15 Maret 2013

AH… RASANYA AKU INGIN TETAP HIDUP SAJA



Mas Joko bilang, hidup itu ibarat tembok raksasa Cina. Kelihatan besar dan melelahkan jika ditempuh dengan kaki. Mas Tatang bilang, hidup itu ibarat sepeda kumbang. Namanya kumbang tapi tak dapat terbang sendiri melainkan harus dikayuh. Lain lagi dengan mas Baroto. Dia bilang hidup itu ibarat bunga yang mekar di tepi jalan. Meski di tepi jalan tapi memiliki kualitas keindahan yang memanjakan mata. Entahlah, setiap “mas” memiliki pandangan sendiri mengenai hidup yang mereka miliki saat ini.

Pandangan mengenai hidup itu boleh berbeda atau berlainan namun hidup itu tetap hidup sebagaimana adanya. Yang satu mengatakan bahwa ada peziarahan yang panjang di dalam hidup. Yang satu lagi mengatakan bahwa harus ada usaha di dalam hidup. Yang lain lagi mengatakan bahwa hidup harus didasarkan atas nilai yang terberi. Tembok raksasa Cina, kumbang dan bunga adalah fakta yang berbeda yang ditemukan ketiga orang itu. Namun, tiga hal yang berbeda itu ada dalam hidup yang sama.

Pastilah di antara mereka ada yang memiliki pesimisme dalam hidup itu. Ada yang datar saja dan ada pula yang optimis. Ini adalah perbedaan cara pandang tentang hidup yang dihidupi, tapi harus ada kesamaan, keselarasan dan kekompakan dalam hidup itu juga. Tembok raksasa Cina memang panjang dan kelihatan melelahkan, tetapi ada sepeda kumbang yang bisa dipakai untuk menempuh itu meski harus dengan perjuangan. Sambil bersepeda, orang boleh memetik bunga yang ada di tepi tembok itu.

Kelihatan berbeda dan agak sulit untuk menjalani hidup ini tapi akan terasa gampang kalau hidup itu dipandang dari berbagai aspek. Di satu sisi, hidup itu merupakan ziarah yang panjang, tapi di sisi lain hidup itu sendiri perlu perjuangan. Masih ada satu sisi lagi yang hendaknya diambil yakni mewarnai perjuangan yang panjang itu dengan menanamkan itikad baik, yang enak dipandang mata. Kalau begitu, hidup itu lebih hidup lagi karena memiliki banyak makna yang positif.

Akhirnya, mas Joko, mas Tatang, dan mas Baroto duduk bersama dan membahas persoalan yang mereka geluti itu. Mereka bersedia menggabungkan pandangan-pandangan itu dan menarik satu kesimpulan yang sungguh membangun mental dan gaya berpikir mereka. Dan ternyata, ada kemungkinan besar di mana tembok raksasa Cina perlu ditaklukkan dengan  sepeda kumbang itu sambil memetik setiap bunga yang tertambat di tepi jalan. Ini perpaduan yang begitu menyenangkan dan punya maknanya sendiri.

Kita memang tidak bisa menghindar dari peziarahan hidup yang panjang ini, tapi kita masih memiliki semangat perjuangan yang gigih. Di dalam perjuangan itu, perlu ada penaburan bibit-bibit bunga yang menghasilkan keindahan di dalam hidup. Jadi, kita dihadapkan pada perjalanan hidup yang panjang, namun dibekali dengan daya juang. Dari perjuangan itu, kita pun akan menghasilkan bunga-bunga indah berupa berkat yang diberikan Tuhan kepada kita. Jangan takut untuk hidup!!!

@kaki bantik pineleng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar