10 Maret 2013

KESELAMATAN ITU TERWUJUD DALAM HIDUP MANUSIA

(sebuah refleksi)

Bapa yang baik, yang dilukiskan oleh Lukas dalam Injil hari ini adalah Allah Bapa sendiri, yang bertahkta di dalam kerajaan surga. Anak yang hilang itu adalah manusia yang meninggalkan Allah dan hidup dalam kemewahan dunia. Allah memberikan jaminan kehidupan yang layak kepada manusia, tetapi manusia memboroskan segala miliknya dan melakukan yang jahat di hadapan Allah. Dengan demikian, manusia jauh dari Allah, harapanNya dan rencanaNya yang mulia.

Sebab utama manusia menjadi jauh dari Allah adalah keinginannya untuk meminta bagian dari Allah. Setelah meminta, ia pergi, hidup di dunia, dan menghabiskan semua pemberian Allah itu. Ketika pemberian Allah telah habis dipakainya, ia tak tahu lagi bagaimana mendapatkan pemberian lagi, sedang ia sendiri tidak taat kepada Allah oleh karena sikapnya yang jahat. Entah kepada siapa, tapi yang pasti tak ada orang lain lagi selain menjadi hamba yang hina, yang bekerja kepada orang lain. Ia merendahkan dirinya sendiri oleh karena perbuatan-perbuatannya. Ia benar-benar hilang dari hadapan Allah.

Namun demikian, manusia cukup “pintar” dan karena itu berbalik kepada Allah sebagai sumber segala pemberian. Di dalam Allah, ada pengampunan, ada belas kasih dan ada maaf kepada manusia. Manusia sadar bahwa ia telah hilang jauh dari Allah sehingga ia berusaha untuk menemukan Allah lagi. Itulah sebabnya, ia berbalik kepada Allah dan memohon pengampunan dari padaNya. Allah juga tidak menutup mataNya, atau melipata tanganNya ketika manusia datang kepadaNya. Karena itu ia menerima manusia kalau manusia memang mau bertobat. Yang terpenting ialah manusia menyesali segala perbuatan jahatnya dan berbalik kepada Allah. Dengan begitulah pengampunan diterima dari Allah.

Kalau demikian, keselamatan yang diterima manusia dijalankan secara dialogis, dua arah dan bukan satu arah. Di dalam cara itu, ada Allah dan manusia. Allah memberi pengampunan kepada manusia, dan manusia memperlihatkan sikap tobat dan berbalik kepada Allah. Ini salah satu sikap dan atau cara yang aktif, yang melibatkan Allah dan manusia sekaligus. Kesimpulannya, untuk memperoleh keselamatan, dibutuhkan peranan Allah dan manusia. Jadi, pengampunan yang diberikan Allah adalah keselamatan yang diterima manusia berkat kehendak pribadinya untuk berbalik kepada Allah dan hidup sesuai perintah dan kehendak Allah pula.

Kalau begitu, manusia tidak perlu memisahkan dirinya dari Allah sebab ia tidak akan dapat hidup sendirian. Ia hanya akan menggerutu dan protes akibat situasi hidupnya yang kacau. Hal yang sama dapat dilihat dalam hidup keluarga, masyarakat dan negara. Anak lahir di dalam keluarga. Yang namanya keluarga selalu ada ayah dan ibu serta anak itu. Anak hanya dapat hidup berkat kerja sama ayah dan ibu. Anak tidak dapat berjalan sendiri tanpa ayah dan ibut. Sebaliknya, ia selalu mengharapkan dukungan dari ayah dan ibunya. Demikianlah dapat disebut sebagai keluarga.

Hal yang sama berlaku juga dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga. Di sana harus ada kerja sama dari tiap-tiap keluarga agar ditemukan kedamaian hidup dan kerukunan. Sikap yang sama dapat juga diperlihatkan dalam kehidupan bernegara. Masing-masing elemen masyarakat dalam negara diminta untuk bekerja sama dan memajukan kesejahteraan negara secara bersama. Maka, tidak ada yang berdiri sendiri, malahan saling membutuhkan satu sama lain agar hidup semakin lengkap dan sempurna berkat kerja sama itu.

Sebetulnya, itulah keselamatan yang terwujud dalam kehidupan manusia. Allah dengan tahu dan mau memberikan rahmatNya bagi manusia lewat kerja sama. Kerja sama antara manusia dan Allah, lalu dihidupkan dalam pergerakan manusia sendiri. Itu sebabnya, keselamatan yang diterima manusia itu tidak lagi abstrak melainkan konkrit dan dapat dirasakan oleh manusia sendiri. Sebab pada dasarnya manusia memuji dan memuliakan Allah secara manusiawi. Artinya, dengan cara manusia sendiri, bukan yang lain. Manusia beragama, tetapi ia beragama secara manusiawi.

@kaki bantik pineleng

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar