUSIA BERHARGA



Allah merasa penting untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Sebab dosa bukanlah hal yang disukaiNya. Karena itu, meski seorang saja yang berdosa, Ia akan tetap pergi dan mencari. Sama seperti seorang gembala yang mencari dombanya yang hilang. Kehilangan domba itu membuat sedih hati sang gembala sehingga ia merasa penting untuk pergi dan mencari, lalu menemukan domba yang hilang itu. Ketahuilah, gembala itu akan sangat berbahagia kalau ia telah menemukan dombanya yang hilang.

Kita yang berdosa, dipandang Allah sebagai domba yang hilang. Itulah makanya Ia datang mencari kita dan menemukannya. Ia merasa “kurang” ketika kita pergi dan meninggalkanNya. Ia merasa “sedih” ketika kita lebih memilih untuk melakukan yang jahat. Ia pun merasa “tidak lengkap” jika tak ada kita di hadapanNya. Sesungguhnya kita begitu berharga di hadapan Allah. Sukacita Allah akan sempurna jika umatNya berjalan mengikutiNya. Dengan begitu, Allah juga memikirkan keselamatan kita umatNya.

Misteri inkarnasi, Sabda menjelma menjadi manusia, merupakan penghargaan Allah bagi manusia. Ia mencintai manusia dengan HatiNya yang lemah lembut. Misteri itu juga memperlihatkan bahwa Allah adalah Pencipta yang tidak hanya menciptakan tetap terus membimbing GerejaNya yang kudus. Ia menyertai manusia dahulu, kini dan nanti dan sampai selama-lamanya. Mengapa? Karena manusia berharga bagiNya. Penghargaan terhadap manusia itulah yang menjadi sukacitaNya.

Sahabat-sahabatku yang terkasih, Allah tidak pernah meninggalkan manusia sendirian. Justru sebaliknya, Ia senantiasa mendampingi hidup manusia. Semua itu disebabkan oleh kerelaan hati Allah untuk mencintai. Kita menjadi berarti di hadapan Allah karena HatiNya yang Mahakudus, yang mau mengasihi kita. Dia mencari kita ketika dosa berkuasa atas diri kita. Pencarian Allah ini dikarenakan oleh kelembutan hatiNya. Jadi, Allah kita adalah Allah yang punya hati untuk mengasihi kita sendiri.

Allah kita adalah Allah yang menghargai manusia. Penghargaan itu juga ditandai dengan kerelaanNya untuk dipaku pada kayu salib yang hina. Sungguh, penghargaan itu berasal dari hatiNya yang memang mau mengasihi semua orang yang berdosa. Allah tergerak oleh belas kasihan kepada umatNya sehingga Ia mengorbankan diriNya di salib untuk kita. Ia menebus dosa-dosa kita supaya kita menjadi anak-anakNya. Penebusan itu terjadi satu kali untuk selama-lamanya. Kasihilah Allah seperti Ia mengasihi kita.

Selamat merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus! (engga_red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar